- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
Istri jadi Ibu Rumah Tangga = Pemikiran Jadul
TS
john.kazama
Istri jadi Ibu Rumah Tangga = Pemikiran Jadul
Gan ane mau curhat gan,
Ane Kemaren merasa dihina gan sama temen sekantor ane, Awalnya gini gan dia kan mau renovasi rumah . minta bantuan ane untuk desain. Okelah ane bantuin, dengan sukarela gan. Trus kan dia konsultasi kea ne, tiba2 dia Tanya:
Gan kenapa orang seperti itu di biarkan hidup? Ane jengkel banget gan
Terimakasih Agan2 mendengarkan curhatan saya, dan semoga berkenan,
Kalau menurut agan Bagaimana ?
Mohon tinggalkan komen dan
terimakasih agan
Semoga tread ini bermanfaat
Ane Kemaren merasa dihina gan sama temen sekantor ane, Awalnya gini gan dia kan mau renovasi rumah . minta bantuan ane untuk desain. Okelah ane bantuin, dengan sukarela gan. Trus kan dia konsultasi kea ne, tiba2 dia Tanya:
Spoiler for Percakapan:
Gan kenapa orang seperti itu di biarkan hidup? Ane jengkel banget gan
Spoiler for Menurut ane:
Terimakasih Agan2 mendengarkan curhatan saya, dan semoga berkenan,
Kalau menurut agan Bagaimana ?
Mohon tinggalkan komen dan
Spoiler for sumbangan cendol:
terimakasih agan
Spoiler for Hottread:
Semoga tread ini bermanfaat
Spoiler for COMENG:
Quote:
Spoiler for comeng dari agan:
Spoiler for pemikiran agan kimaera:
Quote:
Original Posted By Kimaera►Ane biasa jadi Silent Reader di HT tiap hari, kali ini bner2 tergerak utk komentar karena tritnya bermutu banget, sejalan dengan kondisi ane 
Ane jg seorang bapak, punya bayi laki-laki skrg umur 11 bulan (lg lucu2nya juga tuh
) keseharian anak ane ditemani oleh istri ane, seorang ibu rumah tangga.
Ane pernah nih dicurhatin temen, sudah lulus sarjana, lulus juga S2 dapet gelar master. Dia seorang calon ibu yang sangat ingin berkarir, tapi ditentang oleh ortunya, kata ortu dia, lebih baik menjadi ibu rumah tangga n ngurus anak.
Y jelas ane setujulah kalo seorang istri itu tugas utamanya mengurus anak.. Kalo mengesampingkan quality time demi sebuah karir, ane rasa kasihan anaknya gan...
Bisalah kita bandingin di sekitar kita, mungkin saudara, ponakan, atau siapapun, sebagian besar pasti mereka yang tumbuh dirawat oleh ibu mereka, jauuh lebih baik dari mereka yg tumbuh bersama orang lain dan hanya bisa bertemu ibu mereka bbrp jam tiap harinya (kecuali hari libur, yg ini gak usah dibahas, biasany hari libur dijadiin alasan bagi wanita karir kalo mereka masih bisa spend time sama anaknya... emg hari libur dibanding hari masuk berapa perbandingannya bu...
)
Buat ibu rumah tangga yang begitu ingin berkarir, begitu inginnya berpenghasilan sendiri.... Ada satu sosok di masa lalu (Ane gak SARA n gak bawa2 agama) yaitu Siti Khadijah, yang bisa menjadi motivasi bagi para ibu rumah tangga.. Beliau adalah pedagang, pekerja keras, ulet dan rajin, namun tetap memperhatikan suami n melayani suami... Jadi, mellihat dari sifat Siti Khadijah, Ibu rumah tangga tetap bisa berkarya, yaitu berdagang. Ber-wirausaha. Jaman sudah sangat mendukung karena Dunia Maya begitu luas n semakin banyak calon pembeli online. Produk dan jasa yang bisa dibuat/ ditawarkan begitu luas.. Tinggal kemauan n inovasi dari kita, dukungan dari kita pada istri kita, agar istri tetap bisa menemani anak, mengasuh anak, namun juga produktif. Mungkin juga istri kita bisa mengurusi usaha online yang kita miliki/ sedang kita rintis.
NAMUN bagaimanapun, kita tidak bisa lah menjudge bahwa wanita karir itu jelek.. Karena mereka punya alasan masing2 utk berkarir, yg kita tidak ketahui.
Kolega ane jg banyak wanita karir, beberapa ada yg sering menyempatkan komunikasi dengan anakny, entah video call, telepon, dsb.. ada yg selalu menyempatkan diri menyiapkan ASI utk anaknya di rumah. dsb..
