Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fashiondesignerAvatar border
TS
fashiondesigner
Siapakah Dalang Mei 1998?
Cuma repost dari thread di komp*siana yg ditulis oleh orang lain, yg saya lupa namanya. Saya repost karena article ini di komp*siana sudah dihapus.

Alih-alih mengungkap Tragedi Mei 98, Presiden-Presiden RI justru berlomba memberi HADIAH kepada orang Cina agar sibuk main barongsai dan asyik merayakan Imlek lalu melupakan pemerkosaan amoi 98?

Kesimpulan

Sejak tahun 1998 Prabowo Subianto dan begundal-begundalnya bahkan kemudian Jusuf Kalla berusaha menggiring opini publik bahwa kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan SOSIAL karena masyarakat yang tidak tahan lagi menanggung krisis ekonomi dan menghadapi kesenjangan sosial. Itu sebabnya tidak ada dalangnya karena dilakukan secara spontan oleh masyarakat yang frustasi.

Sejak tahun 1998 Prabowo Subianto dan begundal-begundalnya berusaha menggiring opini publik bahwa kerusuhan Mei 1998 adalah AMUK masa membalas dendam atas pembunuhan mahasiswa Trisakti, itu sebabnya tidak ada dalangnya karena dilakukan secara spontan oleh masyarakat yang marah.

Sejak tahun 1998, berdasarkan laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), “Untuk itu, pemerintah perlu melakukan penyelidikan terhadap pertemuan di Makostrad pada tanggal 14 Mei 1998 guna mengetahui dan mengungkap serta memastikan peran Letjen Prabowo dan pihak-pihak lainya, dalam seluruh proses yang menimbulkan terjadinya kerusuhan” Prabowo dan begundal-begundalnya berusaha menggiring opini publik bahwa TGPF memvonis Prabowo merancang kerusuhan Mei 1998 di Makostrad pada tanggal 14 Mei 1998 bersama Adnan Buyung Nasution, Setiawan Djodi, Rendra, Bambang Widjojanto dan lain-lainnya. Itu sebabnya Prabowo mustahil dalangnya sebab tidak mungkin merancang kerusuhan setelah kerusuhannya berlangsung.

Sejak tahun 1998 Prabowo Subianto dan begundal-begundalnya berusaha menggiring opini publik bahwa kerusuhan Mei 98 disulut untuk menjatuhkan Soeharto. Itu sebabnya, sebagai kroni apalagi menantu Prabowo mustahil mendalanginya.

Padahal, kerusuhan Mei 98 dipicu dan dipacu untuk melestarikan kekuasaan Soeharto baik dengan cara memfitnah mahasiswa mengobarkan kerusuhan anti Cina sehingga terpaksa dihentikan dengan kekerasan, maupun menyatakan negara dalam keadaan darurat.

Tujuan pembunuhan mahasiswa pada tanggal 12 Mei 1998 petang adalah memprovokasi mahasiswa untuk melakukan unjuk rasa besar-besaran kebesokannya. Di tengah demonstrasi mahasiswa itulah preman-preman berbaju koko, berseragam SMA dan SMP akan merampok dan membakar gedung-gedung. Dengan cara demikianlah mahasiswa menjadi kambing hitam.

Karena kambing hitamnya tidak mau keluar kampus dan preman-premannya tidak berhasil merampok dan membakar gedung-gedung maka skenario kerusuhan pun diserahkan kepada pakarnya yaitu yang lebih baik kembali nama dari pada gagal di medan tugas untuk dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 1998?

Sayang sejuta sayang. Pada tanggal 14 mei 1998 kambing hitamnya kembali tidak mau keluar kandang meskipun sudah dibujuk, diejek, dimaki, ditakut-takuti, dilempari batu, bahkan ditawari aparat untuk diantar ke MPR.

Meskipun kambing hitamnya tidak keluar kandang, kenapa perusuh mulai merampok dan membakar gedung-gedung? Karena sejak jam 06.00 pagi sang DALANG pergi ke Malang dengan banyak saksi itu sebabnya tidak bisa diajak berkomunikasi? Makanya lebih baik pulang nama dari pada gagal di medan tugas?

Penjarahan saja tidak cukup kejam. Itu sebabnya ditambahkan pembakaran. Penjarahan dan pembakaran saja tidak cukup kejam. Itu sebabnya ditambahkan penganiayaan dan pembunuhan bahkan pemerkosaan. Harus benar-benar kejam agar tidak ada yang marah ketika kambing hitamnya disembelih.

