- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kumpulan Cerita yang Bila Diselidiki Maknanya Akan Menjadi Sangat Mengerikan!
![Remylittlechef](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/06/09/avatar1759425_4.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
Remylittlechef
Kumpulan Cerita yang Bila Diselidiki Maknanya Akan Menjadi Sangat Mengerikan!
Ane mau nge-share beberapa cerita yang bisa dibilang suatu pertanyaan atau teka-teki, dibalik teka-teki tersebut akan tersirat makna yang mengerikan, yang mungkin tidak bisa agan bayangkan sebelumnya. Sempatkan waktu sejenak untuk membacanya dan pikirkan jawabannya.![Bingung (S) emoticon-Bingung (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/bingungs.gif)
Ane membuat trit ini karena ane memang penggila berat cerita horror![Matabelo emoticon-Matabelo](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvdpjkq.gif)
Untuk yang penakut saya sarankan gak usah baca cerita-cerita dibawah ini.
Kisah-kisah berikut ini mengandung makna yang tersirat di dalamnya. Bisakah kalian menebaknya? apa yang membuat sesuatu tersebut menjadi mengerikan?![Bingung (S) emoticon-Bingung (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/bingungs.gif)
UPDATE Cerita
Cerita 6-10
Cerita 11-15
Cerita 16-18
UPDATE!!! Kumpulan Teka Teki Dari Kaskuser
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 1
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 2
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 3
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 4
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 5
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 6
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 7
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 8
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 9
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 10
Teka-Teki darii kaskuser Bagian 11
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 12
JAWABAN dari Kaskuser!!!
Jawaban dari agan Gurenjou
SUMBER Cerita TS!!!
ada di sini
Sekali lagi TS ucapin Terima Kasih bagi yang sudah berpartisipasi dalam trit ini....![Sorry emoticon-Sorry](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1xldg9p.gif)
![Bingung (S) emoticon-Bingung (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/bingungs.gif)
Ane membuat trit ini karena ane memang penggila berat cerita horror
![Matabelo emoticon-Matabelo](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvdpjkq.gif)
Untuk yang penakut saya sarankan gak usah baca cerita-cerita dibawah ini.
Kisah-kisah berikut ini mengandung makna yang tersirat di dalamnya. Bisakah kalian menebaknya? apa yang membuat sesuatu tersebut menjadi mengerikan?
![Bingung (S) emoticon-Bingung (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/bingungs.gif)
Spoiler for Cerita 1:
Beberapa hari yang lalu, aku diajak temanku untuk makan malam dirumahnya. Hal yang menurutku aneh adalah, baru-baru ini ia terlibat pada sebuah ajaran agama yang aneh. Sesampainya aku disana, dia menyuguhiku dengan berbagai macam daging, tetapi ia tidak memberitahuku daging apa itu. Itu sedikit membuatku ragu. Saya mengira bahwa itu adalah daging manusia, tetapi setelah aku memakannya, aku langsung menyadari bahwa itu bukanlah daging manusia.
Spoiler for Cerita 2:
Pada suatu malam isteriku diserang oleh seoarang perampok ketika aku sedang dalam perjalanan pulang sehabis lelah bekerja. Isteriku menusuk perampok tersebut dengan pisau yang sedang dibawanya dan membunuhnya. Setelah menyelidiki kasus penusukan tersebut, Polisi menyatakan bahwa itu adalah perlindungan diri yang dilakukan oleh wanita tersebut. Ketika aku akan menjemputnya dari kantor polisi, dia mengatakan, “Ketika aku mendengar bel pintu kupikir itu adalah kamu, tetapi ternyata adalah perampok bertopeng yang langsung masuk segera setelah aku membuka pintu!” sambil memeluknya dengan erat, aku mengatakan “Kau pasti sangat ketakutan, paling tidak sekarang kau aman.”
Spoiler for Cerita 3:
Aku sangat ketakutan semalam, setelah aku membaca cerita yang sangat menakutkan pada suatu website. Yang lebih parah lagi aku sendirian di rumah karena orang tuaku pergi ke luar kota. Jadi, Aku menyalakan lampu di kamarku dan pada seluruh koridor yang menuntunku menuju kamar mandi, itu membuatku merasa lebih baik. Satu-satunya hal yang menakutkanku adalah ketika aku selesai mandi dan kembali. Aku menyalakan lampu kamarku, dan pada saat bersamaan seekor kucing melompat ke atap rumahku dan membuat suara gaduh di dekat jendela kamarku. Hal itu membuatku terkaget-kaget.