Intinya utk para wanita karir, lihatlah tujuan anda berkarir... apakah tingkat kepentingannya begitu mendesak, ataukah sebenarnya dari suami sudah mampu menafkahi keluarga tanpa anda bekerja? Ingat, seorang Ibu adalah yang paling menentukan bagaimana masa depan dunia ini kelak... karena ibulah yg membentuk calon-calon pemimpin masa depan...
Ane jg seorang bapak, punya bayi laki-laki skrg umur 11 bulan (lg lucu2nya juga tuh
) keseharian anak ane ditemani oleh istri ane, seorang ibu rumah tangga. Ane pernah nih dicurhatin temen, sudah lulus sarjana, lulus juga S2 dapet gelar master. Dia seorang calon ibu yang sangat ingin berkarir, tapi ditentang oleh ortunya, kata ortu dia, lebih baik menjadi ibu rumah tangga n ngurus anak.
Y jelas ane setujulah kalo seorang istri itu tugas utamanya mengurus anak.. Kalo mengesampingkan quality time demi sebuah karir, ane rasa kasihan anaknya gan...
Bisalah kita bandingin di sekitar kita, mungkin saudara, ponakan, atau siapapun, sebagian besar pasti mereka yang tumbuh dirawat oleh ibu mereka, jauuh lebih baik dari mereka yg tumbuh bersama orang lain dan hanya bisa bertemu ibu mereka bbrp jam tiap harinya (kecuali hari libur, yg ini gak usah dibahas, biasany hari libur dijadiin alasan bagi wanita karir kalo mereka masih bisa spend time sama anaknya... emg hari libur dibanding hari masuk berapa perbandingannya bu...
)Buat ibu rumah tangga yang begitu ingin berkarir, begitu inginnya berpenghasilan sendiri.... Ada satu sosok di masa lalu (Ane gak SARA n gak bawa2 agama) yaitu Siti Khadijah, yang bisa menjadi motivasi bagi para ibu rumah tangga.. Beliau adalah pedagang, pekerja keras, ulet dan rajin, namun tetap memperhatikan suami n melayani suami... Jadi, mellihat dari sifat Siti Khadijah, Ibu rumah tangga tetap bisa berkarya, yaitu berdagang. Ber-wirausaha. Jaman sudah sangat mendukung karena Dunia Maya begitu luas n semakin banyak calon pembeli online. Produk dan jasa yang bisa dibuat/ ditawarkan begitu luas.. Tinggal kemauan n inovasi dari kita, dukungan dari kita pada istri kita, agar istri tetap bisa menemani anak, mengasuh anak, namun juga produktif. Mungkin juga istri kita bisa mengurusi usaha online yang kita miliki/ sedang kita rintis.
NAMUN bagaimanapun, kita tidak bisa lah menjudge bahwa wanita karir itu jelek.. Karena mereka punya alasan masing2 utk berkarir, yg kita tidak ketahui.
Kolega ane jg banyak wanita karir, beberapa ada yg sering menyempatkan komunikasi dengan anakny, entah video call, telepon, dsb.. ada yg selalu menyempatkan diri menyiapkan ASI utk anaknya di rumah
. dsb..Intinya utk para wanita karir, lihatlah tujuan anda berkarir... apakah tingkat kepentingannya begitu mendesak, ataukah sebenarnya dari suami sudah mampu menafkahi keluarga tanpa anda bekerja? Ingat, seorang Ibu adalah yang paling menentukan bagaimana masa depan dunia ini kelak... karena ibulah yg membentuk calon-calon pemimpin masa depan...
Spoiler for pemikiran agan nxtlvl:
Spoiler for pemikiran agan anaz:
Quote:
Original Posted By anaz►
menurut saya pribadi pendapat TS tidak salah, dan pendapat yang beda dengan TS juga tidak bisa dipersalahkan,
semua kembali kepada diri kita, keadaan kita, atopun permasalahan yang kita hadapi gan.
dilema buat orang yang mempunyai keadaan seperti saya, yang mengharuskan suami istri harus bekerja, ga ada alasan lain semua demi anak.
saya seorang pegawai dengan penghasilan pas2an yang penempatan kerjanya jauh dari keluarga saya ato keluarga istri dan ironisnya di tempat dengan biaya hidup tinggi, so bisa dikatakan kami dua2nya perantau sampai mempunyai anak yang sekarang sudah berumur 1 tahun 2 bulan.
kami dua2nya bekerja dengan alasan saling menunjang perekonomian demi mencukupi keluarga gan, cukup buat kami hanya sebatas bisa hidup, makan, buat susu anak, cicilan rumah, dan cicilan utang2 yang lain, dan juga kebutuhan2 yang tak terduga (contoh: sakit, ato yang lainnya).
