RyoEdogawaAvatar border
TS
RyoEdogawa
UPDATE : Diskusi hasil persidangan kasus kopi maut
Menanti Sidang Selanjutnya 25 Agustus 2016

Gak nyangka klo ternyata trit ini bisa 4 kali jadi Top Trit BP emoticon-Malu

Dan terima kasih banyak utk Momod yang sudah bantu merubah Judul emoticon-Malu

Dan terima kasih juga utk agan2 pengunjung trit yang saling berdiskusi secara sehat sehingga isi trit menjadi menarik dan semoga menambah pengetahuan bagi agan2 lain yg mengikuti trit ini. Semuanya silahkan kembalikan kepada penilaian masing2, namun marilah kita jaga bersama supaya trit ini tetap sehat walafiat.

Spoiler for Bukti TT 1:


Spoiler for Bukti TT 2:


Spoiler for Bukti TT 3:


Spoiler for Frequently Asked Question (FAQ):



Bagi yang baru membaca page one, sebenernya hanya sebagian kecil diskusi dari keseluruhan diskusi yang ada di trit ini, dan di page belakang, diskusinya sudah tidak berkaitan dengan judul trit ini lg, karena isinya berkaitan dengan berlangsungnya persidangan kasus kopi bersianida ini emoticon-Big Grin

Contoh, dari hasil diskusi di dalam trit ada bbrp yg TS angkut ke depan, sayangnya tidak semuanya bisa diangkut mengingat kapasitas terbatasnya page one, dapat dilihat di post ke 2 di bawah, ttg mekanisme kerja sianida, metabolisme sianida, dan SOP Olah TKP.

Update berita ada di post ke 3




Pengacara Jessica: Barista Terima Uang Rp 140 Juta dari Arief untuk Bunuh Mirna

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah seorang barista kafe Olivier yang bersaksi dalam persidangan kasus kematian Wayan Mirna Salihin, Rangga Dwi Saputra, disebut menerima uang Rp 140 juta dari Arief Sumarko, suami Mirna.

Hal itu diungkapkan salah satu kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, pada sidang lanjutan untuk mengadili terdakwa dalam kasus itu, yaitu Jessica Kumala Wongso.

"Rangga itu mengaku sama dokter waktu diperiksa, dia juga mengiyakan kalau dia menerima transfer dari Arief untuk membunuh Mirna. Rangga mengiyakan dan itu ada dalam BAP (berita acara pemeriksaan) polisi. Kami bukan mengada-ngada," kata Otto pada Rabu (27/7/2016) malam.

Menurut Otto, dari data yang dia miliki, seseorang mengaku polisi sempat mendatangi kafe dan mencari orang yang namanya Rangga. Orang itu mengatakan bahwa Rangga adalah suruhan Arief untuk meracuni Mirna.

Sebagai imbalannya, Rangga ditransfer bayaran sebesar Rp 140 juta.

Saat mendengar keterangan seperti itu, anggota majelis hakim, Binsar Gultom, menanyakan langsung kepada Rangga yang hadir pada persidangan itu.

Rangga mengungkapkan, dia telah membantah pernyataan Otto dan sebelumnya sudah pernah melaporkan hal itu ke Jatanras Polda Metro Jaya atas tuduhan pencemaran nama baik.

"Saya membantah, Yang Mulia. Kalau saya terima, saya sudah berhenti kerja," tutur Rangga.

Meski sudah dibantah, Otto bersikeras bahwa keterangan Rangga yang dia ucapkan tadi bukan keterangan palsu. Otto kembali menegaskan bahwa keterangan Rangga yang membenarkan menerima uang ratusan juta rupiah dari Arief untuk membunuh Mirna adalah valid.

Secara terpisah, Arief yang masih mengikuti jalannya persidangan juga membantah. Menurut Arief, dia belum pernah bertemu dengan Rangga sebelum di persidangan kasus pembunuhan istrinya.

"Enggak pernah (ketemu Rangga), enggak benar itu," ujar Arief.

Sidang untuk mengadili Jessica masih akan dilanjutkan pada Kamis (28/7/2016) besok dengan agenda pemeriksaan saksi dari kafe Olivier yang belum memberi keterangan pada sidang hari ini.

Sidang yang berlangsung sejak tadi pagi menghadirkan belasan saksi, termasuk Darmawan Salihin dan Hanie, selaku ayah dan teman Mirna.

Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Kknwp

Waaawwww saat2 injury time menjelang sidang ditutup ada info yg bikin panik sekelompok org kyknya nih emoticon-Hammer (S)

Taktik jitu dari pengacara si J emoticon-Big Grin

Dengan begini, klo hakim mau, hakim bisa minta bukti2 baru, dan mau tak mau, apa yg diminta sama pak hakim harus dipenuhi, jd walopun kinerja pak pol melempem, dan ada data2/bukti2 yg kurang karena dari awal terlanjur sudah fokus nuduh si J sehingga mengabaikan kemungkinan yg lain. Bisa diperbaiki lewat "celetukan" injury time ini.

