TS
Dobon
YUK MENGENAL BATU MULIA
Quote:
GEMOLOGIST ALREADY HERE GUYS
Quote:
Original Posted By skylabjkt►Kami dari SKYLAB Jakarta mohon ijin gabung disini untuk sharing seputar dunia perbatumuliaan.................
Nuwun sewu mas TS....
Nuwun sewu mas TS....
Agan2 pasti sering mendengar batu mulia / permata, tapi pasti banyak yang belum tau apa sih batu mulia / permata itu..?
nah disini saya akan menjelaskan sedikit seputar batu mulia / permata, penjelasan umum dan istilah2nya...
BATU MULIA ADALAH
Quote:
Batu mulia / permata adalah sebuah mineral, batu yang dibentuk dari hasil proses geologi yang unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia yang mempunyai harga jual tinggi, dan diminati oleh para kolektor. Batu permata harus dipoles sebelum dijadikan perhiasan.
Di dunia ini tidak semua tempat mengandung batu permata. Di Indonesia hanya beberapa tempat yang mengandung batu permata antara lain di provinsi Banten dengan Kalimayanya, di Lampung dengan batu jenis-jenis anggur yang menawan dan jenis cempaka,di Pulau Kalimantan dengan Kecubungnya (amethys) dan Intan (berlian).
Batu permata mempunyai nama dari mulai huruf a sampai huruf z yang diklasifikasikan menurut kekerasannya yang dikenal dengan Skala Mohs dari 1 sampai 10.
Permata yang paling diminati di dunia adalah yang berkristal yang selain jenis batu mulia seperti Berlian, Zamrud, Ruby dan Safir, batu-batu akik jenis anggur seperti Biru Langit, bungur atau kecubung yang berasal dari Tanjung Bintang, Lampung saat ini banyak di buru oleh para kolektor karena kualitas kristalnya.
Di dunia ini tidak semua tempat mengandung batu permata. Di Indonesia hanya beberapa tempat yang mengandung batu permata antara lain di provinsi Banten dengan Kalimayanya, di Lampung dengan batu jenis-jenis anggur yang menawan dan jenis cempaka,di Pulau Kalimantan dengan Kecubungnya (amethys) dan Intan (berlian).
Batu permata mempunyai nama dari mulai huruf a sampai huruf z yang diklasifikasikan menurut kekerasannya yang dikenal dengan Skala Mohs dari 1 sampai 10.
Permata yang paling diminati di dunia adalah yang berkristal yang selain jenis batu mulia seperti Berlian, Zamrud, Ruby dan Safir, batu-batu akik jenis anggur seperti Biru Langit, bungur atau kecubung yang berasal dari Tanjung Bintang, Lampung saat ini banyak di buru oleh para kolektor karena kualitas kristalnya.
Quote:
MOHON MAAF SAYA TIDAK BISA MENJAWAB FOTO & PERTANYAAN MENGENAI JENIS BATUAN TERTENTU, SILAHKAN KONSULTASIKAN DENGAN LABORATORIUM GEMOLOGI PILIHAN ANDA
F.A.Q
Quote:
ALAMAT GEMLAB INDONESIA
NAMA BATU MULIA DIANTARANYA
APA YANG DIMAKSUD DENGAN 4C
TENTANG PHENOMENA, TRASPARENCY, TREATMENT
TENTANG LUSTER
PERBEDAAN BRILLIANCE & LUSTER
PERALATAN IDENTIFIKASI BATU MULIA
ALAT PENGUKUR KEKERASAN MOH'S
NATURAL VS SYNTHETIC
TREATMENT PADA BATU SYNTHETIC
GALERI FOTO INKLUSI BATU MULIA
TENTANG DIAMOND, SAPPHIRE, RUBY, EMERALD
TENTANG CHRYSOBERYL, AMETHYST
TENTANG TOPAZ
TENTANG OPAL / KALIMAYA
TENTANG PADPARADSCHA SAPPHIRE
TENTANG GARNET
TENTANG KELUARGA BERYL
SEMUA TENTANG DIAMOND
TENTANG ALEXANDRITE
TENTANG MOISSANITE
TENTANG SPINEL
TENTANG NATURAL ZIRCON
TENTANG CHRYSOCOLLA CHALCEDONY / BACAN
PRO - KONTRA ORIGIN
TEKA TEKI BATU ‘BULU MACAN’ dan ‘BULU MONYET’
Quote:
GAME OF STONES
Sebuah dokumenter dari Discovery Channel tentang perburuan batu mulia di berbagai belahan dunia..