Spoiler for Cerita 4:
Beberapa hari yang lalu pacarku mengirimkanku e-mail dengan sebuah video sebagai lampirannya. Ketika ku tonton video tersebut, aku dibuat takut. Video tersebut menayangkan bagaimana pacarku melakukan bunuh diri, diawali dengan dia mengikatkan tali di sekitar lehernya dan melompat dari kursi. Mengapa pacarku mengirim sesuatu yang aneh seperti itu?? Upacara pemakamannya diselenggarakan besok, tetapi karena alasan tertentu aku tidak mau hadir, tapi aku sangat menyesali kepergiannya.
Spoiler for Cerita 5:
Aku telah bebas dari penjara minggu lalu. Sebelumnya, aku telah membunuh empat orang, dan aku juga telah menyesali peerbuatanku. Alasan mereka membebaskanku adalah karena mereka mengatakan bahwa aku telah sembuh. Ayah dan Ibuku tidak bekerja, mereka menghabiskan waktunya duduk di ruang keluarga di rumah. Kakak perempuanku berdiam diri di kamarnya sambil mendengarkan radio. Dia sudah berhenti kuliah. Sebelum aku masuk penjara, aku selalu bermain bersama adik laki-lakiku setiap waktu. Sekarang ia hanya tidur di depan televise. Tak seorangpun dalam keluargaku bicara kepadaku lagi. Aku merasa kesepian. Aku harus membuat makanan sendiri dan mulai mencari pekerjaan.
UPDATE Cerita
Cerita 6-10
Cerita 11-15
Cerita 16-18
UPDATE!!! Kumpulan Teka Teki Dari Kaskuser
Spoiler for Teka-Teki dari Kaskuser:
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 1
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 2
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 3
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 4
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 5
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 6
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 7
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 8
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 9
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 10
Teka-Teki darii kaskuser Bagian 11
Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 12
JAWABAN dari Kaskuser!!!
Jawaban dari agan Gurenjou
SUMBER Cerita TS!!!
ada di sini
Sekali lagi TS ucapin Terima Kasih bagi yang sudah berpartisipasi dalam trit ini....
![Sorry emoticon-Sorry](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1xldg9p.gif)
Diubah oleh Remylittlechef 02-05-2013 15:29
0
1.3M
Kutip
10K
Balasan
Thread Digembok
Tampilkan semua post
![Remylittlechef](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/06/09/avatar1759425_4.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
Remylittlechef
#2368
UPDATE!!!
Spoiler for Teka-Teki dari Kaskuser Bagian 12:
Quote:
Original Posted By GrimJoew►
Lil dan Ethan adalah gembong mafia yang sangat disegani dikotanya. Seluruh seantero wilayah kekuasaannya sudah mengenal nama kelompok mafia mereka. Walaupun berbeda kepentingan dan berbeda basis antar kelompok mafia mereka , tapi mereka tetap akrab dalam menjalin hubungan .Di ceritakan oleh viz yaitu oknum mafia dari salah satu kelompok Ethan bahwa beberapa tahun silam Kelompok mafia mereka terlibat dalam perselisihan yang memakan banyak korban yang salah satunya Rhys adik Ethan yang merupakan anggota kelompok mafia dari Lil. Mengetahui hal itu Ethan sangat Geram dan marah ,jadi selama ini adiknya terbunuh dan ternyata dia adalah bagian dari kelompok mafia. Keluarganya yang menutup nutupi kematian adik kesayangannya itu selama ini, dan akhirnya terbongkarlah semua. Viz menunjukan foto orang yang membunuh adiknya tersebut dan tak lain kawan dekatnya. Ethan benar benar Geram dan berniat membalas kematian adiknya itu. Setelah tiba dirumah Ethan melihat sepucuk surat yang tertempel di depan pintu rumahnya, Suara telefon yang berdering mengalihkan perhatiannya untuk segara mengangkatnya, dan ternyata itu Lil, Seolah tak terjadi apa-apa Ethan menanggapi pembicaraan Lil di telfon. Lil mengatakan bahwa keberadaan Ethan sedang dalam bahaya dan Lil meminta bertemu Ethan dimana tempat tersebut merupakan tempat adiknya dibunuh. Lil mengingatkan Ethan untuk berhati-hati dalam perjalannya barangkali saja tidak bernyawa lagi sebelum bertemu dengannya .Ethan berpikir Lil menjebaknya dan berusaha ingin membunuhnya. Dalam hal ini Ethan memutuskan berniat membunuhnya sebelum dirinya terbunuh. Di perjalanannya Ethan merasa seseorang menguntitnya (dibuntuti) , dengan langkah yang cepat sambil memegang pistol dia berlari menuju tempat perjanjian mereka . Selang beberapa menit kemudian terdengar “DOR DOR” tidak jauh dari tempat mereka akan bertemu. Sontak kaget melihat Lil Terkapar dan penuh darah disekujur tubuhnya. Seolah tidak percaya apa yang dilihatnya. Saat itu juga Dia melihat Mobil sedan hitam yang dikendarai oleh Kelompok Lil meninggalkannya begitu saja. Lil berkata dengan nafas tersengah-sengah sambil menahan kesakitannya, kau sudah baca suratnya. Akhirnya terbalaskan sudah hutangku. Dengan mata yang berkaca-kaca sambil memegang tangan Lil yang masih sempat memegang pistol.