Ada 2 hal sih yg perlu dilakukan utk membuktikan "isu" ini (yg seharusnya dikerjain pak pol dari awal kasus). Dan semoga itu yg terjadi nanti emoticon-Peace

Walopun hasilnya blom pasti sih, tp namanya penyelidikan itu, ya semua tersangka emg harus diperiksa, biar jelas.

-----------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------

Berkenaan dengan sidang lanjutan tanggal 3 Agustus 2016 tentang kesaksian ahli forensik dan ahli toksikologi dari polisi, bagi yg ingin melihat dari sudut pandang lain, silahkan baca penjelasan agan pieceofcrap, sekedar informasi agan ini mempunyai pengetahuan di bidang Forensic Science dan Chemistry Forensic.

Quote:




Diubah oleh RyoEdogawa 23-08-2016 10:57
0
588.1K
10K
Thread Digembok
Tampilkan semua post
pieceofcrapAvatar border
pieceofcrap
#1226
OK, gue emang blm nonton full sidang yg baru2 ini. Gue cm baca2 artikel Kompas, jd ga tau yg di berita akurat ataw ga.

Mengenai otopsi. Ternyata comment gue di awal2, otopsi yg prosesnya dibawah 1 jam ga menyeluruh & ga akurat hasilnya, ternyata beneran terbukti. Dokter forensik mengaku TIDAK otopsi si Mirna. Cuma ambil lambung (tanpa dibuka & diperiksa stomach contents), hati, empedu & urine. Hasilnya cm di lambung terdapat 0.02mg sianida & yg lain bersih. Padahal buat kematian yg ga bisa dijelaskan sebabnya malah harus full otopsi & prosesnya bisa 2-4 jam, bahkan bisa lebih. Buat deteksi keracunan sianida ante mortem, biasanya darah, urine & cairan lambung (kalo racun masuk lewat oral) yg paling pertama diperiksa. Kalo post mortem, pemeriksaan yg lumayan lengkap di darah, lambung, hati, limpa, urine, jantung, otak.

Terus mengenai penjelasan knp di hati, empedu & urine knp ga ada konsentrasi sianida sama sekali gara2 proses metabolisme stop setelah 30menit krn si Mirn koit.... BWAHAHAHAHAHA. Ini bullshit. Gue udah pernah jelasin hal ini di post gue sebelumnya. Cara mekanisme sianida itu menempel ke iron-rich protein (zat besi) yg terdapat di sel darah merah. Lha sel darah merah itu apa ga didistribusikan ke seluruh tubuh & organ tiap kali jantung berdetak? Jd selama 30 menit si Mirna msh hidup, berapa kali tuh sel2 darah merah yg ditempeli ion CN bolak balik keluar masuk organ2 tubuh yg butuh oksigen? Silahkan hitung sendiri ye. 1 menit aja jantung bisa pompa sekitar 5 liter darah ke seluruh tubuh. Kalo detak jantung cepat, ya bisa lbh banyak lg. Tabel di bawah ini gue ambil dr buku. Situ bs cek sendiri hasil post mortem dr kasus2 cyanide poisoning yg pernah terjadi. Yg ga ada isinya ataw simbolnya --- berarti ga diperiksa. Cocokin hasil temuan konsentrasi sianida di organ & berapa lama korban bertahan hidup seblm akhirnya koit. Kalo emang si Mirna langsung mati detik itu jg ya berarti metabolisme stop, tp kenyataanya kan dia koitnya sejam lebih seabis minum VIC.

hosting images

Terus mengenai pernyataan sianida yg dipakai bukan sianida murni. BWAHAHAHAHA. Sianida (kecuali HCN bentuk gas yg bisa 99.9% pure) yg beredar di pasaran, export, import, digunakan di mining industry, electroplating, pancing ikan, lab, dll, semuanya ga ada yg 100% murni. NaCN & KCN puritynya cuma 98%, sisanya bisa berupa Chloride, Hexacyanoferrate, Sulfide, Lead, Sodium Hydroxide, Sodium Carbonate & senyawa2 lain yg ga bs dilarutkan air, tergantung bahan2 & cara pembuatannya. Sianida yg puritynya lbh rendah dr 98% bisa dibikin sendiri, tp prosesnya ga segampang masak nasi & sangat2 berbahaya terutama kalo ga pake perlengkapan yg aman & pengetahuan kimianya minim.

