JAKARTA- Seperti tahun-tahun sebelumnya, ujian nasional (UN) tahun ini juga menggunakan 20 paket soal. Namun, ada sedikit perbedaan dalam pembuaan soal-soal UN tahun ini.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, tingkat kesulitan soal UN tahun ini tidak berubah dari tahun lalu. Tingkat kesulitan soal, kata Nuh, sama seperti tahun lalu, yakni 20 persen susah, 70 persen sedang, dan 10 persen mudah.

Perbedaannya, kata M Nuh, tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadopsi soal-soal berstandar internasional sekelas Programme International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).

"Kami adopsi soal di PISA dan TIMSS. Tapi semuanya sesuai dengan kisi-kisi yang diberikan, tidak melenceng," ujar Nuh di SMAN 112 Jakarta Barat, Senin (14/4/2014).

Nilai UN sendiri akan menjadi salah satu komponen penentu kelulusan siswa di jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Nuh mengimbuhkan, untuk lulus ujian nasional, siswa harus mencapai batas nilai kelulusan (passing grade) 5,5.

"Sementara nilai rata-rata UN dikombinasikan dengan nilai ujian sekolah," tuturnya.

PISA dan TIMSS adalah dua tes untuk mengukur literasi matematika dan sains pada siswa kelas menengah di berbagai negara. Selain literasi matematika, PISA yang dihelat oleh Organisation For Economic Co-operation and Development (OECD) juga mengukur kemampuan siswa usia 15 tahun (kelas III SMP dan KelasI SMA) dalam membaca (reading literacy).

Sementara itu, studi TIMSS diselenggarakan oleh International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA) yaitu sebuah asosiasi internasional untuk menilai prestasi dalam pendidikan yang berpusat di Lynch School of Education, Boston College, USA. (rfa)

SUMBER