Lil dan Ethan adalah gembong mafia yang sangat disegani dikotanya. Seluruh seantero wilayah kekuasaannya sudah mengenal nama kelompok mafia mereka. Walaupun berbeda kepentingan dan berbeda basis antar kelompok mafia mereka , tapi mereka tetap akrab dalam menjalin hubungan .Di ceritakan oleh viz yaitu oknum mafia dari salah satu kelompok Ethan bahwa beberapa tahun silam Kelompok mafia mereka terlibat dalam perselisihan yang memakan banyak korban yang salah satunya Rhys adik Ethan yang merupakan anggota kelompok mafia dari Lil. Mengetahui hal itu Ethan sangat Geram dan marah ,jadi selama ini adiknya terbunuh dan ternyata dia adalah bagian dari kelompok mafia. Keluarganya yang menutup nutupi kematian adik kesayangannya itu selama ini, dan akhirnya terbongkarlah semua. Viz menunjukan foto orang yang membunuh adiknya tersebut dan tak lain kawan dekatnya. Ethan benar benar Geram dan berniat membalas kematian adiknya itu. Setelah tiba dirumah Ethan melihat sepucuk surat yang tertempel di depan pintu rumahnya, Suara telefon yang berdering mengalihkan perhatiannya untuk segara mengangkatnya, dan ternyata itu Lil, Seolah tak terjadi apa-apa Ethan menanggapi pembicaraan Lil di telfon. Lil mengatakan bahwa keberadaan Ethan sedang dalam bahaya dan Lil meminta bertemu Ethan dimana tempat tersebut merupakan tempat adiknya dibunuh. Lil mengingatkan Ethan untuk berhati-hati dalam perjalannya barangkali saja tidak bernyawa lagi sebelum bertemu dengannya .Ethan berpikir Lil menjebaknya dan berusaha ingin membunuhnya. Dalam hal ini Ethan memutuskan berniat membunuhnya sebelum dirinya terbunuh. Di perjalanannya Ethan merasa seseorang menguntitnya (dibuntuti) , dengan langkah yang cepat sambil memegang pistol dia berlari menuju tempat perjanjian mereka . Selang beberapa menit kemudian terdengar “DOR DOR” tidak jauh dari tempat mereka akan bertemu. Sontak kaget melihat Lil Terkapar dan penuh darah disekujur tubuhnya. Seolah tidak percaya apa yang dilihatnya. Saat itu juga Dia melihat Mobil sedan hitam yang dikendarai oleh Kelompok Lil meninggalkannya begitu saja. Lil berkata dengan nafas tersengah-sengah sambil menahan kesakitannya, kau sudah baca suratnya. Akhirnya terbalaskan sudah hutangku. Dengan mata yang berkaca-kaca sambil memegang tangan Lil yang masih sempat memegang pistol.
Quote:
Original Posted By 2ndpalkia►Kepindahan keluargaku kali ini benar-benar membuatku kesal. Keluargaku memang seperti manusia goa yang hidup nomaden. Berpindah dari kota satu ke kota lainnya. Tapi kali ini, Dad dan Mom benar-benar keterlaluan. Mereka mengajak kami pindah ke pedesaan terpencil, yang kuyakin belum pernah terjamah manusia modern. Aku memprotes keras.
