Assalammu'alaikum
Halo agan-agan penghuni Forum SFTH sekalian ane mau share kisah ane nih. Sebuah kisah yang telah menjadi sebuah madu dan gula di kehidupan ane . Setelah selama ini jadi SR di SFTH ane jadi pengen nich share kisah percintaan ane, hehehe. Setelah bujuk rayu sana-sini akhirnya istri ane ngebolehin ane buat share kisah ini. Kenapa harus ijin istri ? Ente termasuk anggota ISTI (Ikutan Suami takut Istri) ya ? Ya, bisa dibilang begitu hehe soalnya kalo udah ngambek susah bener mbalikin moodnya hadehhh. Bisa2 ga dapet jatah ane wkwk
Spoiler for cover:
R.U.L.E.S
Spoiler for rules:
- Dimohon jangan ngejunk (oneliner, minta update) ya gan, kalo OOT dikit2 sih bolehlah soalnya ane juga sering oot hehe - Kalo komen dimohon dengan kata2 yg sopan, soalnya ada seseorang yg bisa membuat threat ini ditutup kapan aja
- Kepo silakan tapi jangan berlebihan
F.A.Q
Spoiler for F.A.Q:
> Gan, apa ini real story ? Yupz, ini real story tentang ane sendiri malahan
> Apa semua tokoh di cerita ini tahu tentang cerita ini ? Iya, semua temen2 yg ada di cerita ini tau ttg cerita ini dan udah memberikan persetujuan untuk publikasi meski nama mereka semua udah ane samarkan.
> Udah nikah gan ? Udah dunkz, sekarang istri ane sedang mengandung anak pertama ane
> Happy Ending ato Sad Ending ? Himitsu silakan disimak aja gan ceritanya
> Kok tata bahasanya aneh ya ? Ya soalnya ane bukan penulis, ane jurusan teknik bukan sastra
Quote:
“She is my first love, she is my first girlfriend, and she is my wife”
“and she is the reason I tell you about this story”
*Mohon maaf, untuk beberapa minggu ini update sepertinya akan menjadi tidak tentu bisa sehari sekali, dua hari sekali, atau tiga hari sekali, sekali lagi mohon maaf & mohon pengertiannya
Saat gw menengok kedalam, kearah cewek berjaket biru yg ditunjuk oleh rika tampak sosok cewek berjilbab yg tampak sedang sibuk mencari barang belanjaan. Namun saat gw perhatikan lebih lama, gw merasa gw kenal dengan sosok cewek yg dimaksud oleh rika ini .
Quote:
“Ka, ka . . .?”, kata gw
“Hmmm . . .”, kata rika
“Sinta itu satu angkatan di atas kita ya . . .?”, kata gw
“Iya . . .”, kata rika
“Asalnya dari solo juga . . .?”, kata gw
“Lhooo, kok tahu sih gus ? Kamu udah kenal ya sama dia . . .?”, kata rika
“Ehh, n,nggak juga kok,,, kan cuma nebak dari gestur wajahnya . . . hehe”, kata gw sambil cengar-cengir
“Wahhh, kayaknya fix nih kalo itu sinta itu 'dia' . . .”, kata gw
Ya, 'dia',,, seorang cewek yg ga pernah gw tahu namanya, seorang cewek yg dulu hanya bisa gw pandang dari jauh, tanpa pernah sekalipun gw berani bertegur sapa dengannya tapi gw pernah menjadi secret admirer-nya .
Beberapa saat kemudian gw lihat sinta keluar dari ****mart, dan ekspresi terkejut ga bisa dia sembunyikan saat dia melihat gw yg sedang asyik ngobrol dengan rika.