jujur saya pribadi sangat berkeinginan seperti yang TS paparkan, tapi keadaan berkehendak lain. bukan kesengajaan kami untuk menelantarkan anak kami gan.
dan doa kami semoga rejeki yang kami terima berkah buat keluarga, dan semoga anak kami menjadi anak soleh dan menjadi anak yang kuat, mengerti dan memahami betapa beratnya kehidupan.
maaf terlalu panjang
semua kembali kepada diri kita, keadaan kita, atopun permasalahan yang kita hadapi gan.
dilema buat orang yang mempunyai keadaan seperti saya, yang mengharuskan suami istri harus bekerja, ga ada alasan lain semua demi anak.
saya seorang pegawai dengan penghasilan pas2an yang penempatan kerjanya jauh dari keluarga saya ato keluarga istri dan ironisnya di tempat dengan biaya hidup tinggi, so bisa dikatakan kami dua2nya perantau sampai mempunyai anak yang sekarang sudah berumur 1 tahun 2 bulan.
kami dua2nya bekerja dengan alasan saling menunjang perekonomian demi mencukupi keluarga gan, cukup buat kami hanya sebatas bisa hidup, makan, buat susu anak, cicilan rumah, dan cicilan utang2 yang lain, dan juga kebutuhan2 yang tak terduga (contoh: sakit, ato yang lainnya).
jujur saya pribadi sangat berkeinginan seperti yang TS paparkan, tapi keadaan berkehendak lain. bukan kesengajaan kami untuk menelantarkan anak kami gan.
dan doa kami semoga rejeki yang kami terima berkah buat keluarga, dan semoga anak kami menjadi anak soleh dan menjadi anak yang kuat, mengerti dan memahami betapa beratnya kehidupan.
maaf terlalu panjang
Spoiler for pemikiran agan bibadut yang lg boker:
Quote:
Original Posted By bidadut►Wah keren threadnya,, pagi2 pas lg boker ane lg ngerenung ni masalah dan ada trid kaya gini, jd HT lg ,hoki amat ane
Kalo ane sih gan, menurut ane, smua udah ada porsinya, di agama ane (islam) juga memang kewajiban suami adalah mencari nafkah, dan istri kewajibannya ya ngikut suami. untuk masalah kerja atau ga, itu komitmen si gan, balik ke tujuan awal hidup agan mw digimanain.. di agama jg istri gapapa kerja ga dosa, tp yang dosa kan kalo dia ga mw nurut suami
Istri kerja ga salah, keluarga mw pake babysiter itu pilihan jg gan, ga ada yg salah.. yang ane tangkep dari realita agan adalah, temen agan ga bisa nerima pola pikir agan...
Kalo ane sendiri sih, pengen istri ane ngikutin apa regulasi agama ane, dan ane pengen bikin sebuah komitmen dan pembagian tugas yang jelas, ane tipikal pekerja keras gan, karena udah tanggungan ane untuk nafkahin bini, tp ane jg ga mw istri ane nganggur, karena pasti bini ane harus punya kesibukan.. cuma diatur porsinya, bener kata agan yang paling sulit bikin komitmen, dan pastinya ngasih pola pikir yang win2 ke istri, karena setiap manusia punya idealisme sendiri, tp seberapa kuat kt bs melepas idealisme itu? untuk kt bisa terima realita? sulit !... karena accepting is harder gan, nerima realita sulit.. lebih mudah menyerang daripada bertahan..
ane si kedepannya cm berharap, jangan ampe bini lebih sibuk, atau sama sibuknya kaya ane yg pekerja keras ini, wah bisa kacau gan, karena prinsip rumah tangga ane ntar ya ane tetep pengen cewe ane punya banyak porsi untuk keluarga, dan ane punya porsi lebih untuk nafkah.. kalo sama2 nyari nafkah wadoh... repot gan, kecuali kalo kondisinya darurat gan misal ane mati, atau cacat, itu kondisi pengecualian, tp selama ane masih sehat dan insta allah masih kuat ane akan usaha sekuat tenaga gan... intinya sih atur porsi gan, harus saling ngelengkapin.... istri kerja ga salah, skrng banyak ko kerjaan yg ga harus terikat waktu, jd self employee, profesional, pengajar, dll... ga mesti orng kantoran, krn yg bikin ga enak tu kalo sama2 kerja kantoran hehe terikat waktu... makanya tantangan buat suami jg untuk ningkatin wawasannya.. jngn ampe lu ga bs beri solusi buat wanita yang akan lu pimpin nanti
anyway kalo buat pasangan muda yg blm ada anak, its okay to grow your girl, bikin karirnya melesat, tp kasih dia wejangan bahwa ada kalanya dia harus down setelah punya anak, kalo msh sama2 berdua sih ane bebasin aja berkarir, tp kalo udah ada tanggungan titipan eksklusif anak dari tuhan, ya peraturan pembagian porsi tadi harus digencarkan
diatur aja, diplaning, agan2 semua pemimpin hebat
semua ada waktunya gan
kalo berkenan pekione ye gan
Kalo ane sih gan, menurut ane, smua udah ada porsinya, di agama ane (islam) juga memang kewajiban suami adalah mencari nafkah, dan istri kewajibannya ya ngikut suami. untuk masalah kerja atau ga, itu komitmen si gan, balik ke tujuan awal hidup agan mw digimanain.. di agama jg istri gapapa kerja ga dosa, tp yang dosa kan kalo dia ga mw nurut suami
Istri kerja ga salah, keluarga mw pake babysiter itu pilihan jg gan, ga ada yg salah.. yang ane tangkep dari realita agan adalah, temen agan ga bisa nerima pola pikir agan...
