Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mokhatik3Avatar border
TS
mokhatik3
Ciptakan Kompor Bahan Bakar Air, Dede Langsung Diincar Asing

Kreativitas Dede Miftahul Anwar (22) di bidang ilmu pengetahuan patut diperhitungkan. Dia berhasil membuat kompor berbahan bakar air yang digunakan masyarakat di Kampung Kerajan, Desa Cihambulu, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Penemuan Dede tersebut dianggap sanggat membantu masyarat di kampung kelahirannya itu, pasalnya gas elpiji jarang dipasok ke daerah tersebut. Alasan kampung tersebut tidak terjamah distributor gas elpiji sangat klasik. Karena akses jalan susah.

"Mobil pengangkut elpiji tidak sampai ke rumah saya," ucap Dede saat berbincang dengan Money.id beberapa waktu lalu.

Dede menggambarkan, untuk menuju ke kampungnya butuh waktu sekitar lima jam apabila berangkat dari pusat Kota Bandung. Apabila menggunakan sepeda motor, jalan yang diambil adalah menuju Padalarang, kemudian menuju jalur ke arah Purwakarta. Dari sana langsung menuju ke Pabuaran, Subang.

Dia menegaskan, menuju ke Kampung Kerajan tidak ada angkutan khusus. Alat transportasi satu-satunya adalah ojek. Sepanjang jalan menuju kampungnya harus melewati bentangan sawah dan hutan karet.

Tidak hanya itu, salah satu yang membuat akses ke kampungnya sangat sulit adalah harus melewati sungai yang sangat lebar dengan arus deras. "Hanya ada satu jembatan kayu yang menjadi penghubung ke kampung saya," tuturnya.


Dede sedang mempresentasikan tabung gas hidrogen hasil risetnya (Facebook)

Dari sulitnya pasokan gas itulah yang membuatnya bersikeras menciptakan sebuah produk bermanfaat bagi orangtuanya dan seluruh warga Kampung Kerajan. "Kalau tidak ada gas warga di kampung saya harus cari kayu bakar ke hutan," tutur Dede.

Melihat kondisi tersebut akhirnya Dede membuat kompor berbahan bakar air tersebut. Secara sederhana dia menjelaskan, dua unsur yang ada di dalam air yakni oksigen dan hidrogen diurai.

Kata dia, selanjutnya senyawa oksigen diendapkan dan gas hidrogen itulah yang digunakan sebagai bahan bakar. Dede membuat senyawa khusus yang bisa mengurai oksigen dan hidrogen tersebut.

"Bahan-bahannya sangat mudah didapatkan dan sangat murah. Jadi saya bisa menjual gas hidrogen itu lebih murah dari gas elpiji," ujar Dede.

Melalui perusahaannya, bernama CV Energon Teknologi, Dede menjual gas hidrogen Rp10 ribu per tabung. Untuk pemakain kebutuhan memasak keluarga sehari-hari, gas hidrogen itu biasanya cukup untuk dua pekan.

"Saya juga mendirikan Saung Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH). Sehingga warga di kampung saya tidak sulit untuk melakukan pengisian hidrogen," jelasnya.

Hasil penemuan itu dilombakan dalam ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2015. Karena kompor berbahan bakar air itu, Dede menjadi juara pertama di ajang Wirausaha Muda Mandiri 2015 untuk bidang usaha teknologi non digital.

SUMUR
0
48.6K
363
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
bluepinkblueAvatar border
bluepinkblue
#342
bukannya ga menghargai perkembangan anak bangsa, tapi ada bbrp hal yg menggelitik pengen coba saya lurusin. CMIIW yah...air jadi bahan bakar msti lewat proses fusi dingin, yg sampai skrg blm ditemukan metode yg efisien, maksudnya efisien itu , energi yg diperlukan buat ngubah air jadi energi jauh lebih banyak dari energi yg nantinya dihasilkan dari penggunaan air sbgai bahan bakar nantinya. jadi kurang tepat kalau dibilang kompor tenaga air. mgkn ini salah jurnalisnya yg bikin judul beritanya. kedua, kalaupun dibilang tenaga hidrogen, yg mana hidrogen diambil dari reaksi balik hidrogen + oksigen -> air, saya jadi amat sangat penasaran dgn metodenya. di tulis bahwa ada senyawa yg digunakan tapi tidak disebutkan. dan lagi2, CMIIW reaksi hidrogen oksigen sebenarnya bukan hanya air, tapi juga energi. jadi kalaupun dibalik, berarti berlaku hukum kekekalan energi (energi tidak dapat diciptkan&dimusnhkan hanya dapat dirubah bentuk) berarti diperlukan energi utk memecah hidrogen dan oksigen dari air. pertanyaannya, energi nya dari mana? pemanasan kah? berarti perlu bahan bakar atau reaksi penghasil energi lain. jadi kembalu lagi, efisienkah energi yg dibutuhkan buat mecah hidrofen dari air, dengan energi yg nantinya dihasilkan dari pemanfaatan hidrogen itu?

bukan bermaksud menjegal perkembangan iptek di Indonesia, tapi berita2 seperti ini seharusnya di cover dgn jelas, dgn penjelasan lebih detil, jgn dgn bahasa yg terlalu mengagungkan narasumber. jangan sampai kejadian iron man indonesia terjadi lagi.
0