Bukan Kudeta Mustahil Ganyang Cina

Kerusuhan Mei 98 mustahil menjatuhkan Soeharto. Kerusuhan Mei 98 justru memberi peluang kepada presiden untuk melestarikan kekuasaannya dengan membantai mahasiswa atau menyatakan negara dalam keadaan darurat.

Kerusuhan Mei 98 bukan Ganyang Cina. Perasaan anti Cina di Indonesia bersifat pribadi, bukan kelompok. Perasaan anti Cina hanya berkobar di hati beberapa orang non Cina kepada orang Cina tertentu. Di Indonesia tidak ada SATU orang apalagi kelompok non Cina yang membenci SEMUA orang Cina. Di Indonesia memang ada kelompok yang melakukan gerakan anti Ahmadiyah, anti Syiah, anti Kristen secara sistemik dan sistematis namun tidak ada kelompok yang anti Cina secara sistemik dan sistematis.

Kerusuhan Mei 98 bukan AMUK masa BALAS DENDAM atas pembunuhan mahasiswa Trisakti. Bila hendak balas dendam masyarakat pasti menyerang aparat yang berjaga-jaga di luar kampus.

Kerusuhan Mei 98 bukan kerusuhan SOSIAL. Bila tidak tahan lagi menanggung krisis ekonomi rakyat pasti berteriak minta tolong sebelum menjarah.

Hadiah Untuk Orang Cina

Sumber: Gambar: hai hai


Selain Pasukan Khusus hanya teroris yang mampu menyulut kerusuhan Mei 98. Bila bukan ABRI pasti TERORIS. Bila bukan Pasukan Khusus maka kerusuhan Mei 98 adalah pelecehan dan penghinaan bagi ABRI dan NKRI. Satu-satunya cara untuk menegakkan HARGA diri adalah mengungkap DALANG kerusuhan Mei 1998.

Berdasarkan Keputusan Bersama Menhankam/Pangab, Menteri Kehakiman, Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Negara Peranan Wanita, dan Jaksa Agung, dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Namun sayangnya, sampai hari ini Presiden-Presiden RI dan MA menganggap rekomendasi TGPF kentut belaka. Sementara itu DPR seolah main sinetron macan ompong. Mengaum namun tidak bertaring. Mengusulkan pembentukan Pengadilan HAM Adhoc ke Presiden namun tidak menindaklanjutinya.

Habibie dan SBY berlagak pilon? Masyarakat maklum sebab Habibie adalah Wakil Presiden dan SBY menjabat Kasdam Kodam Jaya saat kerusuhan berlangsung. Membongkar aib sendiri? Tak U U ya! Kenapa presiden Gus Dur yang mulia dan presiden Megawati yang terhormat juga BUNGKAM tentang Kerusuhan Mei 1998?

Tahun 1998, Habibie menerbitkan Inpres No. 26 tahun 1998 tentang penghentian penggunaan istilah pribumi dan non pribumi. Tahun 1999 Habibie menerbitkan Inpres No. 4 Tahun 1999 untuk menjalankan Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996 tentang penghapusan SBKRI (Surat Kewarganegaraan Republik Indonesia) bagi warga non pribumi.

Tahun 2000, Gus Dur menerbitkan Keppres No. 6 tahun 2000 Tentang Pencabutan Inpres No. 14 tahun 1967 Tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina, sehingga orang Tionghoa pun bebas main barongsai.

Tahun 2001 Gus Dur mengeluarkan Keppres No. 19 tahun 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (bagi yang merayakannya) sehingga orang Tionghoa pun merayakan Imlek terang-terangan.

Tahun 2002 Megawati mengeluarkan Keppres No. 19 tahun 2002 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional, orang Tionghoa pun asyik merayakan Imlek.

Tahun 2006 SBY mensahkan UU No. 12 tahun 2006 Tentang Kewarganeraan RI dan UU No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, untuk membebaskan orang Tionghoa dari diskriminasi sistem administrasi kependudukan.

Tahun 2014 SBY mengeluarkan Keppres No. 12 tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera No. 6 tahun 1967, sehingga dalam semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan istilah Tjina/China/Cina diganti dengan Tionghoa dan Republik Rakyat Cina (RRC) menjadi Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Tanya, “Kenapa?” Alih-alih mengungkap Tragedi Mei 98, presiden-presiden RI justru berlomba-lomba memberi HADIAH kepada orang Cina? Agar sibuk main barongsai dan asyik merayakan Imlek lalu melupakan pemerkosaan amoi 98?

