- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
100 Tahun Setelah Aku Mati [TAMAT]


TS
kulon.kali
100 Tahun Setelah Aku Mati [TAMAT]
![100 Tahun Setelah Aku Mati [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/08/08/8901141_20160808100843.jpg)
Cover keren By Awayaye
Salam untuk semua warga jagad Kaskus, ane disini adalah newbie se newbie-newbienya, sekian lama menjadi Silent Rider akhirnya ane memutuskan untuk menulis cerita saya.
sebelumnya ane juga permisi dulu sama momod dan sesepuh pinisepuh yang menghuni sub forum SFTH

dan mohon maaf jika banyak salah dalam penulisan cerita ini.
"Kita hidup di dunia yang sama dengan mereka, kita hanya berbeda dimensi dengan mereka, percayalah.. mungkin mereka ada disampingmu sekarang"
Nama saya Rizal panggil saja saya dg nama itu dicerita ini, saya orang jogja tulen, saat ini saya adalah a real man dalam arti saya adalah laki-laki dewasa. Kisahku ini akan menceritakan awal kehidupanku yang bisa dikatakan adalah pil pahit yg harus kutelan, akan banyak air mata yg tertumpah, dan ketakutan yang tergenang, sebaiknya siapkan hati kalian dan jangan parno..
saya Rizal, saya INDIGO !!
Dan kisah saya dimulaii..
....
INDEKS :
PART1
PART2
PART3
PART4
PART5
PART6
PART7
PART8
PART9
PART10
PART11
PART12
PART13
PART14
PART15
PART16
PART17
PART18
PART19
PART20
PART21
PART22
PART23
PART24
PART25
PART26
PART27
PART28
PART29
PART30
PART31
PART32
PART33
PART34
PART35
PART36
PART37
PART38
PART39
PART40
PART41
PART42
PART43
PART44
PART45
PART46
PART47
PART48
PART49
PART50
PART51
PART52
PART53
PART54
PART55
PART56
PART57
PART58
PART59
PART60
PART61
PART62
PART63
PART64
PART65
PART66(6)
PART67
PART68
PART69
PART70
100 TAHUN SETELAH AKU MATI
EPILOG
PART 1 (Teman masa kecil).
apakah kalian pernah main ayunan? saat kecil saya ingat betul ada ayunan yg dibuatkan dar ban bekas oleh bapak saya yg di ikatkan di sebuah pohon nangka, setiap pagi dan sore saya sering main disitu. sendirian karena di tempat tnggalku yg dulu tidak banyak anak seusiaku. sampai suatu hari saat saya tengah bermain ada yang mendorong ayunan pelan, saya menoleh dan dibelakang saya ada seorang anak perempuan seusia saya kala itu. Dia tersenyum dan berkata "aku ikut main yaa, aku sedih main sendiri terus" anak ini memakai baju terusan rok dengan warna putih berenda.
Saya : ayokkk.. Kamu siapa?
Kataku dengan khas suara anak usia 6 tahun..
"Sari"
Saya : oooo ayo main..
Kami pun bermain layaknya bocah tk pada umumnya, Sari ini waktu itu penampilanya sama seprti layaknya anak umur 6tahun biasa, seingatku dulu rambutnya panjang dan kulitnya putih sekali..
Sore menjelang kami dduk2 di dekat ayunan.
sari : pulang yaa.. Ibuku manggil..
Saya : mana?? Aku gak denger?
Sari : kamu belum bisa denger sekarang... Besok main lagi yaa..
sari berlari ke semak2 dan ga tau kemana dia pergi...
Oh iya saat itu saya tinggal di daerah semarang. Karena bapak saya tugas disana sebagai angkatan bersenjata. Tempatnya msh d desa jd rumah2 sdikit berjauhan..
Saya dijemput ibu saya yang muncul dr samping rumah.
Ibu : ayoo rizal mandi dulu,

saya : sama sari bukk
ibu : sari siapa nak?
saya : sari ya sari buk
saya dan ibu saya akhirnya masuk kerumah.
setelah pertemuanku dengan sari perlahannn saya merasa tak hanya keluarga saya yg tinggal disini... hari pertemuan dengan sari adalah hari kamis. selain hari kamis kami tidak pernah bertemu.. pertemuan kamipun brlangsung sudah bberapa minggu.. dan banyak kejadian anehh yg br saya sadari setelah sedikit lebih berumur..
diantaranya sari mennunjukan rumahnya tapi saya gak liat apa2
begitu ibu saya datang sari langsung pergi ngumpet. bahkan ibu saya sempat ikut mencarinya tp tidak pernah ketemu padahal saya yakin dia td dibalik pohon, dia juga sering memakan bunga, ya bunga melati dimakan mentah.
saya jg masih bocah kala itu dan pikiran saya blm sampai jauh.. tidak ada rasa khawatir sama sekali yabg saya tau saya punya teman bermain yang menyenangkan......
berbeda dengan ibu saya. ya beliau mulai khawatirr. ternyata diam2 beliau sering mengintip saya. dan yang mengejutkan beliau berkata tidak melihat apa pun selain saya yg bermain sendiri dan berbicara sendiri !!!
kisah ini tentu juga banyak dialami anak2 dg kemanpuan kusus lain seperti saya pola yg selalu seperti ini, nanti akan saya ceritakan..
hari demi hari berlalu ibu melarang saya bermain lagi dengan sari. tiap saya curi waktu bermain ayunan di hari kamis sari pasti sudah duduk sambil mengayunkan ayunan pelan sambil bersenandung macapat jawa. dan setiap pulang kerumah dan ditanya main dimana saya jawab main sama sari. ibu pasti langsung memarahi saya. saya jg gak tau knp..