Kalo ane sendiri sih, pengen istri ane ngikutin apa regulasi agama ane, dan ane pengen bikin sebuah komitmen dan pembagian tugas yang jelas, ane tipikal pekerja keras gan, karena udah tanggungan ane untuk nafkahin bini, tp ane jg ga mw istri ane nganggur, karena pasti bini ane harus punya kesibukan.. cuma diatur porsinya, bener kata agan yang paling sulit bikin komitmen, dan pastinya ngasih pola pikir yang win2 ke istri, karena setiap manusia punya idealisme sendiri, tp seberapa kuat kt bs melepas idealisme itu? untuk kt bisa terima realita? sulit !... karena accepting is harder gan, nerima realita sulit.. lebih mudah menyerang daripada bertahan..
ane si kedepannya cm berharap, jangan ampe bini lebih sibuk, atau sama sibuknya kaya ane yg pekerja keras ini, wah bisa kacau gan, karena prinsip rumah tangga ane ntar ya ane tetep pengen cewe ane punya banyak porsi untuk keluarga, dan ane punya porsi lebih untuk nafkah.. kalo sama2 nyari nafkah wadoh... repot gan, kecuali kalo kondisinya darurat gan misal ane mati, atau cacat, itu kondisi pengecualian, tp selama ane masih sehat dan insta allah masih kuat ane akan usaha sekuat tenaga gan... intinya sih atur porsi gan, harus saling ngelengkapin.... istri kerja ga salah, skrng banyak ko kerjaan yg ga harus terikat waktu, jd self employee, profesional, pengajar, dll... ga mesti orng kantoran, krn yg bikin ga enak tu kalo sama2 kerja kantoran hehe terikat waktu... makanya tantangan buat suami jg untuk ningkatin wawasannya.. jngn ampe lu ga bs beri solusi buat wanita yang akan lu pimpin nanti
anyway kalo buat pasangan muda yg blm ada anak, its okay to grow your girl, bikin karirnya melesat, tp kasih dia wejangan bahwa ada kalanya dia harus down setelah punya anak, kalo msh sama2 berdua sih ane bebasin aja berkarir, tp kalo udah ada tanggungan titipan eksklusif anak dari tuhan, ya peraturan pembagian porsi tadi harus digencarkan
diatur aja, diplaning, agan2 semua pemimpin hebat
semua ada waktunya gan
kalo berkenan pekione ye gan
Spoiler for pemikiran agan endra:
Spoiler for pemikiran agan ini:
Diubah oleh john.kazama 07-05-2014 01:38
Yusufmm dan 4 lainnya memberi reputasi
3
178.3K
2.9K
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
balagendir
#408
Sudah bener Gan pemikiran Agan, selama Agan masih bisa memberikan nafkah, sebisa mungkin istri di rumah saja. Tempatnya perempuan memang di rumah.
Tanya balik aja Gan sama temennya, gak eman itu istrinya setiap hari keluar dilihatin laki2 lain?
gak eman itu anaknya nanti cuma punya waktu 2 hari seminggu, 8 hari sebulan 96 hari setahun aja sama ortu nya?
Quality time itu kata dia kan, coba tanya anaknya langsung, pasti maunya setiap hari ketemu ibunya.
*waktu bocah, ane ditinggal ibu kerja.
Tanya balik aja Gan sama temennya, gak eman itu istrinya setiap hari keluar dilihatin laki2 lain?
gak eman itu anaknya nanti cuma punya waktu 2 hari seminggu, 8 hari sebulan 96 hari setahun aja sama ortu nya?
Quality time itu kata dia kan, coba tanya anaknya langsung, pasti maunya setiap hari ketemu ibunya.
*waktu bocah, ane ditinggal ibu kerja.
0