“NO MOM! Aku tidak akan mau pindah ke sana! Never…!”
Kutatap Danny adikku, berusaha meminta dukungan. Tapi ia hanya menggeleng lemah. Pasrah. Aku menggeram kesal.
“Kau pasti akan suka tempat itu, Jess.” Mom berusaha merayuku. Ia mulai menceritakan betapa indahnya bukit-bukit di tempat bernama Dark Peak itu. Namanya saja sudah cukup ampuh untuk membuatku bergidik ngeri. Tapi percuma. Sehebat apapun tempat itu menurut Mom dan Dad, aku tetap tak tergoda.
Aku sudah membayangkan betapa mengerikannya tempat itu. Ah, tak akan terjadi! Apalagi baru minggu lalu aku mulai berkencan dengan Bill, teman sekelasku. Aku benar-benar frustasi memikirkan betapa akan kesepiannya aku di sana, tanpa ponsel bahkan mungkin tanpa listrik.
***
Aku menyerah. Dad mengancam akan melarangku keluar rumah jika aku tetap berkeras menolak pergi. Dark Peak. Semua hampir sama mengerikannya dengan apa yang ada di benakku, kecuali kenyataan bahwa rumah baru yang aku tempati begitu luar biasa menakjubkan. Rumah itu besar sekali, jauh lebih besar dari rumah Tiffany—temanku yang paling kaya dan sombong di kota lamaku. Wow, dia pasti akan iri sampai gila melihat rumah baruku ini. Hal itu membuatku sedikit merasa terhibur. Aku terpekik pelan melihat kamar baruku. Danny berteriak seperti kesurupan di lantai bawah, melaporkan kepada Dad bahwa ia menemukan ini itu dan hal-hal hebat lainnya. Tapi perhatianku hanya tertuju ke kamarku. Kamar yang luar biasa. Benar-benar cantik. Aku bergegas meraih ponselku, berusaha menelepon Bill atau siapapun untuk menceritakan ini. Tapi gagal. Aku tak bisa menghubungi siapapun. Sial!
Kuhempaskan tubuhku ke tempat tidurku. Perjalanan ke sini membuatku lelah dan membuatku mengantuk. Aku tertidur entah berapa lama, sampai suara-suara berisik di luar membangunkanku. Di luar sepertinya sudah gelap. Aku keluar kamar untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Di ruang tengah, kulihat Dad bersama seorang pria sedang berusaha menggeser piano kami. Mereka berisik sekali.
“Hai Jess, kau sudah bangun Sayang?” Mom membawa nampan berisi minuman dan meletakkannya di meja. Seorang wanita setengah baya duduk di sana sambil tersenyum memandangku.
“Ini Jess anak kami. Jess, ini Mrs. dan Mr. Nick. Mereka tetangga kita.” Mom menunjuk ke arah pria yang bersama Dad tadi. Aku tersenyum dan mengangguk pelan ke arah mereka.
Danny sedang berlarian kesana kemari bersama seorang gadis kecil.
“Itu Daisy, anak kami.” Mrs. Nick menjelaskan padaku. Oh bagus, Danny sudah menemukan teman baru dan sebentar lagi mereka mungkin sudah akan membakar rumah. Aku lebih memilih keluar rumah, siapa tahu aku bisa menemukan pria tampan seperti Bill, mungkin?
Keadaan di luar sungguh sepi. Rumah-rumah terletak berjauhan. Hanya sesekali ada orang lewat, memandang rumahku dan berlalu. Aku menyapa mereka, tapi sepertinya mereka tak mendengarku. Hebat. Aku akan mati kesepian di sini.
***
“Mom!!” teriakan Danny membangunkanku pagi itu. Entah kekacauan apa lagi yang di buat olehnya pagi-pagi buta seperti ini.
“Kenapa sampai seperti ini?” Mom tampak sedang memeriksa leher Danny dengan seksama. Aku yang penasaran ikut melihatnya. Oh Tuhan, tampak bekas luka melingkar di lehernya. Seperti luka jeratan atau semacam sayatan. Danny hanya menggeleng sambil menangis.
“Aku tak tau Mom.”