saking khawatirnya ibu menyuruh orang untuk mencopot ayunanya dan dipindah ke depan teras depan rumah.. tapi itu tidak membuat saya jera saya masih saja bermain di dekat pohon nangka dan asem jawa di belakang rumah. untuk apa lagi kalau bukan bermain dengan sari..
sampai akhirnya ibu marah besar dan meminta orang utk meratakan dan membersihkan halaman belakang rumah dr pepohonan. awalnya banyak yg gak ngebolehin krna rumah yg di huni kami sekarang adl rumah dinas tua dan pohon2 d belakang rumah jg sangat tua. dan orang yg dimintai tolong jg merasa keberatan. tp bukan ibuk namanya kalau sudah pnya keinginan harus terlaksana. setelah dapat meyakinkan bapak akhirnya pohon2 di halaman belakang ditebang. dan dibuat pelataran dr konblok..
disinilah kisah kelam saya dimulai dan akan berlanjut hingga saya dewasa.



symoel08 dan 111 lainnya memberi reputasi
96
5.4M
9K
Thread Digembok
Tampilkan semua post


TS
kulon.kali
#315
PART 18
Part 18 (semua akan kutanggung)
.
"udah lama kalian?" ujarku kepada Irawan, dina, ani dan susi. sore itu adalah sabtu sore dan hari terakhir kami liburan yang terpaksa liburan kami harus diisi dengan ketakutan..
Susi :"ahhh enggak kok zal, baru aja. eh ris kamu disini juga" kata susi.
saya dan risa baru saja kewarung untuk membeli bahan sembako dan beberapa camilan untuk teman2ku yang memang sehari sebelumnya berniat datang untuk membicarakan hal yang baru saja 3 hari kami lalui..
Risa : "iya nih sus
" kata risa sambil menyalami mereka.
Irawan :"zal,....."
Saya : "iya wan aku paham, duduk2 dulu jangan tegang, semuanya nanti bakal tak ceritain" ujarku sambil mengajak mereka masuk..
Risa :"zal, aku buatin minum dulu ya?" kata risa sambil tersenyum manis padaku, saya hanya mengangguk.
saya menyetel tv sekedar memecah kekakuan, tampaknya mereka sangat syok dengan kejadian di merapi kemarin..
Saya :"kakimu masih sakit sus?" tanyaku sambil melihat kaki susi dengan perban dipergelangan kakinya..
susi : "dikit zal, dan makasih
kamu pahlawan zal
"
Saya :"makasih untuk?"
Susi :"untuk semuanya " jawabnya dengan suara halus..
saya :"haaa?" saya malah makin bingung.
Anii :"gemes aku liat kamu zal, kayak orang gak ngalamin apa2 aja, mukamu itu lho polosnya minta ampunnn pengen tak jitakin" kata ani dengan melotot serem.
Dina :"kamu itu kemaren yang bisa bikin kami rada tenang zal,dari cara kamu cari arah, cara kamu nglindungi kita2 makasih ya, irawan juga makasih ya wan" kata dina menimpali dengan tersenyum.
irawan hanya mematung, mungkin dia belum bisa menerima kejadian di luar nalar itu.
saya : "yahhhh... aku cuma spontan nglakuin itu, gak usah difikirkan. semoa orang juga bakal nglakuin hal yang sama, dan apapun penjelasanku nanti boleh kalian terima atau tidak. terserah kalian, aku gak maksa kalian percaya"
mereka hanya mengangguk. terutama irawan dia tampak antusias sekali. saya mulai bercerita tentang kerajaan merapi itu dan siapa sebenarnya pak jemino dan ibu yati itu. mereka tampak tertegun dengan kenyataan itu dengan hal yang saya jelaskan, masih ada ekspresi ketakutan di wajah mereka.
saya :"jadi gitu ceritanya, monggo aku balikin sama kalian buat percaya apa enggak"
Irawan :"zal, trus gimana kamu bisa tau?" tanya irawan menyelidik
saya menoleh kearah risa yang sudah duduk disampingku, saya mengangkat sebelah alis saya, memberikan sebuah kode padanya, dia mengangguk dan paham apa yang kumaksud.
saya :"well... aku sedikit beda dari kalian, lebih tepatnya aneh. aku punya kelebihan enggak maksudku kutukan lebih tepatnya"
Ani : "zal??"
saya mulai bercerita tentang buruknya masalaluku dengan semua hal yang tidak masuk akal, saya tidak ingin menyembunyikanya lag, biarlah jika mereka ingin tau maka mereka akan tau percuma kututupi juga itu yang sya pikirkan saat itu.
Irawan :"jadi bener dugaanku ya zal, selama ini emang kamu bisa liat kayak gitu.
Saya :"yaa seperti itulah wan, dan buat kalian setelah tau monggo masih mau temenan sama orang aneh kayak aku apa enggak monggo"
Irawan :"tumben omonganmu kayak orang idiot zal?, kamu itu udah kayak sodara buatku jangan bodoh lagi ya " kata irawan menepun pundaku.
saya hanya tersenyum, senang rasanya teman2ku sangat pengertian..
Susi :"kamu hebat zal... bisa sampe sejauh ini, kalo aku mah gak tau gimana idupku kalo kayak kamu"
Saya : "aku cuma menjalani apa yang ditimpakan gusti Allah, keadaanku yg abnormal, kepergian ibu sama bapaku, dan hidupku yang sebatang kara saat ini, semua udah ada jalanya, sakit memang bahkan dulu aku sering mengutuk Tuhan, tapi sekarang aku coba lebih ikhlas dan semua ini akan kutanggung"
lagi2 mereka diam, seperti memikirkan kata2ku barusan.. hening selama beberapa menit dan irawan memcah kebisuan diantara kami.