HUNTING FOR SUNSET RUBIES
TURKISH ROULLETE
MILLION DOLLAR GAMBLE
COLUMBIA THE CITY OF EMERALD
Quote:
Dirangkum dari berbagai sumber
Nah gimana gan menarik bukan..??!!!
Batu mulia memang sangat indah.. kalau kita mengamati inklusi dari suatu batu mulia, seolah-olah kita memandang langit penuh bintang, sungguh indah sekali.
saya harap dengan mengetahui kriteria di atas kita dapat membedakan bahwa batu tersebut apakah Asli / Natural / origin atau hanya Sintetis atau bahkan Imitasi
Buat agan-agan yang mau nambahain info seputar batu mulia silahkan diposting yaa, sekalian kita sharing buat nambah pengetahuan bersama tentang batu mulia, ato buat yang mau tanya-tanya silahkan, saya akan menjawab semampu saya.
SALAM BATU MULIA...
PRESENTED BY :
Diubah oleh Dobon 13-09-2015 02:56
tien212700 dan tata604 memberi reputasi
2
702.3K
Kutip
4.1K
Balasan
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
Dobon
#3295
PRO - KONTRA ORIGIN by Nugroho Tri Putranto (SKY Lab)
Quote:
PRO-KONTRA ORIGIN
Pernyataan penjual atau pertanyaan konsumen tentang asal batuan sangat sering menjadi topik dalam transaksi jual-beli batu permata. Perdebatan mengenai penting atau tidaknya origin seolah tak pernah berujung. Masih sangat banyak konsumen yang sangat fanatik terhadap origin, dan seolah sudah terdoktrin bahwa batuan asal negara tersebut adalah yang terbaik. Pandangan seperti ini mutlak tidak bisa disalahkan dan patut dihargai. Namun dengan wawasan yang lebih luas tentang perkembangan penemuan tambang-tambang baru dan perkembangan bisnis batu mulia global, anggapan tersebut lambat-laun bisa dihilangkan.
Sejarah penentuan origin untuk batu mulia dimulai pada dekade 1940-1950. Sebelum itu,
penilaian lebih didasarkan atas kecenderungan warna dan tampilan saja, misalnya untuk Ruby dengan warna merah intens dikategorikan sebagai Burma-type atau Burma-like, Sapphire dengan warna biru intens dan silky appearance disebut sebagai Kashmir-type. Selama kurun dekade tersebut, Gemological Institute of America dan para ahli gemologi melakukan riset tentang kemungkinan penentuan origin batu mulia. Di waktu yang sama, pendiri Gemstone Research Swiss (GRS), Dr. Eduard J Gubelin juga mengadakan penelitian tentang perbedaan karakteristik batuan dari tambang-tambang yang berbeda.
Penentuan origin dimungkinkan dengan cara meneliti ribuan sampel batuan dari berbagai tambang, baik yang sudah tutup, masih berproduksi, maupun dari tambang yang baru ditemukan. Sampel-sampel tersebut kemudian didokumentasikan secara sistematik sebagai referensi laboratorium, dan diklasifikasikan menurut asal, sifat-sifat fisik dan optiknya, serta hasil analisisnya. Pemutakhiran sampel juga harus terus-menerus dilakukan karena penemuan baru, meskipun dari tambang yang sama, bisa jadi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan hasil tambang tersebut beberapa tahun sebelumnya.