Terus mengenai garuk2. Dalam keadaan kering, NaCN & KCN ga berbahaya (bener ini serius, swear!), tapi lembab sedikit aja langsung bereaksi & kalo di kulit, bukan gatal2nya yg hrs dikahwatirkan krn bs dibilas air banyak2, tp penyerapan yg hrs ditakuti. Sianida yg basah, terkena kulit bisa terserap melalui pori2 & menimbulkan gejala keracunan sampai bahkan koit (tergantung jumlah & daya serap). Kecuali kalo kulit yg bersentuhan dgn sianida itu super super dry, maka ga ada reaksi, tp keringat setetes aja bs bikin sianida aktif. Kalo emang si Jess garuk2 gara2 sianida, dia kan ikut ke Abdi W sampe malem tuh. Ada ga saksi yg lihat si Jess terus garuk2 selama dia di sana? Yg namanya gatel tuh maunya digaruk terus. LOL.

Terus masalah volume VIC yg ditelan si Mirna. KOK MALAH JADI PERCOBAAN SEDOT2AN? Kalo mau ukur volume yg akurat ya VIC sebelum si Mirna minum & sesudah diminum hrs diukur. Gimana sih? Ini malah asisten yg coba2 sedot. Yakin banget kalo yg diminum si Mirna 20ml. Pake ngomong "bila satu kali sedotan sekitar 5 mililiter hingga 10 ml baru sampai leher. Namun, dalam kasus Mirna, Nursamran menemukan 0,2 mg per liter sianida dalam lambung Mirna." Dosis obat batuk pilek demam, dll yg bentuk syrup buat anak2 umur 2.5-5 taon tuh rata2 5ml diminum 2-3 kali perhari. Kalo cm nyangkut di tenggorokan, gimana caranya tubuh nyerap obatnya? Biarpun minum obatnya ga pakai air putih setelahnya, pasti bs masuk ke lambung apalagi bisa dibantu dgn saliva.

Terus masalah prediksi jam brp si Jess tuang sianida ke VIC, gmn cara percobaan dilakukan? Apa persis seperti yg terjadi tgl 6 Jan sampe VIC dibawa ke labfor. Maksud gue suhu diperhitungkan, perpindahan wadah diperhitungkan, cara menyimpan VIC diperhitungkan, dll. Dan jg jumlah sianida yg diperkirakan diminum si Mirna pakai perhitungan yg complex. Kalo ada rumus yg akurat, gue jg mau tau nih. Toxicologist LN aja ngaku susah ukur konsentrasi sianida dlm darah kalo ga cepet2 diperiksa seabis korban terpapar ataw ditemukan jejak sianida di TKP, kok ini malah segitu gampangnya bisa tau si Mirna telan berapa banyak? Sifat half-life sianida yg cm 1 jam udah diperhitungkan? Kemampuan tubuh untuk menyerap sianida? Faktor2 lain yg bs bikin kadar sianida naik misal asap rokok? Kemampuan liver buat detoxifikasi sianida secara alami udah dicek? Kadar Thiocyanate di liver & urine udah diukur jg? Genius sekali yg bs menemukan formula ini.

Sampe di sini gue rasa cukup keanehan2 yg gue baca di Kompas. Gue yakin pasti ada lg keanehan tp sekarang enaknya masuk ke bagian pertanyaan yg timbul seabis baca berita.
1. Kenapa polkis cm "order" partial autopsy? Cm Lambung, hati, empedu & urine yg dianalisa.
2. Kalo ga salah, lambung ga dibuka. Bener apa ga nih? Kalo bener, apa alasannya?
3. Kenapa darah post mortem ga dianalisa?
4. Setau gue, papi si Mirna ini pernah bilang dia suruh dokter Abdi W pompa isi perut si Mirna spy dianalisa. Apa ini udah dilakukan? Hasilnya?
5. Gue yakin sewaktu di Abdi W, dokter sana pasti ambil darah si Mirna & dianalisa. Standar rutin di semua RS. Hasilnya?

Kenapa gue tanya ini? Ya karena buat deteksi keracunan sianida yg paling akurat ya lewat test darah. Mustinya darah diambil ante mortem & post mortem, diukur cyanide concentration di darah, apa jumlahnya 50-200mg (lethal dosis) atau lbh tinggi atau lbh rendah atau ga ada sama sekali? Alasannya kenapa, bg yg ga ngerti, plz baca lg mekanisame dr cyanide poisoning. Selama ini yg beredar di berita cm volume sianida di VIC & lambung. Itu aja. Ga pernah diberitakan tentang jumlah konsentrasi sianida dlm darah si Mirna. Dan dokter forensic & ahli toksikolog bisa ambil kesimpulan kalo si Mirna bener2 keracunan cm dr penemuan sianida di VIC & lambung, dicocokan ke CCTV? Pengalaman dokter forensic yg baru pertama kali periksa korban keracunan sianida & kesaksiannya sebagian besar hny dia dapatkan dr literatur yg dia pernah baca, ini jg jd tanda tanya kompetensinya. Kalo sampe di sini masih ada yg percaya ama bullshitnya polkis, yah... emang mereka satu species kali. Peace, brah!
Diubah oleh pieceofcrap 04-08-2016 07:32
0