HARTA yang musnah bisa diganti namun LUKA dan HINA yang ditanggung amoi-amoi yang dirudapaksa tahun 1998 diwariskan ke generasi berikutnya. Perasaan HINA yang ditanggung oleh lelaki-lelaki Tionghoa karena nggak BECUS melindungi amoi-amoinya tidak boleh dilupakan dari generasi ke generasi agar hal demikian tidak terulang lagi.

Wayang Pemerkosa Amoi 98

Sumber: Gambar: lintas.me


Merudapaksa perempuan bukan tindakan mudah. Menyeret seorang perempuan dari keramaian lalu merudapaksanya jauh lebih sulit lagi. Makanya, kebanyakan pemerkosaan dilakukan oleh orang yang dikenal baik. Seseorang HARUS benar-benar dikuasai nafsu birahi dan merasa AMAN barulah NEKAD merudapaksa.

Pemerkosaan berkelompok mustahil terjadi secara spontan karena HANYA perlu satu orang tidak setuju untuk mencegah yang lain melakukannya. Takut yang tidak setuju buka mulut. Itu sebabnya pemerkosaan berkelompok selalu dilakukan TERENCANA. Para pelaku sepakat dulu untuk melakukannya bersama-sama barulah menentukan tempatnya kemudian mencari mangsanya.

Pelaku pemerkosaan pasti meninggalkan korbannya begitu nafsu birahinya terpuaskan. Pemerkosa yang melakukan kekerasan seksual merusak organ sex yang dirudapaksanya, bila tidak sakit jiwa pasti tentara terlatih yang mengemban tugas melakukan hal demikian.

Pemerkosa amoi 98 bukan orang yang tiba-tiba khilaf. Juga bukan preman-preman yang sepakat melampiaskan birahinya bersama-sama apalagi orang-orang sakit jiwa. Siapakah mereka? Mereka adalah tentara terlatih yang mengemban tugas menyulut kerusuhan Anti Cina.

Kerusuhan Anti Cina Untuk Membantai Mahasiswa

Gerakan mahasiswa menuntut Soeharto lengser dilakukan dengan damai sesuai konstitusi. Itu sebabnya ABRI tidak punya alasan untuk menghentikannya dengan kekerasan. Bila memaksa, maka Indonesia akan dikecam dan dikucilkan sebab pada tahun 1998, mata seluruh dunia tertuju ke Indonesia. Itu sebabnya satu-satunya cara adalah memprovokasi mereka agar bertindak anarki. DALANG kerusuhan Mei 98 melakukannya dengan tiga cara yaitu:

1. Menyusupkan agen untuk memprovokasi mahasiswa melakukan pengrusakan dan penyerangan aparat.

2. Mengerahkan masa tandingan untuk bentrok dengan mahasiswa.

3. Memicu dan memacu kerusuhan Anti Cina lalu menjadikan mahasiswa kambing hitamnya.

Pembunuhan Mahasiswa Trisakti

Sumber: Gambar: kompas


Karena jendral AH Nasution akan berorasi maka kurang lebih 6.000 mahasiswa dan dosen Trisakti pun hadir untuk mendengarkannya. Namun, sang jendera tidak kunjung datang. Kenapa AH Nasution tidak jadi ke Trisakti? Saya tidak tahu. Media tidak memberitakannya. Tim Gabungan Pencari Fakta pun tidak mengungkapnya.

Pembunuhan mahasiswa Trisakti terjadi antara jam 17. 05-18.30 WIB saat mahasiswa yang gagal ke MPR kembali ke kampusnya. Setelah provokator yang mengaku alumni Trisakti gagal memicu bentrokkan dan beberapa orang aparat yang mengejek dan menghina mahasiswa gagal memacu kemarahan mahasiswa maka sekonyong-konyong aparat menembak dan melontarkan dan gas air mata membabi-buta. Popor senjata dan pentungan menghajar mahasiswa tanpa pilih bulu lelaki atau perempuan. Yang sudah jatuh ditendang dan diinjak tanpa belas kasihan. Pasukan URC (Unit Reaksi Cepat) penunggang motor mengejar mahasiswa yang panik sampai ke depan pintu gerbang.




Puluhan mahasiswa terluka. Enam orang tertembak dan empat mahasiswa gugur ditembus peluru. Hendriawan Sie, 20 tahun ditembak lehernya. Elang Mulya Lesmana, 19 tahun, ditembak dadanya. Hafidhin Royan, 21 tahun, ditembak kepalanya. Hery Hartanto, 21 tahun ditembak punggungnya. Terbukti kemudian, peluru yang digunakan bukan milik ABRI. Bila demikian, siapa yang menembak mahasiswa dengan peluru tajam?