Dari tinjauan ilmiah gemologi, penentuan origin tidak hanya membutuhkan analisis visual yang kasat mata saja seperti kecenderungan warna, struktur pertumbuhan dan inklusi tipikal. Lebih jauh dari itu, aspek visual yang tidak kasat mata seperti komposisi kimia dan UV reaction juga ikut berperan. Meskipun hingga saat ini akurasi penentuan origin oleh laboratorium gemologi masih menjadi kontroversi bahkan di dunia internasional, namun besarnya tuntutan konsumen yang memerlukan pendapat gemologist membuat hampir seluruh laboratorium gemologi mengeluarkan laporan tentang origin ini, meskipun dengan standar pemeriksaan dan dukungan peralatan yang berbeda-beda. Sebagai gambaran, apabila lab di Indonesia melengkapi instrumen origin analysis seperti yang dimiliki oleh GRS Swiss, mulai dari Fourier Transform Infra-Red (FTIR) Spectroscopy, Raman Spectroscopy , Ultra Violet Visual Near Infra-Red (UV-VIS NIR) Spectroscopy, Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy, Laser-Induced Breakdown Spectrsocopy (LIBS) dan Laser Ablation-Induction Coupled Plasma Mass Spectroscopy (LA-ICP-MS), maka total investasi untuk peralatan tersebut dipastikan di atas Rp. 5 miliar. Sebenarnya, tanpa peralatan tersebut pun laboratorium dimungkinkan untuk mengeluarkan origin namun tentunya dengan analisis yang tidak mendalam sehingga di sisi lain harga jual jasa juga bisa ditekan.
Kondisi yang terjadi adalah secanggih apapun peralatan kalau tidak didukung dengan akurasi referensi spesimen yang lengkap dan kemampuan untuk menganalisa datanya maka investasi peralatan tersebut bisa jadi tidak berguna. Tetapi apabila analisis hanya berdasarkan data yang minim maka kemungkinan akurasinya juga akan semakin jauh. Bukan begitu?
Keyakinan terhadap origin terkadang sangat melekat di diri konsumen dengan dalih pengalamannya di bidang batu mulia. Semisal konsumen sangat yakin membeli safir Sri Lanka, kemudian di LAB X hasilnya adalah Tanzania. Karena tidak puas, maka dia membawanya ke LAB Y, dan hasilnya ternyata benar Sri Lanka. Maka konsumen tersebut akan menganggap LAB Y sebagai lab yang lebih benar dan lebih kompeten. Nah, sekarang apabila konsumen tersebut mempunyai safir dari Tanzania dan di LAB X hasilnya Sri Lanka, apakah dia masih akan mendapatkan kesimpulan dari LAB Y yang dianggapnya lebih benar? Jawabannya adalah tergantung dari orientasi, pemahaman dan referensi pemilik barang tersebut terhadap dunia batu mulia dan reputasi lab yang ada..
Kasus di atas sangat mungkin terjadi saat ini, di mana ‘negara asal batuan’ di benak masyarakat masih sangat kuat mempengaruhi bahkan identik dengan kualitas batu mulia dan otomatis nilainya juga akan berbeda dan bahkan overlap dari kondisi yang seharusnya. Safir Sri Lanka dan safir Tanzania dengan kualitas (color, clarity, cut dan carat) sangat mungkin lebih mahal yang Sri Lanka, meskiupun yang terjadi di pasar internasional adalah sebaliknya.
Perdebatan tentang keakuratan origin determination ini menurut saya tidak akan pernah berujung, karena di satu sisi masyarakat mempunyai keyakinan sendiri dan di sisi lain lab memosisikan diri sebagai ‘opinion source’ menurut metode dan kemampuannya dan tidak bisa digugat.