Irawan : "ahhh kamu ini zal, malah bikin perasaanku gak enak aja, udah nonton tv aja yokkk" saut irawan yang membuat kekakuan obrolan kami mereda..
obrolan kami berjalan dengan biasa lagi, yahhh hanya obrolan2 dan guyonan asal nyablak khas anak SMA.
jam 5 sore, teman2ku pamit untuk pulang,
saya : "sampe besok yaa, pr mu kerjain wan, nyontek muluuu dari dulu
"
Irawan : "yeee. aku kasian sama kamu zal, ntar kesalip sama aku nilaimu hahaha"
Saya :" buktiin aja besok haha"
susi dina dan ani juga berpamitan, sebelum pulang membonceng motor ani susi membisikan sesuatu..
"Risa beruntung punya kamu".
susi kemudian berlalu dengan kaki yang masih pincang sambil tersenyum...
saya menghela nafas... "kayaknya aku yang beruntung sus"gumamku pelan.
saya kembali masuk kedalam rumah, risa sedang membereskan gelas kotor dan membawanya ke dapur.
Saya :"ris..."
Risa :"iya zal gimana?" katanya tanpa menoleh. sambil mencuci gelas.
Saya :"makasih ya, kamu selalu nemenin aku"
Risa :"dan sekarang kamu masih merasa sebatang kara?" tanya nya balik dengan pandangan masih di bak cucian piring.
Saya :"kadang ris, saat kamu gak ada disini"
Risa :"yaa.. dan aku kan selalu ada buat kamu, walaupun aku gak disini"
Risa tersenyum sangat manis, perempuan sempurna gumamku dalam hati. saya membantu risa mencuci beberapa gelas tadi dan menaruhnya di rak piring dan gelas.
Risa :"huaaa, kelar deh, abis ini mau ngapain zal?"
Saya : "abis shalat maghrib sih mau belajar lagi aku ris, kamu mau pulang kapan?"
Risa :"bagus dehh tapi anter aku pulang dulu ya :P"
Saya :"lah? kok tumben, bukanya kamu bawa motor?"
Risa :"ya biarinnn, motorku taroh sini aja, kamu kan belom pernah kerumahku.. Ayahku mau ketemu kamuu"
Saya :"haaa???, mau ketemu buat apa to riz?"
Risa :"ya buat ketemu aja, udahhh ahhh jangan banyak tanya, sekarang ayo sholat trus anter aku pake motormu" kata risa sambil mencet hidung ku keras banget..
Saya :"iya2 wel bawel
"
singkatnya saya sudah berada di garasi dan memanasi motor vespaku, udah berdebu aja nih si butut, ujarku sambil ngelap pespa tua kesayangan almarhum bapak.. saya memang lebih sering keluar dengan sepedaku dari pada memakai motor.
Saya :"Risss... ayo keburu malemm, pintunya kunci semua!"kataku berteriak didepan gerbang
Risa :"iyaaa!!!!, ini rumahmu zal, kok jadi aku yang kamu suruh2?!!!" kata dia gak kalah kenceng, saya cuma cengengesan diatas motor.
Saya :"ayoo dehhh,"
Risa :"ayokkk" kata risa sambil membonceng motorku,
Saya :"udahhh???"
Risa :"udahhh kok
" katanya dengan suara manis
Saya :"ya turun kalo udah
"
dannnn jurus sakit seribu tahun menghujam perutku
Risa :"hiiihhhhhhh ni anak malah ngeselinnn dari tadi... niiii rasaiinnn niiiii, bikin gemesss aku dari tadi" risa mencubitku dengan kekuatan penuhhhhh
Saya :"ee.. iya iya ampunnn lah risss, becanda doanggg lepasin nih sakit niii"
Risa :"bodo ahhhh" serunya sambil mencubit dengan tenaga maksimalnya sebelum dilepas.
Saya :"ris ..."
Risa :"apaa!"
Saya :"bisa mati aku ris kamu cubit terus, biru nihhh"
Risa :"ohhh mau dimatiin sekalian??"
Saya :"ehh enggak.. berangkat yok berangkat" :3
.
.
.
saya beberapa kali ditunjukan arah kerumah risa, tapi ya baru kali ini saya akan kesana..
Saya :"rissss,, bapakmu mau ngapain ketemu aku?"
Risa :"haaa? gak kedengeran"
saya :"bapakkkmu mau ketemu aku kenapa!?? ngapain?"
Risa : "haaa?? Babi apa? mana babinya
Saya : -_-
ini suara pespanya yang kenceng apa dasarnya risa yang budek ya.
Risa :"zal, dari portal itu belok ke kiri ya"
dan akhirnya kami sampai didepan rumah risa, dan didepanku sebuah rumah yang ekstra besar, muke gile ni rumah kayak hotel aja segede ini kah rumah risa?
Pintu pagar risa di bukakan oleh seorang ibuk2,
"makasih buk
" ucapku dengan sopan,
Risa :" ayo zal masuk, mbok makasih ya"
Saya :"ohh iya ris, baru saja turun dari motor didepan pintu kami ditunggu oleh seorang yang tinggi gede, dengan brewok yang dicukur rapi, pawakanya sebesar bapak. tapi kalo bapak wajahnya bersih dari kumis dan jenggot orang itu memiliki bulu wajah yang banyak dengan perawakan yang sangat kekar.
njirrrr.... apa itu ayahnya risa?????
Risa :"yahhhh.. kok tumben didepan pintu?"
ayahnya risa :"nunggu kamu, kenapa jam segini baru pulang?"
Risa hanya menunduk..