Quote:
“Mbak, kenalin ini temen sekelasku bagus,,, gus kalo ini mbak sinta temen se-kosku . . .”, kata rika
“Bagus . . .”, kata gw sambil menjabat tangannya
“Sinta . . .”, kata sinta
“Saya denger mbak sinta dari solo juga ya sama donk, solonya mana mbak . . .?”, kata gw pura2 ga tahu padahal memang sebenarnya gw memang bener-bener ga tahu alamatnya, yg gw tahu dulu pas smp ya cuma wajahnya doank hehe
“Sebenernya bukan solonya sih tapi lebih ke kartasura, tapi kalo orang nanya ya gw jawab aja dari solo biar ga ribet neranginnya . . .”, kata sinta
“Ohhh . . .”, kata gw
Sore itu kita bertiga ngobrol-ngobrol ditemani oleh rintik2 hujan , dan sepanjang obrolan gw beberapa kali diam2 memperhatikan si sinta. Sekali, dua kali, tiga kali, semakin gw perhatikan dia semakin teringat gw kepada dita, entah karena model jilbab mereka yg sama atau karena pikiran gw saat itu cuma dipenuhi dengan dita, dita, dan dita .
Quote:
“Heuhhh,,, diittt, dit, kalo kayak gini lama2 gw bener-bener bisa gila karena lu . . .”, batin gw sambil mengusap muka gw
“Kenapa gus, kamu sakit . . .?”, kata sinta
“N, nggak kok mbak . . .”, kata gw
“Ohhh, ya udah,,, tak kira kamu sakit ,,, o, iya panggilnya jangan pake mbak donk gus, kelihatannya tua banget, panggil aja sinta . . .”, kata sinta
“O,,, i, iya sin . . .”, kata gw
“Ehemmm,,, ehemmm,,, perasaan mbak sinta ga pernah tuh minta dipanggil 'sinta' aja ke aku . . .”, kata rika tiba2
“Owalah kamu mau juga ka, ya udah panggil aja aku sinta . . .”, kata sinta sambil cengar-cengir ke arah rika sambil menyodorkan tangannya khas orang mau kenalan
“Nggak usah lah orang udah kebiasa aku-nya manggil mbak, kalo tiba2 manggil nama aja kerasa aneh . . .”, kata rika
“Ya udah, tuh kamu tahu,,, memang sebagai junior yg baik ya harus gitu . . .”, kata sinta
“Lhaaa terus, bagus kan juga junior . . .?”, kata rika
“Kan bagus udah jadi sohib, ya nggak gus,,, high five . . .”, kata sinta sambil menyodorkan telapak tangannya kearah gw
“.......................”, gw cuma bisa tersenyum kecut sambil memberikan high five ke sinta
Setelah ngobrol-ngobrol dengan mereka gw sedikit banyak tahu tentang sinta ini, dari yg gw tangkep dari pembicaraan kita yg sebentar tadi, sifat sinta ini bener-bener mirip dengan mbak niken yg omongannya blak2an, memang pas gw lihat pertama tadi dia terlihat malu2, tapi pas udah kenal dikit aja wuihhhh,,,, udah nyrocosss aja .
Setelah beberapa lama kita ngobrol-ngobrol ga terasa hujan sudah mulai reda , gw pun langsung berpamitan untuk pulang ke kos. Cengkak-cengkik-cengkak-cengkik,,, sesampainya dikos gw lihat mas yana, mas adit, mas didit, dan fendi sedang asyik ngobrol-ngobrol di depan tv .