Dengan semua kondisi yang telah diuraikan di atas, Anda bebas memilih laboratorium yang paling sesuai dengan kualifikasi, anggaran dan tujuan Anda. Banyak orang yang tidak memilih laboratorium yang bertarif mahal bukan karena kekurangan dana, tapi karena lebih ‘percaya’ kepada lab lain yang tarifnya lebih murah. Tapi tidak sedikit pula orang yang hanya ‘percaya’ kepada lab yang mahal (meskipun dia harus menabung untuk itu) dan tidak menoleh sedikit pun ke lab yang bertarif murah. Terserah, toh masalah mahal dan murah adalah relatif.
Tulisan ini hanya merupakan pandangan saya untuk memotret kondisi pasar yang ada di Indonesia saat ini dan sama sekali tidak bermaksud untuk mendiskreditkan satu pihak, seller atau buyer, atau laboratorium manapun. Kalau kebetulan Anda sebagai seller, maka sebenarnya Anda adalah buyer, karena Anda juga membeli dari seller (kecuali Anda memiliki tambang). Kalau saya kebetulan berprofesi sebagai gemologist, maka sebenarnya saya hanya mendambakan kondisi yang terbaik untuk pasar batu di Indonesia
Pernyataan penjual atau pertanyaan konsumen tentang asal batuan sangat sering menjadi topik dalam transaksi jual-beli batu permata. Perdebatan mengenai penting atau tidaknya origin seolah tak pernah berujung. Masih sangat banyak konsumen yang sangat fanatik terhadap origin, dan seolah sudah terdoktrin bahwa batuan asal negara tersebut adalah yang terbaik. Pandangan seperti ini mutlak tidak bisa disalahkan dan patut dihargai. Namun dengan wawasan yang lebih luas tentang perkembangan penemuan tambang-tambang baru dan perkembangan bisnis batu mulia global, anggapan tersebut lambat-laun bisa dihilangkan.
Sejarah penentuan origin untuk batu mulia dimulai pada dekade 1940-1950. Sebelum itu,
penilaian lebih didasarkan atas kecenderungan warna dan tampilan saja, misalnya untuk Ruby dengan warna merah intens dikategorikan sebagai Burma-type atau Burma-like, Sapphire dengan warna biru intens dan silky appearance disebut sebagai Kashmir-type. Selama kurun dekade tersebut, Gemological Institute of America dan para ahli gemologi melakukan riset tentang kemungkinan penentuan origin batu mulia. Di waktu yang sama, pendiri Gemstone Research Swiss (GRS), Dr. Eduard J Gubelin juga mengadakan penelitian tentang perbedaan karakteristik batuan dari tambang-tambang yang berbeda.
Penentuan origin dimungkinkan dengan cara meneliti ribuan sampel batuan dari berbagai tambang, baik yang sudah tutup, masih berproduksi, maupun dari tambang yang baru ditemukan. Sampel-sampel tersebut kemudian didokumentasikan secara sistematik sebagai referensi laboratorium, dan diklasifikasikan menurut asal, sifat-sifat fisik dan optiknya, serta hasil analisisnya. Pemutakhiran sampel juga harus terus-menerus dilakukan karena penemuan baru, meskipun dari tambang yang sama, bisa jadi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan hasil tambang tersebut beberapa tahun sebelumnya.
Dari tinjauan ilmiah gemologi, penentuan origin tidak hanya membutuhkan analisis visual yang kasat mata saja seperti kecenderungan warna, struktur pertumbuhan dan inklusi tipikal. Lebih jauh dari itu, aspek visual yang tidak kasat mata seperti komposisi kimia dan UV reaction juga ikut berperan. Meskipun hingga saat ini akurasi penentuan origin oleh laboratorium gemologi masih menjadi kontroversi bahkan di dunia internasional, namun besarnya tuntutan konsumen yang memerlukan pendapat gemologist membuat hampir seluruh laboratorium gemologi mengeluarkan laporan tentang origin ini, meskipun dengan standar pemeriksaan dan dukungan peralatan yang berbeda-beda. Sebagai gambaran, apabila lab di Indonesia melengkapi instrumen origin analysis seperti yang dimiliki oleh GRS Swiss, mulai dari Fourier Transform Infra-Red (FTIR) Spectroscopy, Raman Spectroscopy , Ultra Violet Visual Near Infra-Red (UV-VIS NIR) Spectroscopy, Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy, Laser-Induced Breakdown Spectrsocopy (LIBS) dan Laser Ablation-Induction Coupled Plasma Mass Spectroscopy (LA-ICP-MS), maka total investasi untuk peralatan tersebut dipastikan di atas Rp. 5 miliar. Sebenarnya, tanpa peralatan tersebut pun laboratorium dimungkinkan untuk mengeluarkan origin namun tentunya dengan analisis yang tidak mendalam sehingga di sisi lain harga jual jasa juga bisa ditekan.