Saya :"maaf om saya gak sopan, risa tadi dari rumah saya, saya Rizal, tadi risa bilang om mau ketemu saya" ujarku sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Ayahnya risa :"ohhh,, jadi kamu Rizal, yaudah masuk dulu" ujar beliau dengan suara keras.... glekkk saya memandang risa, risa hanya diam sambil menunduk.. kayaknya galak nih batinku.
saya dipersilahkan duduk diruang tamu yang dihiasi dengan interior yang bagus.. wahhhh saya gak henti2nya kagum dengan rumah ini, jauh banget dengan rumah yang saya tinggali saya membatin dengan takjub.
"nama saya hamzah" beliau memperkenalkan dirinya
Om hamzah :"riza sering cerita tentang kamu, ya kalo saya gapapa risa berteman dengan siapapun, tapi harus tau dulu kamu siapa. rumah kamu dimana ?
Saya :"rumah saya di daerah S****** om, gak jauh dari sini kok.
Om hamzah :"ohhh, trus orang tuamu kerjanya apa?
Saya :"kedua orang tua saya sudah meninggal om, ibuk saya dulu pegawai bank, meninggal tahun 95, kalau bapak saya dulu seorang Tentara AD, baru meninggal sebulan yang lalu, sekarang saya tinggal sendiri " saya menjawab dengan nada suara datar tapi keras, supaya tidak terkesan menyedihkan..
Om hamzah :"trus biaya hidupmu gimana?, siapa yang nanggung?, yang ngurus rumah gimana?" tanya om hamzah dengan menyelidik, tatapan matanya sangat tajam. seperti tatapan mata almarhum bapak saya dulu. saya menghela nafas panjang...
saya :"saya sekarang hidup dari uang pensiun almarhum bapak saya om, ya saya rasa cukup untuk tabungan, dan sekarang sedang cari kerja sambilan untuk biaya oprasional sekolah om.. yaa setidaknya saya masih sangat bersyukur selepas kepergian kedua orangtua saya, saya ditinggali banyak fasilitas om, rumah yang layak, kendaraan dll, saya yakin banyak anak yang tidak seberuntung saya"
Om hamzah hanya terdiam, beliau seperti memikirkan sesuatu..
Om hamzah : "hahahahahaha," beliau malah tertawa, saya bingung dengan tawa itu, apakah ada yang salah dengan omongan saya.
Om hamzah :"maafin saya ya nak rizal, tadi saya pura2 galak cuma mau ngetes kamu aja, ternyata yang diceritakan risa itu gak berlebihan, anak muda kayak kamu bener2 masih ada, hebatt bener2 tangguh anaknya Hartono ini"
saya tertegun...
saya :"om kenal dengan bapak saya?"
Om hamzah :"tentu saja kenal, sapa yang gak kenal lettu hartono, semasa muda dulu almarhum bapakmu dengan saya itu teman akrab, kalo bapakmu itu di AD,kalo saya sekarang tugas di polri, bapakmu itu bukan orang sembarangan semasa hidupnya, gak heran karirnya bagus, ya dan saya juga gak heran kalo anaknya sama tangguhya dengan bapaknya
"
saya :"trimakasih om" ujarku dengan halus..
Risa kemudian datang sambil membawa nampan yang berisi minuman dan makanan ringan.
Risa :"udah yahhh, jangan ngerjain rizal terus ahh" kata risa sambil ngomel dengan ayahnya..
Om hamzah :"hahahha, udah enggak kok, sini ikut duduk kamu nduk"
Om hamzah :"trus gimana rencanamu kedepan le?, setelah ini mau gimana?, maksud saya setelah lulus sma"
Saya :"saya mau melanjutkan pendidikan untuk jadi dokter om" jawabku singkat.
om hamzah :"hemmmm,, berat itu, jadi dokter itu gak gampang biayanya gak murah.. kenapak gak jadi tentara atau polisi aja?, postur tubuh kamu bagus"
saya :"enggak om, dari dulu saya cuma ingin jadi dokter, menurut saya pekerjaan itu semua sama kalau manfaatnya bisa dirasakan banyak orang, untuk biaya saya akan belajar lebih keras lagi om, saya berusaha terus sampe semua bisa saya raih, saya akan berusaha agar dapet beasiswa"
om hamzah :"dan kalo kamu gagal?"
saya :"saya akan coba lagi, jika gagal lagi, maka akan saya coba lagi, kalau beasiswa memang saya gak bisa dapat saya akan cari cara lain om, entah apa itu, tapi saya akan usaha semua akan saya tanggung"
Om hamzah :"dan jika kamu tidak bisa nanggung semua itu?"
saya :"saya juga gak tau om, saca cuma percaya aja, cuma yakin aja"
Om hamzah :"hahahaha, ya ya saya paham, sifat keras kepalamu itu benar2 mrip bapakmu, heh risa, dijaga ni nak rizal, rugi kamu gak dapet dia, hahaha"
Risa :"ihhhh apasih ayah ihhhh :P" kata risa dengan wajah yang tersipu.
Om hamzah :"yaya nak rizal, semoga kamu diberi jalan yang mudah ya, dan saya ikut berduka cita atas kepergian ibu dan bapakmu, tapi itu akaan ada hikmahnya, kamu tunggu saja ya.dan kalau butuh bantuan tolong jangan segan bilang sama saya, bapakmu itu dulu sudah banyak bantu saya . saya tinggal dulu kedalam ya, Risa nak rizal jangan kamu apa2in lho ya hahaha" kata om hamzah dengan suara keras.