Kapten Agustri Heryanto, Komandan Kompi II Batalyon B Resimen I Korps Brimob yang diadili Mahkamah Militer sehubungan kasus penembakan mahasiswa Trisakti bersaksi, "Tembakannya keras. Lebih keras dari tembakan peluru karet, arah tembakan dari Tol di Citraland."

Lettu Anneke Wacano (Polwan) bersaksi kepada Komnas HAM tentang Land Rover hijau milik anggota TNI di jembatan layang di depan Kampus Trisakti. Dua anggota TNI seragam hitam membidik ke kampus Trisakti dengan senjata laras panjang berteleskop. Satu kali letusan senjata kemudian keduanya menghilang ke mall Citraland.

Tidak sulit untuk menarik kesimpulannya. Tim Mawar Kopassus dibentuk Prabowo untuk menculik para aktivis. Anggota tim Mawar mengaku hanya komandan tim yang tahu sepak terjang mereka. Anggota Kopassus penyerang LP Cebongan Sleman juga mengaku, hanya komandan tim yang tahu sepak terjang mereka. Itu sebabnya, tidak sulit untuk menelusuri jejaknya. Selain Kopassus pasukan mana lagikah yang bisa digerakkan seenak jidat komandan timnya untuk bertindak seenak jidatnya?

Kampus-Kampus Pada Tanggal 13 Mei 1998

Mahasiswa UI dan Unika Atma Jaya sama-sama mengirim perwakilan ke Trisakti dan menggelar “Solidaritas Trisakti” di dalam kampus. Untuk menghindari keributan dengan masa di luar kampus yang memaksa demo ke MPR, pintu gerbang pun ditutup dan dijaga.

Di Jakarta pada tanggal 13 Mei 1998 tidak ada mahasiswa yang beraksi di luar kampusnya masing-masing.

Kampus Trisakti Pada 13 Mei 1998

Kampus dipenuhi mahasiswa Trisakti, Untar dan Ukrida serta perwakilan barbagai kampus lain. Hanya yang menunjukkan kartu mahasiswa atau yang dikenal boleh masuk.

Sekitar jam 11.00, sekelompok masa berbaju koko dan berpeci, dilarang masuk karena tidak punya kartu mahasiswa dan tidak dikenal. Mereka memaksa masuk dengan bringas namun di halau tanpa tedeng aling-aling. Masa itu melakukan Shalat Ghaib (Shalat dari jauh untuk mayat) di jalan S Parman. Selesai shalat mereka pun berteriak-teriak mengajak mahasiswa ikut ke MPR. Karena diabaikan mereka pun memaki, "Mahasiswa Pengecut!" dan melempari mahasiswa dengan batu.

Sekitar jam 13.00, masa berseragam SMA dan SMP memenuhi Jl Kyai Tapa di luar kampus Trisakti. Seragam mereka tidak lengkap bahkan anak SMP pakai celana panjang. Umurnya terlalu tua untuk anak SMA apalagi SMP. Mereka mencegat lalu membajak truk tanah berwarna kuning yang lalu ditabrakkan ke pom bensin di sebelah terminal Grogol.

Ketika aparat bergerak menghalau, masa melawan dengan lemparan batu sambil berteriak, "Pembunuh! Pembunuh! Pembunuh!" Sebagian mahasiswa di dalam kampus ikut meneriaki polisi, "Hai anjing LU! Pembunuh! Pembunuh! Pembunuh!"

Dari atas jembatan layang, beberapa orang aparat membidik mahasiswa di dalam kampus dengan senjata laras panjang yang siap diletuskan. Melihat hal demikian, mahasiswa Trisakti dan Untar pun kalap lalu keluar kampus dan menantang aparat untuk menembak. Tantangannya diabaikan mahasiswa pun melempari aparat dengan batu. Aparat kabur. Mundur.

Sekitar jam 14.00, mahasiswa dikejutkan teriakan, "Polisi datang. Siap-siap!" Sebagian mahasiswa segera berlindung yang lainnya justru mencari batu untuk berperang. Bunyi senapan cumiakan telinga dan gas air mata mengebul di mana-mana. Mahasiswa-mahasiswa kampus lain pun memutuskan untuk meninggalkan Trisakti. Dipimpin oleh mahasiswa Ukrida dan Untar mereka memanjat ke kampus Untar lalu keluar di Jl. Tawakal dan menghilang lewat jalan-jalan tikus.
0
5.2K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
relawan.suheriAvatar border
relawan.suheri
#16
si jongos jadi babu aja,
dpr kmp yang kuasai emoticon-Big Grin

si jongos jadi babu aja,
dpr kmp yang kuasai emoticon-Big Grin

0