Saat itu terdengar suara pintu di ketuk. Mr. dan Mrs. Nick bersama Daisy melangkah masuk. Aneh sekali mereka. Keluarga macam apa yang sudah bertamu di pagi buta begini?
Seperti sudah tahu, Tuan Nick langsung menghampiri Danny, memeriksa lehernya dan tersenyum.
“Tidak apa-apa. Dia akan baik-baik saja.” Mrs. Nick lalu mengoleskan sesuatu ke leher Danny, dan ia langsung berhenti menangis. Bahkan beberapa waktu kemudian ia sudah asyik berkejaran dengan Daisy.
“Kalian sebentar lagi akan tau.” Tuan Nick berkata dengan tenang. Dad tampak bingung.
“Maksud Anda?”
“Mr. Regy, keluarga Anda sebentar lagi pasti akan terbiasa. Bersiap-siaplah. Ini tak akan sulit.”
Dad memandang Mom dengan pandangan aneh. Pandangan anak sekolah yang sama sekali tak mengerti ucapan gurunya.
Gila. Pikirku geli. Apa sih yang mereka bicarakan?
Sudah cukup semuanya membuatku pusing. Sampai hari ini, aku sama sekali tak bisa menghubungi Bill maupun teman-temanku. Ponselku hidup, tapi tak dapat kugunakan. Mungkin tempat ini berada di luar jangkauan. Kualihkan pandanganku ke halaman, tempat Danny dan Daisy bermain. Daisy tampak memberikan lotion ke tubuh Danny. Aku melangkah ke arah mereka. Baru beberapa saat aku terkena matahari, kulitku terasa panas dan memerah. Hey? Sejak kapan kulitku berubah begini sensitif? Daisy menghampiriku.
“Mulai sekarang kau perlu ini. Seperti kami,” ucapnya riang. Kuambil tabir surya itu dari tangan mungil Daisy.
“Thanks,” jawabku singkat.
“Jess, kau lihat leherku. Kata Daisy, luka ini tak akan hilang. Dan aku harus terbiasa dengannya.” Danny menunjukkan bekas lukanya yang sekarang tampak sedikit mengering.
“Kenapa begitu?” tanyaku lebih kepada Daisy.
“Kau nanti akan tau.” Astaga, kenapa tetangga baru kami itu semua gila?
***
Keluarga Nick setiap hari berkunjung. Aku makin tak tahan dengan sinar matahari, itu membuatku lebih senang berada di kamar. Luka Danny benar-benar tidak hilang. Dan hari ini, keadaan lebih buruk lagi. Dad mengeluhkan dadanya yang sakit. Mom tak memperbolehkannya keluar kamar. Tapi Mrs. Nick bilang kami tak perlu memanggil dokter. Dokter tak akan bisa membantu.
Malamnya, Danny masuk kamarku dengan tergesa-gesa.
“Jess… Kau harus ikut aku! Daisy bilang ia bisa menyembuhkan leherku dan Dad.”
“Daisy?” ucapku tak percaya. “Ia anak kecil Danny. Mana mungkin ia bisa?”
Danny berkeras. Ia menarikku keluar rumah. Sudah hampir tengah malam. Aku takut Mom dan Dad memarahi kami karena keluar dari rumah. Tapi Danny meyakinkanku. Di ujung jalan, Daisy tampak sudah menunggu kami. Kami berjalan mendekatinya. Dan.. Tidak! Ia seperti bukan Daisy. Wajahnya tampak menyeramkan. Darah menetes dari mulutnya. Aku hampir lari ketika tiba-tiba ia berkata “Jangan takut. Aku ingin menunjukkan sesuatu pada kalian.”
Kugenggam tangan Danny erat, saat kami berjalan mengikuti Daisy. Gadis kecil itu melangkah begitu cepat. Beberapa saat kemudian kami sampai di suatu tempat yang tampak seperti jurang. Suasana yang gelap tak memungkinkan kami dapat melihat jelas.
“Kau siapa? Kenapa kau membawa kami ke sini?” Danny bertanya dengan gemetar. Daisy hanya tersenyum.
“Bukankah kau ingin tau bagaimana lehermu bisa terluka? Kenapa ayahmu sakit? Dan kenapa kalian merasakan keanehan di desa ini?”
“Maksudmu? Apa kau hantu Daisy?” Aku memberanikan diri bertanya.