Risa :"aku cewek yah -_- harusnya omong kek gitu sama rizal"
saya hanya senyum2 sendiri melihat risa yang salting,
Risa :"zal, kamu dirumah juga cuma belajar kan?, mending disini aja, sama aku, nanti tak ambilin buku, aku tak mandi bentar tapi.. kamu disini aja ya..
saya :"emmm,, aku gak enak ris malem2 disini, "
Risa :"halahhh, kalo bapak udah suka sama kamu kayak gitu nginep pun boleh zal"
saya hanya bisa nurut, dan risa sudah pergi untuk mandi..
saya cuma duduk2 diruang tamu, sesekali membuka handphone saya, mata saya memandang kesebuah ruangan yang luas, tampak foto2 keluarga risa yang difigura tertempel di tembok, ternyata ayah risa tadi sudah berpangkat AKBP, hemmm.. tampak ibu dari risa juga ada disana, cantik sekali bahkan diusianya saat ini difoto itu terlihat masih awet muda, Risa pernah bercerita bahwa ibunya bekerja di KBRI jadi sering berpergian keluar negri.. pantas gak ada disini..
saya merasakan hawa dan aura dirumah ini positif, tidak ada makhluk pengganggu juga hemmm,,
Risa : "maaf ya zal lama" ucap risa yang mengagetkanku
Saya :"egak papa ris ehh..."
gak ada yang aneh dari penampilan risa, dia bertambah cantik dari biasanya, entahlah mungkin karena model rambutnya atau apa saya gak paham.
Risa :"eheheh gak usah segitunya ngilatinya :P mulutnya tutup "
saya :"apasih ris -_- "
Risa :"makanya liatnya biasa aja, aku tau kok aku cantik" kata risa sok imut..
Saya :"iya kamu cantik ris" kataku sambil menerima buku dari tangan risa...
Risa :"apa udah cukup cantik untuk jadi pacarmu?"
glekkk pertanyaan kayak gini membuat saya mati kutu.
Saya :"bahkan terlalu cantik hehe" ucapku dengan garing.
Risa :"zallll"
saya paham ada perkataan yang tertahan dimulut risa,
Saya :"bukanya kemarin kita pernah omong ini ris??"
Risa :"iya zal, aku paham, cumaaa....
Saya :"cuma apa ris?"
Risa :"cuma takut aja kamu sama orang lain, banyak yang suka kamu zal, kamu pinter, juara umum,olahraga juga jago, dan sifatmu jg baik, kayak susi tadi dina, sama ani juga sama tatapan mereka ke kamu itu gak biasa, aku cewek dan aku paham"
saya mulai paham apa yg dimaksud risa. saya hanya mengusap rambutnya pelan tanpa berkata apapun, dan melanjutkan membaca buku.
ckiittttttt,
Saya :"risss, kebiasaan deh kamu, kalo ususku keluar gimana??"
risa :"hihhhh kamu nyebelin bgt sih, masih aja cuek sama aku" tampaknya risa benar serius ngambeknya
saya memegang pundaknya agar berhadapan denganku.
"trus kenapa ris?, bukanya aku pernah bilang aku juga suka kamu?, aku akui ada perasaan lebih ke kamu, hanya saja gak sekarang ris, kamu yang paling mengenalku... tentu paham dengan yang harus fokus aku lakukan, riss.. aku butuh kamu, cuma kamu.. saat semua beres.... aku janji"
.
.
risa menubrukan kepalanya ke bahu depanku dengan pelan..
"jika kamu sudah berjanji, aku cuma bisa percaya dengan janjimu, tepati ya zal, dan selama menunggu waktu itu dateng, aku juga bakal usaha, menjadi pantas buat kamu"..
.
saya mengusap rambut risa...
"berusahalah keras, kalau tidak kamu akan jauh tertinggal dariku"
.
risa mendongakan kepalanya dan wajah kami saling berhadapan,
"aku sayang kamu zal"
.
"udah lama kalian?" ujarku kepada Irawan, dina, ani dan susi. sore itu adalah sabtu sore dan hari terakhir kami liburan yang terpaksa liburan kami harus diisi dengan ketakutan..
Susi :"ahhh enggak kok zal, baru aja. eh ris kamu disini juga" kata susi.
saya dan risa baru saja kewarung untuk membeli bahan sembako dan beberapa camilan untuk teman2ku yang memang sehari sebelumnya berniat datang untuk membicarakan hal yang baru saja 3 hari kami lalui..
Risa : "iya nih sus

Irawan :"zal,....."
Saya : "iya wan aku paham, duduk2 dulu jangan tegang, semuanya nanti bakal tak ceritain" ujarku sambil mengajak mereka masuk..
Risa :"zal, aku buatin minum dulu ya?" kata risa sambil tersenyum manis padaku, saya hanya mengangguk.
saya menyetel tv sekedar memecah kekakuan, tampaknya mereka sangat syok dengan kejadian di merapi kemarin..
Saya :"kakimu masih sakit sus?" tanyaku sambil melihat kaki susi dengan perban dipergelangan kakinya..
susi : "dikit zal, dan makasih


Saya :"makasih untuk?"
Susi :"untuk semuanya " jawabnya dengan suara halus..
saya :"haaa?" saya malah makin bingung.
Anii :"gemes aku liat kamu zal, kayak orang gak ngalamin apa2 aja, mukamu itu lho polosnya minta ampunnn pengen tak jitakin" kata ani dengan melotot serem.
