- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Lagu Terakhirku (True Story)


TS
dhikalonerz
Lagu Terakhirku (True Story)
Spoiler for Cover:
Quote:
Quote:
Quote:
Spoiler for Prologue:
Spoiler for index:

b46eeeh memberi reputasi
0
10.5K
83


Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post


TS
dhikalonerz
#38
Bagian 12
Agak terkejut dengan pertanyaan Chaca, Ikhsan pun selidik menyelidik dengan tersenyum jahil. “Ehem... Gue harus ngejawab pertanyaan elu yang mana dulu nih Cha ? hehehe” Tanya Ikhsan pada Chaca.
Mendengar Ikhsan mendadak balik bertanya seperti itu, Chaca pun menghentikan langkahnya menuju ruangan kampus, dia pun diam sejenak dan menundukkan kepala sambil tersenyum malu, lalu ia mengangkat kembali kepalanya dengan memasang wajah datar.
Karena merasa masuk dalam perangkap pertanyaan Ikhsan dan malu, juga takut kalau ketahuan Ikhsan bahwa wajahnya sudah berubah merah, maka Chaca pun berjalan secepat mungkin menjauhi Ikhsan menuju ruangan rapat panitia acara kampus.
Kemudian Chaca pun berbalik pada Ikhsan, “Gak kok... siapa yang marah ?” Jawabnya datar tanpa ekspresi karna menahannya.
Ternyata yang sedang berbincang lewat hp ini adalah nyokapku dengan seorang kenalannya. Mereka berjanji untuk bertemu hari ini. Kayaknya ada sesuatu yang penting harus mereka bicarakan.
Tak lama kemudian, selang lima menit sesudah itu, barulah nyokap sampai di tempat tujuan, yaitu sebuah rumah makan yang bisa di bilang seperti kedai atau café gitu, Mereka saling bersalaman. Dan mereka masuk ke tempat itu dan menuju meja yang sudah di pesan sebelumnya.
Dengan tersipu malu karna pujian dari lelaki tadi, rona wajah nyokapnyaku pun berubah merah, “Ah mas ini bisa aja mujinya... Pantes aja kalau mba Ana bisa jatuh hati dan cinta sama mas, karna mas hebat banget ngegombal dan muji wanita.” Balas Nyokapku pada pria itu.
Sejenak Pria itu terdiam membisu saat nyokapku bertanya kabar keluarganya.
Quote:
Agak terkejut dengan pertanyaan Chaca, Ikhsan pun selidik menyelidik dengan tersenyum jahil. “Ehem... Gue harus ngejawab pertanyaan elu yang mana dulu nih Cha ? hehehe” Tanya Ikhsan pada Chaca.
Mendengar Ikhsan mendadak balik bertanya seperti itu, Chaca pun menghentikan langkahnya menuju ruangan kampus, dia pun diam sejenak dan menundukkan kepala sambil tersenyum malu, lalu ia mengangkat kembali kepalanya dengan memasang wajah datar.
Quote:
Karena merasa masuk dalam perangkap pertanyaan Ikhsan dan malu, juga takut kalau ketahuan Ikhsan bahwa wajahnya sudah berubah merah, maka Chaca pun berjalan secepat mungkin menjauhi Ikhsan menuju ruangan rapat panitia acara kampus.
Quote:
Kemudian Chaca pun berbalik pada Ikhsan, “Gak kok... siapa yang marah ?” Jawabnya datar tanpa ekspresi karna menahannya.
Quote:
Quote:
***
Quote:
Ternyata yang sedang berbincang lewat hp ini adalah nyokapku dengan seorang kenalannya. Mereka berjanji untuk bertemu hari ini. Kayaknya ada sesuatu yang penting harus mereka bicarakan.
Quote:
Tak lama kemudian, selang lima menit sesudah itu, barulah nyokap sampai di tempat tujuan, yaitu sebuah rumah makan yang bisa di bilang seperti kedai atau café gitu, Mereka saling bersalaman. Dan mereka masuk ke tempat itu dan menuju meja yang sudah di pesan sebelumnya.
Quote:
Dengan tersipu malu karna pujian dari lelaki tadi, rona wajah nyokapnyaku pun berubah merah, “Ah mas ini bisa aja mujinya... Pantes aja kalau mba Ana bisa jatuh hati dan cinta sama mas, karna mas hebat banget ngegombal dan muji wanita.” Balas Nyokapku pada pria itu.
Quote:
Sejenak Pria itu terdiam membisu saat nyokapku bertanya kabar keluarganya.
0