Quote:
“Wah, kebetulan nih,,, sini gus kita mau ngomong-ngomong . . .”, kata mas yana sambil melambaikan tangan menyuruh gw duduk
“Ada apa nih ? lagi ada sidang parlemen . . .?”, kata gw
“Eh,,, lu besok sabtu depan ga ada kuliah kan, ikut kita ya . . .?”, kata mas yana
“Lhaaa, saya ada kuliah mas, emang kenapa toh . . .?”, kata gw
“Lha masa ? Tapi katanya si rika ga ada kuliah, lu sama rika sekelas kan . . .?”, kata mas yana
“Iya kita emang sekelas tapi besok sabtu ada kuliah, meski cuma ngumpulin tugas sama tanda tangan doank sih . . .”, kata gw
“Ya elah cuma tanda tangan doank, ntar tugas sama tanda tangannya nitip ajalah . . .”, kata mas yana
“Emang ikut kemana sih . . .?”, kata gw
“Kita nginep di villa sambil bakar2,,, gimana ? Ikut ya, kasihan si fendi kalo sendirian . . .”, kata mas yana
“Lha emang mas didit ga ikut apa . . .?”, kata gw
“Ga', gw ada kencan sendiri cuy . . .”, kata mas didit
“Emang siapa aja yg ikut mas . . .?”, kata gw
“Gw sama rika, mas adit sama mbak niken, lu sama fendi o, iya candra sama dita juga ikut . . .”, kata mas yana
Mak NYESSSS . . . itulah yg gw rasakan saat mas yana ngomong kalo mas candra dan dita juga ikut
Quote:
“Nggak lah mas, males saya pengen dirumah ajalah . . .”, kata gw walaupun sebenernya yg membuat gw males jika harus melihat mas candra dan dita lagi
“Ya elah gus, ayolahhh,,, masa lu tega membuat temen lu ini jadi obat nyamuk disana . . .”, kata fendi
“Ya udah, nggak usah ikut ajalah,,, repot amat . . .”, kata gw
“Mumpung gratis gus, kapan lagi coba nginep sama makan-makan di villa secara gratis . . .”, kata fendi
“Ga' ah males banget rasanya . . .”, kata gw
“Ckkk, lu ga asyik ah gusss . . .”, kata si fendi
“Nyantai2 ndi, biar gw yg ngomong sama bagus . . .”, kata mas yana
“Sini gus, ikut gw bentar . . .”, kata mas yana sambil merangkul gw menuju ke belakang
Sesampainya di belakang kos2an
Quote:
“Ada apa mas . . .?”, kata gw
“Gus, lu suka sama dita kan . . .?”, kata mas yana
“Apaan sih mas, ya nggak lah . . .”, kata gw
“Udah, ga usah disembunyiin lagi,,, gw udah tahu dari lagak lu, dan juga gw semakin yakin kalo lu suka dita saat gw lihat lu nylonong pergi begitu aja pas kita makan-makan kue ulang tahunnya si dita tadi pas di lab . . .”, kata mas yana
“............................”, gw cuma diem pas mas yana ngomong itu
“Gus, lu ga khawatir apa kalo disana ntar mereka kebagian tempat tidur yg sekamar, terus mereka tidur deh sekamar, dan ntar bisa-bisa . . .”, kata mas yana
“Ishhh, mas yana nih ga sopan ah ngomong kayak gitu,,, lagian juga dita ga mungkinlah ngelakuin hal2 kayak gitu . . .”, kata gw
“Namanya juga orang gus bisa aja khilaf, dan menurut gw harus ada orang yg ngawasi dan memperhatikan mereka, nah kalo misal lu sama fendi ga ikut, terus pas gw sibuk sama rika, mas adit sibuk sama mbak niken, terus ga ada donk, yg merhatiin mereka dan ngingetin mereka kalo ada apa2, dan oleh sebab itu gw ngajak lu gus . . .”, kata mas yana dengan gaya pidatonya yg khas
Ge terdiem sejenak setelah mendengarkan omongan mas yana, gw sebenarnya tahu kalo ini cuma akal2an mas yana biar gw juga ikut ke villa, tapi 1001 pikiran yg nggak-nggak mulai bermunculan
Quote:
“Gimana kalo yg dikatakan mas yana itu bener coba . . .?”, batin gw sambil garuk2 kepala gw yg ga gatal
Setelah beberapa lama perasaan dan pikiran gw konflik (perasaan nyesek kalo melihat mereka berdua atau pikiran gw yg udah mulai macem2 ), yg akhirnya dimenangkan oleh pikiran gw, gw memutuskan untuk menyetujui ajakan mas yana itu dengan tentu saja mengesampingkan perasaan nyesek yg bakal gw alami nanti .
Next Chapter : "Warning : stay away from her...!!!"
Anda akan meninggalkan Stories from the Heart. Apakah anda yakin?
Lapor Hansip
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.