- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[MIRIS] Ababil yang kuliahnya dibiayai negara, kabur demi pacarnya.


TS
King.Cai
[MIRIS] Ababil yang kuliahnya dibiayai negara, kabur demi pacarnya.
Quote:
Thanks buat yg ud apdet, cendol meluncur.

Wah, HT gan

Spoiler for HT:
Masih ingat cerita Cewek muda yang dahulu sempat pernah masuk headline beberapa media, dimana dia tidak memiliki biaya untuk nebus Ijazah SMA nya. Dan karena itu, ayahnya sampai rela jual ginjal demi bayarin ijazah anaknya.
Pernah muncul di Hitam Putih dahulu
Quote:
Tapi sekarang?cek beritnya dibawah

Quote:
Padahal dulu ayahnya rela menjual ginjal demi nebus ijasah dia. Sekarang mana balas budinya?dikasi tau kebenaran, eh malah ngeyel..

Quote:
Liat tuh ulah bocah ini?kuliah udah dibiayain negara, hasilnya?

Update miris
Quote:
Bener2 ni anak dan pacarnya, bikin emosii

Update 13 Mei
Quote:




buat Ayu, bertobat dan segera pulang saja. Bapakmu sendirian dan sakit, macam mana kau tinggalin dia begitu saja setelah semua yang bapak kau lakukan?air susu dibalas air tuba?

Quote:
Pulang lah kau nak, bapakmu udah sangat khawatir..
buat Aan kampret, jangan jadi banci lo. Nutup FB ga akan ngilangin jejak lo

Quote:
Kamfreettt bener, ayo kita sebarkan ramai2 foto si Aan dibawah ini, biar dia malu se-Indonesia raya akibat perbuatannya

Quote:
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber 4
Sumber 5
Sumber 6
Sumber 7
Ada apdet dari salah seorang kaskuser, diduga Tersangka utama dalam kasus ini, yaitu si cowok yg sudah "merusak" Ayu

Spoiler for barbuk:
Update kesaksian dari kaskuser
Quote:
tambahan dari kaskuser lain
Quote:
wah, no komeng deh buat 2 orang ini

Ane juga punya beberapa barbuk dari FB nya si Ayu
Spoiler for Barbuk 1:
Spoiler for Barbuk 2:
Update Berita di Post #7ya gan

