Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2005 lalu tepatnya pada tanggal 17 Desember 2005.
Saat itu aku menunggu kereta api jurusan Probolinggo di stasiun Mrawan, Karena saat itu aku akan pulang ke Jember, dan pada saat pukul 14.30 akhirnya kereta api yang ku tunggu datang juga. Kereta itu sarat dengan penumpang, aku langsung naik dan duduk di gerbong nomor 5 berdesakan dengan penumpang lain.
Kereta-pun mulai berjalan, perasaanku mulai tidak enak,suasana sunyi di dalam gerbong, tak ada satupun penumpang yang bicara, bahkan ketika aku bertanya pada salah satu penumpang, penumpang itu tidak menjawab satu katapun dari pertanyaanku.
Kereta tiba - tiba bergoncang saat sampai di terowongan pendek antara stasiun Mrawan - Garahan, karena terkejut akupun berteriak, dan anehnya semua penumpang tetap diam tidak terkejut ataupun berbicara.
Dan saat kereta sampai di stasiun Garahan, semua penumpang yang bersamaku di gerbong ke-lima tersebut turun dan tiada yang tersisa, aku sendirian.
"Kereta ini semakin aneh saja", batinku. aku berniat untuk turun dari kereta itu, tapi kereta itu sudah terlanjur berjalan kembali. Kondektur datang untuk memeriksa tiket, aku menunjukan tiket itu, dan aku menemukan tulisan "jangan meneruskan perjalananmu", aku langsung memberikan tiket itu kepada kondektur tersebut. Kondektur itu diam tidak berbicara, dan ketika kondektur itu mengembalikan tiketnya padaku tulisan itu sudah tiada.
Kereta itu melintas di PJL 30 yang terkenal angker, kereta itu berhenti sekitar 1 jam di sana, aku ingin turun, tapi anehnya semua pintu kereta terkunci dan tidak bisa terbuka, jadi terpaksa aku menunggu petugas, tapi tidak ada petugas yang datang sama sekali. Aku melihat sebuah bus yang datang dari arah Banyuwangi di Jalan raya, bus itu tidak berhenti dan terus ngebut mendekati gerbong yang aku naiki, dan ketika bus itu akan menabrak, bus itu menghilang entah kemana, aku semakin takut dan merasa ingin keluar dari kereta.
Setelah menunggu lama kereta itu berjalan kembali, saat kereta itu sampai di stasiun Sempolan aku berusaha membuka pintu dan akhirnya berhasil juga. Aku bercerita kepada petugas stasiun hal yang baru saja aku alami. Petugas itu berkata "Memang sering terjadi kejadian seperti itu, karena di PJL 30 tersebut pernah terjadi kecelakaan pada tahun 2004 lalu yang menewaskan penumpang bus sebanyak 7 orang", dan ketika aku menoleh ke belakang, kereta itu telah menghilang.
Dan akhirnya petugas stasiun itu menolongku dengan memberikan tumpangan gratis kereta api Jurusan Jember, karena kereta yang baru saja aku naiki tersebut adalah kereta Jenazah dari Banyuwangi yang akan menuju Jember untuk memindahkan jenazah petugas PT. Kereta Api menuju RS. Dr Soebandi Jember.
Dan kali ini aku sadar aku baru saja di tipu oleh makhluk gaib. Akupun pulang dengan selamat sampai Jember dengan menggunakan Kereta Api Blambangan yang sekarang sudah di ubah namanya mjd Kereta api Probowangi.
Dan itulah cerita ku pada tahun 2005, benar - benar pengalaman yang tidak akan aku lupakan untuk selamanya. Dan percaya/tidak percaya itu semua adalah kehendak tuhan yang maha esa. Semoga agan para pembaca lebih berhati - hati jika menggunakan alat transportasi massal dan jangan lupa Berdo'a.