Dina :"kamu itu kemaren yang bisa bikin kami rada tenang zal,dari cara kamu cari arah, cara kamu nglindungi kita2 makasih ya, irawan juga makasih ya wan" kata dina menimpali dengan tersenyum.
irawan hanya mematung, mungkin dia belum bisa menerima kejadian di luar nalar itu.
saya : "yahhhh... aku cuma spontan nglakuin itu, gak usah difikirkan. semoa orang juga bakal nglakuin hal yang sama, dan apapun penjelasanku nanti boleh kalian terima atau tidak. terserah kalian, aku gak maksa kalian percaya"
mereka hanya mengangguk. terutama irawan dia tampak antusias sekali. saya mulai bercerita tentang kerajaan merapi itu dan siapa sebenarnya pak jemino dan ibu yati itu. mereka tampak tertegun dengan kenyataan itu dengan hal yang saya jelaskan, masih ada ekspresi ketakutan di wajah mereka.
saya :"jadi gitu ceritanya, monggo aku balikin sama kalian buat percaya apa enggak"
Irawan :"zal, trus gimana kamu bisa tau?" tanya irawan menyelidik
saya menoleh kearah risa yang sudah duduk disampingku, saya mengangkat sebelah alis saya, memberikan sebuah kode padanya, dia mengangguk dan paham apa yang kumaksud.
saya :"well... aku sedikit beda dari kalian, lebih tepatnya aneh. aku punya kelebihan enggak maksudku kutukan lebih tepatnya"
Ani : "zal??"
saya mulai bercerita tentang buruknya masalaluku dengan semua hal yang tidak masuk akal, saya tidak ingin menyembunyikanya lag, biarlah jika mereka ingin tau maka mereka akan tau percuma kututupi juga itu yang sya pikirkan saat itu.
Irawan :"jadi bener dugaanku ya zal, selama ini emang kamu bisa liat kayak gitu.
Saya :"yaa seperti itulah wan, dan buat kalian setelah tau monggo masih mau temenan sama orang aneh kayak aku apa enggak monggo"
Irawan :"tumben omonganmu kayak orang idiot zal?, kamu itu udah kayak sodara buatku jangan bodoh lagi ya " kata irawan menepun pundaku.
saya hanya tersenyum, senang rasanya teman2ku sangat pengertian..
Susi :"kamu hebat zal... bisa sampe sejauh ini, kalo aku mah gak tau gimana idupku kalo kayak kamu"
Saya : "aku cuma menjalani apa yang ditimpakan gusti Allah, keadaanku yg abnormal, kepergian ibu sama bapaku, dan hidupku yang sebatang kara saat ini, semua udah ada jalanya, sakit memang bahkan dulu aku sering mengutuk Tuhan, tapi sekarang aku coba lebih ikhlas dan semua ini akan kutanggung"
lagi2 mereka diam, seperti memikirkan kata2ku barusan.. hening selama beberapa menit dan irawan memcah kebisuan diantara kami.
Irawan : "ahhh kamu ini zal, malah bikin perasaanku gak enak aja, udah nonton tv aja yokkk" saut irawan yang membuat kekakuan obrolan kami mereda..
obrolan kami berjalan dengan biasa lagi, yahhh hanya obrolan2 dan guyonan asal nyablak khas anak SMA.
jam 5 sore, teman2ku pamit untuk pulang,
saya : "sampe besok yaa, pr mu kerjain wan, nyontek muluuu dari dulu

Irawan : "yeee. aku kasian sama kamu zal, ntar kesalip sama aku nilaimu hahaha"
Saya :" buktiin aja besok haha"
susi dina dan ani juga berpamitan, sebelum pulang membonceng motor ani susi membisikan sesuatu..
"Risa beruntung punya kamu".
susi kemudian berlalu dengan kaki yang masih pincang sambil tersenyum...
saya menghela nafas... "kayaknya aku yang beruntung sus"gumamku pelan.
saya kembali masuk kedalam rumah, risa sedang membereskan gelas kotor dan membawanya ke dapur.
Saya :"ris..."
Risa :"iya zal gimana?" katanya tanpa menoleh. sambil mencuci gelas.
Saya :"makasih ya, kamu selalu nemenin aku"
Risa :"dan sekarang kamu masih merasa sebatang kara?" tanya nya balik dengan pandangan masih di bak cucian piring.
Saya :"kadang ris, saat kamu gak ada disini"
Risa :"yaa.. dan aku kan selalu ada buat kamu, walaupun aku gak disini"
Risa tersenyum sangat manis, perempuan sempurna gumamku dalam hati. saya membantu risa mencuci beberapa gelas tadi dan menaruhnya di rak piring dan gelas.
Risa :"huaaa, kelar deh, abis ini mau ngapain zal?"
Saya : "abis shalat maghrib sih mau belajar lagi aku ris, kamu mau pulang kapan?"
Risa :"bagus dehh tapi anter aku pulang dulu ya :P"
Saya :"lah? kok tumben, bukanya kamu bawa motor?"
Risa :"ya biarinnn, motorku taroh sini aja, kamu kan belom pernah kerumahku.. Ayahku mau ketemu kamuu"
Saya :"haaa???, mau ketemu buat apa to riz?"
Risa :"ya buat ketemu aja, udahhh ahhh jangan banyak tanya, sekarang ayo sholat trus anter aku pake motormu" kata risa sambil mencet hidung ku keras banget..
Saya :"iya2 wel bawel

singkatnya saya sudah berada di garasi dan memanasi motor vespaku, udah berdebu aja nih si butut, ujarku sambil ngelap pespa tua kesayangan almarhum bapak.. saya memang lebih sering keluar dengan sepedaku dari pada memakai motor.
Saya :"Risss... ayo keburu malemm, pintunya kunci semua!"kataku berteriak didepan gerbang
Risa :"iyaaa!!!!, ini rumahmu zal, kok jadi aku yang kamu suruh2?!!!" kata dia gak kalah kenceng, saya cuma cengengesan diatas motor.
Saya :"ayoo dehhh,"
Risa :"ayokkk" kata risa sambil membonceng motorku,
Saya :"udahhh???"
Risa :"udahhh kok

Saya :"ya turun kalo udah

dannnn jurus sakit seribu tahun menghujam perutku
Risa :"hiiihhhhhhh ni anak malah ngeselinnn dari tadi... niiii rasaiinnn niiiii, bikin gemesss aku dari tadi" risa mencubitku dengan kekuatan penuhhhhh
Saya :"ee.. iya iya ampunnn lah risss, becanda doanggg lepasin nih sakit niii"
Risa :"bodo ahhhh" serunya sambil mencubit dengan tenaga maksimalnya sebelum dilepas.