Numpang Promo Lapak lain
[RESMI] Hasil UN 2014 SMA-Sederajat
0
461.3K
4.3K


Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post


ban9un
#3097
Bebaskan Ayu Tentukan Jalan Hidup, Sugiyanto: Mungkin Ini Karma
Jakarta - Sugiyanto, ayahanda Shara Meilanda Ayu (20), bersyukur putrinya yang kabur sudah kembali dalam keadaan sehat. Sugiyanto kini pasrah dan menyerahkan pada Ayu untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.
Sugiyanto yang sore ini ditemui detikcom di rumah sekaligus tempat menjahitnya di Giant Tailor, Jalan Kebon 200, RT 07 RW 02, Kamal, Jakarta Barat, terlihat sedang bengong sambil melihat HP di tangannya. Ayu memang sudah pulang, namun hanya sehari pada dua hari lalu. Namun keesokan harinya Ayu pamit pergi lagi ke rumah temannya untuk menenangkan diri.
Sugiyanto terlihat beberapa kali menghubungi Ayu lewat ponselnya. Sugiyanto bertanya "Di mana Ayu? Di mana?" Menurut Sugiyanto, putrinya itu ada di rumah temannya di Jakarta. "Bapak tenang saja, nggak usah khawatir," tutur Ayu yang ditirukan ayah beranak 5 ini.
Laki-laki separuh baya itu lantas mengeluarkan uneg-unegnya. Dia sempat marah pada perlakuan pacar Ayu, Firmansyah alias Aan.
"Saya emosi. Sempat marah. Jujur, ini belum apa-apa saja nggak berani datang ketemu sama saya. Bagaimana mau bertanggung jawab?" keluh Sugiyanto yang tetap ramah menerima detikcom.
Dia juga sempat memarahi ibunda pacar Ayu, Fatimah, yang datang mengantar Ayu pulang dari Bangka Belitung. "Saya ngerti juga kok Pak, kalau saya di posisi Bapak seperti apa. Mereka sudah sama-sama suka, nggak mungkin dipisahin," respons Fatimah seperti ditirukan Sugiyanto.
Bahkan Facebook, media di mana Ayu bertemu Aan, juga sempat menjadi luapan emosi Sugiyanto. "Semua karena jaring sosial, pupus sudah harapan Ayu untuk bisa kuliah. Di Facebook malah kenal dengan pacarnya yang usianya lebih tua," ungkapnya.
Namun sesaat kemudian Sugiyanto sadar bahwa Facebook ternyata hanya alat, yang bila dimanfaatkan dengan benar justru akan menguntungkan. Dia lantas mencoba mengerti psikologi Ayu yang selama ini belum pernah pacaran.
"Tapi bagaimana lagi, anak ini kan belum pernah pacaran. Begitu kuliah dia mulai kenal Facebook, saya juga nggak nyalahin Facebook, kalau bisa dimanfaatkan dengan benar kan bisa menghasilkan," tuturnya.
Sugiyanto juga mencoba memberikan penjelasan lantaran sebelumnya dia dinilai Ayu sangat protektif. Menurutnya, sebagai orang tua, apa yang dilakukannya wajar. Menurutnya, perasaan yang dirasakan Ayu pada pacarnya, hanya akan bertahan beberapa bulan saja.
"Sebenarnya itu cuma kekhwatiran orang tua biasa, saya juga nggak pernah ngelarang Ayu mau pacaran, tapi toh kalau pacaran cari yang sama-sama temen kuliah. Sekarang dia sudah susah dibilangi karena sudah nyaman dengan pacarnya. Saya cuma bisa bilang sama Ayu, paling kalau begini cuma 2 sampai 3 bulan pasti akan nyesel karena hidup itu nggak cuma perlu ada cinta. Begitu nikah itu (perasaan Ayu ke pacarnya, red) nggak ada lagi, semua itu nafsu semata, bukan karena cinta," bebernya.
Namun kini Sugiyanto sudah menyerahkan pada Ayu hendak ke mana menentukan jalan hidupnya. Bila ingin menikah, Sugiyanto sudah tak ingin menghalanginya lagi.
"Kalau saya mah tergantung Ayu-nya saja. Kalau nikah ya udah nikah, Ayu yang jalanin hidupnya," tuturnya.
Ketika ditanya Ayu yang sudah di-DO dari Poltek Negeri Jakarta namun Kemendikbud masih memberikan kesempatan beasiswa pada Ayu, Sugiyanto kini yakin putrinya sudah tidak mau sekolah.
"Ya kayanya udah nggak mungkin lagi, 99% kayanya Ayu udah nggak mau kuliah. Sekarang terserah si Ayu sajalah, saya sudah memperjuangkannya, waktu itu saya kan sampai mau jual ginjal sampai dibilang cari sensasi segala macam, itu kan Ayu mau kuliah, mau sekolah. Ibaratnya dulu saya nggak kesampaian kuliah, sekarang Ayu kuliah, saya anggap saya juga ikut kuliah," kata Sugiyanto.
Mata Sugiyanto lantas menerawang, mengingat masa lalunya dan merenung. Dia lantas membuat pengakuan apa yang terjadi pada Ayu mungkin adalah hukum karma yang mesti dijalaninya.
"Ya mungkin ini merupakan hukum karma, saya juga pergi sama pacar, waktu nikah juga nggak disetujui, mungkin ini udah takdir, sudah menjadi hukum karma. Saya ceritakan ke mereka semuanya jalan hidup saya, mamak dan bapak sekolah semua gagal, tinggal di anak-anak aja harapan bapak supaya mereka jadi sukses," kisahnya yang lantas terisak ini.
Sambil terisak pula Sugiyanto bercerita perih hatinya saat melihat anak-anak kuliah ketika mencari Ayu ke Depok.
"Kenapa anak saya nggak bisa seperti ini? Saya selalu sering cerita ke Ayu, bapak nggak bisa beliin mobil atau rumah, bapak cuma bisa memperjuangkan kuliah kamu supaya bisa mencapai apa yang menjadi cita-cita kamu. Kebahagian orang tua melihat anaknya bisa bahagia," kata duda yang istrinya meninggal 3 tahun lalu ini.