“Begitulah. Kami begitu kesepian di sini. Mom dan Dad, mereka tak punya teman. Aku juga.”
“NO MOM! Aku tidak akan mau pindah ke sana! Never…!”
Kutatap Danny adikku, berusaha meminta dukungan. Tapi ia hanya menggeleng lemah. Pasrah. Aku menggeram kesal.
“Kau pasti akan suka tempat itu, Jess.” Mom berusaha merayuku. Ia mulai menceritakan betapa indahnya bukit-bukit di tempat bernama Dark Peak itu. Namanya saja sudah cukup ampuh untuk membuatku bergidik ngeri. Tapi percuma. Sehebat apapun tempat itu menurut Mom dan Dad, aku tetap tak tergoda.
Aku sudah membayangkan betapa mengerikannya tempat itu. Ah, tak akan terjadi! Apalagi baru minggu lalu aku mulai berkencan dengan Bill, teman sekelasku. Aku benar-benar frustasi memikirkan betapa akan kesepiannya aku di sana, tanpa ponsel bahkan mungkin tanpa listrik.
***
Aku menyerah. Dad mengancam akan melarangku keluar rumah jika aku tetap berkeras menolak pergi. Dark Peak. Semua hampir sama mengerikannya dengan apa yang ada di benakku, kecuali kenyataan bahwa rumah baru yang aku tempati begitu luar biasa menakjubkan. Rumah itu besar sekali, jauh lebih besar dari rumah Tiffany—temanku yang paling kaya dan sombong di kota lamaku. Wow, dia pasti akan iri sampai gila melihat rumah baruku ini. Hal itu membuatku sedikit merasa terhibur. Aku terpekik pelan melihat kamar baruku. Danny berteriak seperti kesurupan di lantai bawah, melaporkan kepada Dad bahwa ia menemukan ini itu dan hal-hal hebat lainnya. Tapi perhatianku hanya tertuju ke kamarku. Kamar yang luar biasa. Benar-benar cantik. Aku bergegas meraih ponselku, berusaha menelepon Bill atau siapapun untuk menceritakan ini. Tapi gagal. Aku tak bisa menghubungi siapapun. Sial!
Kuhempaskan tubuhku ke tempat tidurku. Perjalanan ke sini membuatku lelah dan membuatku mengantuk. Aku tertidur entah berapa lama, sampai suara-suara berisik di luar membangunkanku. Di luar sepertinya sudah gelap. Aku keluar kamar untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Di ruang tengah, kulihat Dad bersama seorang pria sedang berusaha menggeser piano kami. Mereka berisik sekali.
“Hai Jess, kau sudah bangun Sayang?” Mom membawa nampan berisi minuman dan meletakkannya di meja. Seorang wanita setengah baya duduk di sana sambil tersenyum memandangku.
“Ini Jess anak kami. Jess, ini Mrs. dan Mr. Nick. Mereka tetangga kita.” Mom menunjuk ke arah pria yang bersama Dad tadi. Aku tersenyum dan mengangguk pelan ke arah mereka.
Danny sedang berlarian kesana kemari bersama seorang gadis kecil.
“Itu Daisy, anak kami.” Mrs. Nick menjelaskan padaku. Oh bagus, Danny sudah menemukan teman baru dan sebentar lagi mereka mungkin sudah akan membakar rumah. Aku lebih memilih keluar rumah, siapa tahu aku bisa menemukan pria tampan seperti Bill, mungkin?
Keadaan di luar sungguh sepi. Rumah-rumah terletak berjauhan. Hanya sesekali ada orang lewat, memandang rumahku dan berlalu. Aku menyapa mereka, tapi sepertinya mereka tak mendengarku. Hebat. Aku akan mati kesepian di sini.
***
“Mom!!” teriakan Danny membangunkanku pagi itu. Entah kekacauan apa lagi yang di buat olehnya pagi-pagi buta seperti ini.
“Kenapa sampai seperti ini?” Mom tampak sedang memeriksa leher Danny dengan seksama. Aku yang penasaran ikut melihatnya. Oh Tuhan, tampak bekas luka melingkar di lehernya. Seperti luka jeratan atau semacam sayatan. Danny hanya menggeleng sambil menangis.
“Aku tak tau Mom.”
Saat itu terdengar suara pintu di ketuk. Mr. dan Mrs. Nick bersama Daisy melangkah masuk. Aneh sekali mereka. Keluarga macam apa yang sudah bertamu di pagi buta begini?