Saya :"ris ..."
Risa :"apaa!"
Saya :"bisa mati aku ris kamu cubit terus, biru nihhh"
Risa :"ohhh mau dimatiin sekalian??"
Saya :"ehh enggak.. berangkat yok berangkat" :3
.
.
.
saya beberapa kali ditunjukan arah kerumah risa, tapi ya baru kali ini saya akan kesana..
Saya :"rissss,, bapakmu mau ngapain ketemu aku?"
Risa :"haaa? gak kedengeran"
saya :"bapakkkmu mau ketemu aku kenapa!?? ngapain?"
Risa : "haaa?? Babi apa? mana babinya
Saya : -_-
ini suara pespanya yang kenceng apa dasarnya risa yang budek ya.
Risa :"zal, dari portal itu belok ke kiri ya"
dan akhirnya kami sampai didepan rumah risa, dan didepanku sebuah rumah yang ekstra besar, muke gile ni rumah kayak hotel aja segede ini kah rumah risa?
Pintu pagar risa di bukakan oleh seorang ibuk2,
"makasih buk

Risa :" ayo zal masuk, mbok makasih ya"
Saya :"ohh iya ris, baru saja turun dari motor didepan pintu kami ditunggu oleh seorang yang tinggi gede, dengan brewok yang dicukur rapi, pawakanya sebesar bapak. tapi kalo bapak wajahnya bersih dari kumis dan jenggot orang itu memiliki bulu wajah yang banyak dengan perawakan yang sangat kekar.
njirrrr.... apa itu ayahnya risa?????
Risa :"yahhhh.. kok tumben didepan pintu?"
ayahnya risa :"nunggu kamu, kenapa jam segini baru pulang?"
Risa hanya menunduk..
Saya :"maaf om saya gak sopan, risa tadi dari rumah saya, saya Rizal, tadi risa bilang om mau ketemu saya" ujarku sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Ayahnya risa :"ohhh,, jadi kamu Rizal, yaudah masuk dulu" ujar beliau dengan suara keras.... glekkk saya memandang risa, risa hanya diam sambil menunduk.. kayaknya galak nih batinku.
saya dipersilahkan duduk diruang tamu yang dihiasi dengan interior yang bagus.. wahhhh saya gak henti2nya kagum dengan rumah ini, jauh banget dengan rumah yang saya tinggali saya membatin dengan takjub.
"nama saya hamzah" beliau memperkenalkan dirinya
Om hamzah :"riza sering cerita tentang kamu, ya kalo saya gapapa risa berteman dengan siapapun, tapi harus tau dulu kamu siapa. rumah kamu dimana ?
Saya :"rumah saya di daerah S****** om, gak jauh dari sini kok.
Om hamzah :"ohhh, trus orang tuamu kerjanya apa?
Saya :"kedua orang tua saya sudah meninggal om, ibuk saya dulu pegawai bank, meninggal tahun 95, kalau bapak saya dulu seorang Tentara AD, baru meninggal sebulan yang lalu, sekarang saya tinggal sendiri " saya menjawab dengan nada suara datar tapi keras, supaya tidak terkesan menyedihkan..
Om hamzah :"trus biaya hidupmu gimana?, siapa yang nanggung?, yang ngurus rumah gimana?" tanya om hamzah dengan menyelidik, tatapan matanya sangat tajam. seperti tatapan mata almarhum bapak saya dulu. saya menghela nafas panjang...
saya :"saya sekarang hidup dari uang pensiun almarhum bapak saya om, ya saya rasa cukup untuk tabungan, dan sekarang sedang cari kerja sambilan untuk biaya oprasional sekolah om.. yaa setidaknya saya masih sangat bersyukur selepas kepergian kedua orangtua saya, saya ditinggali banyak fasilitas om, rumah yang layak, kendaraan dll, saya yakin banyak anak yang tidak seberuntung saya"
Om hamzah hanya terdiam, beliau seperti memikirkan sesuatu..
Om hamzah : "hahahahahaha," beliau malah tertawa, saya bingung dengan tawa itu, apakah ada yang salah dengan omongan saya.
Om hamzah :"maafin saya ya nak rizal, tadi saya pura2 galak cuma mau ngetes kamu aja, ternyata yang diceritakan risa itu gak berlebihan, anak muda kayak kamu bener2 masih ada, hebatt bener2 tangguh anaknya Hartono ini"
saya tertegun...
saya :"om kenal dengan bapak saya?"
Om hamzah :"tentu saja kenal, sapa yang gak kenal lettu hartono, semasa muda dulu almarhum bapakmu dengan saya itu teman akrab, kalo bapakmu itu di AD,kalo saya sekarang tugas di polri, bapakmu itu bukan orang sembarangan semasa hidupnya, gak heran karirnya bagus, ya dan saya juga gak heran kalo anaknya sama tangguhya dengan bapaknya

saya :"trimakasih om" ujarku dengan halus..
Risa kemudian datang sambil membawa nampan yang berisi minuman dan makanan ringan.
Risa :"udah yahhh, jangan ngerjain rizal terus ahh" kata risa sambil ngomel dengan ayahnya..