Kondisi yang terjadi adalah secanggih apapun peralatan kalau tidak didukung dengan akurasi referensi spesimen yang lengkap dan kemampuan untuk menganalisa datanya maka investasi peralatan tersebut bisa jadi tidak berguna. Tetapi apabila analisis hanya berdasarkan data yang minim maka kemungkinan akurasinya juga akan semakin jauh. Bukan begitu?
Keyakinan terhadap origin terkadang sangat melekat di diri konsumen dengan dalih pengalamannya di bidang batu mulia. Semisal konsumen sangat yakin membeli safir Sri Lanka, kemudian di LAB X hasilnya adalah Tanzania. Karena tidak puas, maka dia membawanya ke LAB Y, dan hasilnya ternyata benar Sri Lanka. Maka konsumen tersebut akan menganggap LAB Y sebagai lab yang lebih benar dan lebih kompeten. Nah, sekarang apabila konsumen tersebut mempunyai safir dari Tanzania dan di LAB X hasilnya Sri Lanka, apakah dia masih akan mendapatkan kesimpulan dari LAB Y yang dianggapnya lebih benar? Jawabannya adalah tergantung dari orientasi, pemahaman dan referensi pemilik barang tersebut terhadap dunia batu mulia dan reputasi lab yang ada..
Kasus di atas sangat mungkin terjadi saat ini, di mana ‘negara asal batuan’ di benak masyarakat masih sangat kuat mempengaruhi bahkan identik dengan kualitas batu mulia dan otomatis nilainya juga akan berbeda dan bahkan overlap dari kondisi yang seharusnya. Safir Sri Lanka dan safir Tanzania dengan kualitas (color, clarity, cut dan carat) sangat mungkin lebih mahal yang Sri Lanka, meskiupun yang terjadi di pasar internasional adalah sebaliknya.
Perdebatan tentang keakuratan origin determination ini menurut saya tidak akan pernah berujung, karena di satu sisi masyarakat mempunyai keyakinan sendiri dan di sisi lain lab memosisikan diri sebagai ‘opinion source’ menurut metode dan kemampuannya dan tidak bisa digugat.
Dengan semua kondisi yang telah diuraikan di atas, Anda bebas memilih laboratorium yang paling sesuai dengan kualifikasi, anggaran dan tujuan Anda. Banyak orang yang tidak memilih laboratorium yang bertarif mahal bukan karena kekurangan dana, tapi karena lebih ‘percaya’ kepada lab lain yang tarifnya lebih murah. Tapi tidak sedikit pula orang yang hanya ‘percaya’ kepada lab yang mahal (meskipun dia harus menabung untuk itu) dan tidak menoleh sedikit pun ke lab yang bertarif murah. Terserah, toh masalah mahal dan murah adalah relatif.
Tulisan ini hanya merupakan pandangan saya untuk memotret kondisi pasar yang ada di Indonesia saat ini dan sama sekali tidak bermaksud untuk mendiskreditkan satu pihak, seller atau buyer, atau laboratorium manapun. Kalau kebetulan Anda sebagai seller, maka sebenarnya Anda adalah buyer, karena Anda juga membeli dari seller (kecuali Anda memiliki tambang). Kalau saya kebetulan berprofesi sebagai gemologist, maka sebenarnya saya hanya mendambakan kondisi yang terbaik untuk pasar batu di Indonesia
0
Kutip
Balas