Seperti sudah tahu, Tuan Nick langsung menghampiri Danny, memeriksa lehernya dan tersenyum.
“Tidak apa-apa. Dia akan baik-baik saja.” Mrs. Nick lalu mengoleskan sesuatu ke leher Danny, dan ia langsung berhenti menangis. Bahkan beberapa waktu kemudian ia sudah asyik berkejaran dengan Daisy.
“Kalian sebentar lagi akan tau.” Tuan Nick berkata dengan tenang. Dad tampak bingung.
“Maksud Anda?”
“Mr. Regy, keluarga Anda sebentar lagi pasti akan terbiasa. Bersiap-siaplah. Ini tak akan sulit.”
Dad memandang Mom dengan pandangan aneh. Pandangan anak sekolah yang sama sekali tak mengerti ucapan gurunya.
Gila. Pikirku geli. Apa sih yang mereka bicarakan?
Sudah cukup semuanya membuatku pusing. Sampai hari ini, aku sama sekali tak bisa menghubungi Bill maupun teman-temanku. Ponselku hidup, tapi tak dapat kugunakan. Mungkin tempat ini berada di luar jangkauan. Kualihkan pandanganku ke halaman, tempat Danny dan Daisy bermain. Daisy tampak memberikan lotion ke tubuh Danny. Aku melangkah ke arah mereka. Baru beberapa saat aku terkena matahari, kulitku terasa panas dan memerah. Hey? Sejak kapan kulitku berubah begini sensitif? Daisy menghampiriku.
“Mulai sekarang kau perlu ini. Seperti kami,” ucapnya riang. Kuambil tabir surya itu dari tangan mungil Daisy.
“Thanks,” jawabku singkat.
“Jess, kau lihat leherku. Kata Daisy, luka ini tak akan hilang. Dan aku harus terbiasa dengannya.” Danny menunjukkan bekas lukanya yang sekarang tampak sedikit mengering.
“Kenapa begitu?” tanyaku lebih kepada Daisy.
“Kau nanti akan tau.” Astaga, kenapa tetangga baru kami itu semua gila?
***
Keluarga Nick setiap hari berkunjung. Aku makin tak tahan dengan sinar matahari, itu membuatku lebih senang berada di kamar. Luka Danny benar-benar tidak hilang. Dan hari ini, keadaan lebih buruk lagi. Dad mengeluhkan dadanya yang sakit. Mom tak memperbolehkannya keluar kamar. Tapi Mrs. Nick bilang kami tak perlu memanggil dokter. Dokter tak akan bisa membantu.
Malamnya, Danny masuk kamarku dengan tergesa-gesa.
“Jess… Kau harus ikut aku! Daisy bilang ia bisa menyembuhkan leherku dan Dad.”
“Daisy?” ucapku tak percaya. “Ia anak kecil Danny. Mana mungkin ia bisa?”
Danny berkeras. Ia menarikku keluar rumah. Sudah hampir tengah malam. Aku takut Mom dan Dad memarahi kami karena keluar dari rumah. Tapi Danny meyakinkanku. Di ujung jalan, Daisy tampak sudah menunggu kami. Kami berjalan mendekatinya. Dan.. Tidak! Ia seperti bukan Daisy. Wajahnya tampak menyeramkan. Darah menetes dari mulutnya. Aku hampir lari ketika tiba-tiba ia berkata “Jangan takut. Aku ingin menunjukkan sesuatu pada kalian.”
Kugenggam tangan Danny erat, saat kami berjalan mengikuti Daisy. Gadis kecil itu melangkah begitu cepat. Beberapa saat kemudian kami sampai di suatu tempat yang tampak seperti jurang. Suasana yang gelap tak memungkinkan kami dapat melihat jelas.
“Kau siapa? Kenapa kau membawa kami ke sini?” Danny bertanya dengan gemetar. Daisy hanya tersenyum.
“Bukankah kau ingin tau bagaimana lehermu bisa terluka? Kenapa ayahmu sakit? Dan kenapa kalian merasakan keanehan di desa ini?”
“Maksudmu? Apa kau hantu Daisy?” Aku memberanikan diri bertanya.
“Begitulah. Kami begitu kesepian di sini. Mom dan Dad, mereka tak punya teman. Aku juga.”
0
Kutip
Balas