"Hidup itu pilihan, bagaimana mau kita mau senang, kita harus kerja keras dulu, menderita, nanti ada saatnya kita bisa menikmati semuanya. Kalau tahu hidup begini saya juga menyesal kenapa tidak kuliah? Kalau bisa balik lagi ke zaman dulu, saya rela ngamen lagi buat biaya kuliah," sesal Sugiyanto yang masih terisak.
Sumber: detik.com
Sugiyanto yang sore ini ditemui detikcom di rumah sekaligus tempat menjahitnya di Giant Tailor, Jalan Kebon 200, RT 07 RW 02, Kamal, Jakarta Barat, terlihat sedang bengong sambil melihat HP di tangannya. Ayu memang sudah pulang, namun hanya sehari pada dua hari lalu. Namun keesokan harinya Ayu pamit pergi lagi ke rumah temannya untuk menenangkan diri.
Sugiyanto terlihat beberapa kali menghubungi Ayu lewat ponselnya. Sugiyanto bertanya "Di mana Ayu? Di mana?" Menurut Sugiyanto, putrinya itu ada di rumah temannya di Jakarta. "Bapak tenang saja, nggak usah khawatir," tutur Ayu yang ditirukan ayah beranak 5 ini.
Laki-laki separuh baya itu lantas mengeluarkan uneg-unegnya. Dia sempat marah pada perlakuan pacar Ayu, Firmansyah alias Aan.
"Saya emosi. Sempat marah. Jujur, ini belum apa-apa saja nggak berani datang ketemu sama saya. Bagaimana mau bertanggung jawab?" keluh Sugiyanto yang tetap ramah menerima detikcom.
Dia juga sempat memarahi ibunda pacar Ayu, Fatimah, yang datang mengantar Ayu pulang dari Bangka Belitung. "Saya ngerti juga kok Pak, kalau saya di posisi Bapak seperti apa. Mereka sudah sama-sama suka, nggak mungkin dipisahin," respons Fatimah seperti ditirukan Sugiyanto.
Bahkan Facebook, media di mana Ayu bertemu Aan, juga sempat menjadi luapan emosi Sugiyanto. "Semua karena jaring sosial, pupus sudah harapan Ayu untuk bisa kuliah. Di Facebook malah kenal dengan pacarnya yang usianya lebih tua," ungkapnya.
Namun sesaat kemudian Sugiyanto sadar bahwa Facebook ternyata hanya alat, yang bila dimanfaatkan dengan benar justru akan menguntungkan. Dia lantas mencoba mengerti psikologi Ayu yang selama ini belum pernah pacaran.
"Tapi bagaimana lagi, anak ini kan belum pernah pacaran. Begitu kuliah dia mulai kenal Facebook, saya juga nggak nyalahin Facebook, kalau bisa dimanfaatkan dengan benar kan bisa menghasilkan," tuturnya.
Sugiyanto juga mencoba memberikan penjelasan lantaran sebelumnya dia dinilai Ayu sangat protektif. Menurutnya, sebagai orang tua, apa yang dilakukannya wajar. Menurutnya, perasaan yang dirasakan Ayu pada pacarnya, hanya akan bertahan beberapa bulan saja.
"Sebenarnya itu cuma kekhwatiran orang tua biasa, saya juga nggak pernah ngelarang Ayu mau pacaran, tapi toh kalau pacaran cari yang sama-sama temen kuliah. Sekarang dia sudah susah dibilangi karena sudah nyaman dengan pacarnya. Saya cuma bisa bilang sama Ayu, paling kalau begini cuma 2 sampai 3 bulan pasti akan nyesel karena hidup itu nggak cuma perlu ada cinta. Begitu nikah itu (perasaan Ayu ke pacarnya, red) nggak ada lagi, semua itu nafsu semata, bukan karena cinta," bebernya.
Namun kini Sugiyanto sudah menyerahkan pada Ayu hendak ke mana menentukan jalan hidupnya. Bila ingin menikah, Sugiyanto sudah tak ingin menghalanginya lagi.
"Kalau saya mah tergantung Ayu-nya saja. Kalau nikah ya udah nikah, Ayu yang jalanin hidupnya," tuturnya.
Ketika ditanya Ayu yang sudah di-DO dari Poltek Negeri Jakarta namun Kemendikbud masih memberikan kesempatan beasiswa pada Ayu, Sugiyanto kini yakin putrinya sudah tidak mau sekolah.
"Ya kayanya udah nggak mungkin lagi, 99% kayanya Ayu udah nggak mau kuliah. Sekarang terserah si Ayu sajalah, saya sudah memperjuangkannya, waktu itu saya kan sampai mau jual ginjal sampai dibilang cari sensasi segala macam, itu kan Ayu mau kuliah, mau sekolah. Ibaratnya dulu saya nggak kesampaian kuliah, sekarang Ayu kuliah, saya anggap saya juga ikut kuliah," kata Sugiyanto.
Mata Sugiyanto lantas menerawang, mengingat masa lalunya dan merenung. Dia lantas membuat pengakuan apa yang terjadi pada Ayu mungkin adalah hukum karma yang mesti dijalaninya.
"Ya mungkin ini merupakan hukum karma, saya juga pergi sama pacar, waktu nikah juga nggak disetujui, mungkin ini udah takdir, sudah menjadi hukum karma. Saya ceritakan ke mereka semuanya jalan hidup saya, mamak dan bapak sekolah semua gagal, tinggal di anak-anak aja harapan bapak supaya mereka jadi sukses," kisahnya yang lantas terisak ini.
Sambil terisak pula Sugiyanto bercerita perih hatinya saat melihat anak-anak kuliah ketika mencari Ayu ke Depok.
"Kenapa anak saya nggak bisa seperti ini? Saya selalu sering cerita ke Ayu, bapak nggak bisa beliin mobil atau rumah, bapak cuma bisa memperjuangkan kuliah kamu supaya bisa mencapai apa yang menjadi cita-cita kamu. Kebahagian orang tua melihat anaknya bisa bahagia," kata duda yang istrinya meninggal 3 tahun lalu ini.
"Hidup itu pilihan, bagaimana mau kita mau senang, kita harus kerja keras dulu, menderita, nanti ada saatnya kita bisa menikmati semuanya. Kalau tahu hidup begini saya juga menyesal kenapa tidak kuliah? Kalau bisa balik lagi ke zaman dulu, saya rela ngamen lagi buat biaya kuliah," sesal Sugiyanto yang masih terisak.
Sumber: detik.com
0