Om hamzah :"hahahha, udah enggak kok, sini ikut duduk kamu nduk"
Om hamzah :"trus gimana rencanamu kedepan le?, setelah ini mau gimana?, maksud saya setelah lulus sma"
Saya :"saya mau melanjutkan pendidikan untuk jadi dokter om" jawabku singkat.
om hamzah :"hemmmm,, berat itu, jadi dokter itu gak gampang biayanya gak murah.. kenapak gak jadi tentara atau polisi aja?, postur tubuh kamu bagus"
saya :"enggak om, dari dulu saya cuma ingin jadi dokter, menurut saya pekerjaan itu semua sama kalau manfaatnya bisa dirasakan banyak orang, untuk biaya saya akan belajar lebih keras lagi om, saya berusaha terus sampe semua bisa saya raih, saya akan berusaha agar dapet beasiswa"
om hamzah :"dan kalo kamu gagal?"
saya :"saya akan coba lagi, jika gagal lagi, maka akan saya coba lagi, kalau beasiswa memang saya gak bisa dapat saya akan cari cara lain om, entah apa itu, tapi saya akan usaha semua akan saya tanggung"
Om hamzah :"dan jika kamu tidak bisa nanggung semua itu?"
saya :"saya juga gak tau om, saca cuma percaya aja, cuma yakin aja"
Om hamzah :"hahahaha, ya ya saya paham, sifat keras kepalamu itu benar2 mrip bapakmu, heh risa, dijaga ni nak rizal, rugi kamu gak dapet dia, hahaha"
Risa :"ihhhh apasih ayah ihhhh :P" kata risa dengan wajah yang tersipu.
Om hamzah :"yaya nak rizal, semoga kamu diberi jalan yang mudah ya, dan saya ikut berduka cita atas kepergian ibu dan bapakmu, tapi itu akaan ada hikmahnya, kamu tunggu saja ya.dan kalau butuh bantuan tolong jangan segan bilang sama saya, bapakmu itu dulu sudah banyak bantu saya . saya tinggal dulu kedalam ya, Risa nak rizal jangan kamu apa2in lho ya hahaha" kata om hamzah dengan suara keras.
Risa :"aku cewek yah -_- harusnya omong kek gitu sama rizal"
saya hanya senyum2 sendiri melihat risa yang salting,
Risa :"zal, kamu dirumah juga cuma belajar kan?, mending disini aja, sama aku, nanti tak ambilin buku, aku tak mandi bentar tapi.. kamu disini aja ya..
saya :"emmm,, aku gak enak ris malem2 disini, "
Risa :"halahhh, kalo bapak udah suka sama kamu kayak gitu nginep pun boleh zal"
saya hanya bisa nurut, dan risa sudah pergi untuk mandi..
saya cuma duduk2 diruang tamu, sesekali membuka handphone saya, mata saya memandang kesebuah ruangan yang luas, tampak foto2 keluarga risa yang difigura tertempel di tembok, ternyata ayah risa tadi sudah berpangkat AKBP, hemmm.. tampak ibu dari risa juga ada disana, cantik sekali bahkan diusianya saat ini difoto itu terlihat masih awet muda, Risa pernah bercerita bahwa ibunya bekerja di KBRI jadi sering berpergian keluar negri.. pantas gak ada disini..
saya merasakan hawa dan aura dirumah ini positif, tidak ada makhluk pengganggu juga hemmm,,
Risa : "maaf ya zal lama" ucap risa yang mengagetkanku
Saya :"egak papa ris ehh..."
gak ada yang aneh dari penampilan risa, dia bertambah cantik dari biasanya, entahlah mungkin karena model rambutnya atau apa saya gak paham.
Risa :"eheheh gak usah segitunya ngilatinya :P mulutnya tutup "
saya :"apasih ris -_- "
Risa :"makanya liatnya biasa aja, aku tau kok aku cantik" kata risa sok imut..
Saya :"iya kamu cantik ris" kataku sambil menerima buku dari tangan risa...
Risa :"apa udah cukup cantik untuk jadi pacarmu?"
glekkk pertanyaan kayak gini membuat saya mati kutu.
Saya :"bahkan terlalu cantik hehe" ucapku dengan garing.
Risa :"zallll"
saya paham ada perkataan yang tertahan dimulut risa,
Saya :"bukanya kemarin kita pernah omong ini ris??"
Risa :"iya zal, aku paham, cumaaa....
Saya :"cuma apa ris?"
Risa :"cuma takut aja kamu sama orang lain, banyak yang suka kamu zal, kamu pinter, juara umum,olahraga juga jago, dan sifatmu jg baik, kayak susi tadi dina, sama ani juga sama tatapan mereka ke kamu itu gak biasa, aku cewek dan aku paham"
saya mulai paham apa yg dimaksud risa. saya hanya mengusap rambutnya pelan tanpa berkata apapun, dan melanjutkan membaca buku.
ckiittttttt,
Saya :"risss, kebiasaan deh kamu, kalo ususku keluar gimana??"
risa :"hihhhh kamu nyebelin bgt sih, masih aja cuek sama aku" tampaknya risa benar serius ngambeknya
saya memegang pundaknya agar berhadapan denganku.
"trus kenapa ris?, bukanya aku pernah bilang aku juga suka kamu?, aku akui ada perasaan lebih ke kamu, hanya saja gak sekarang ris, kamu yang paling mengenalku... tentu paham dengan yang harus fokus aku lakukan, riss.. aku butuh kamu, cuma kamu.. saat semua beres.... aku janji"
.
.
risa menubrukan kepalanya ke bahu depanku dengan pelan..
"jika kamu sudah berjanji, aku cuma bisa percaya dengan janjimu, tepati ya zal, dan selama menunggu waktu itu dateng, aku juga bakal usaha, menjadi pantas buat kamu"..
.
saya mengusap rambut risa...
"berusahalah keras, kalau tidak kamu akan jauh tertinggal dariku"
.
risa mendongakan kepalanya dan wajah kami saling berhadapan,
"aku sayang kamu zal"



symoel08 dan 19 lainnya memberi reputasi
20