- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Tidak Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Jawaban


TS
Pi-One
Tidak Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Jawaban
Berdasar pengalaman selama menanggapi masalah teori evolusi, umumnya kreasionis yang membantah teori evolusi selalu saja membawa dan mengutip tulisan Harun yahya. Mereka tak peduli jika HY bukan ahli di bidang biologi, dan tak punya kompetensi di bidang tersebut.
Thread ini khusus untuk menanggapi karya HY, 'runtuhnya teori evolusi dalam 20 pertanyaan', yang bisa dibilang cukup dasar. Jadi hal-hal di luar itu kemungkinan tak dibahas.
Dari pengantar dulu
Tanggapan:
Teori evolusi tak pernah bicara soal 'kebetulan', kecuali kita mau mengatakan setiap fenomena alami yang terjadi di alam adalah 'kebetulan'. Proses evolusi adalah proses alami yang terjadi di alam. Dan ilmu biologi umumnya memang mengklasifikasikan manusia dalam taksonomi sebagai anggota dari keluarga (gamily) kera besar, dimana anggota keluarga lain diantaranya gorilla, orang utan dan simpanse. Monyet tidak termasuk keluarga kera besar.
1. Teori evolusi adalah teori ilmiah part 1, part 2
2. Teori Evolusi vs Opini Penciptaan part 1, part 2
3. Usia Umat Manusia part 1, part 2
4. Teori Evolusi dan Biologi part 1
5. Ras Manusia dan Evolusi part 1
6. Kesamaan Genom manusia dan Simpanse part 1
7. Evolusi burung part 1, part 2, part 3
8. Haeckel dan Embrio manusia part 1
9 Kloning dan Teori Evolusi part 1
10. Kehidupan Berasal dari Luar Angkasa part 1
11. Usia Bumi dan Evolusi part 1
12. Organ Vestigial dan Evolusi Part 1
13. Makhluk Hidup Purba dan Evolusi Part 1
14. Evolusi, Perkembangan dan Kemajuan Part 1
15. Tuhan dan Evolusi Part 1
16. Kebenaran teori evolusi Part 1
17. Metamorfosis dan Evolusi Part 1
18. DNA dan Evolusi Part 1
19. Kekebalan Bakteri dan Evolusi Part 1
20. Sains, Evolusi dan Penciptaan Part 1
Lalu, sekalian, menanggapi black campaign maupun pandangan salah seputar evolusi. Khususnya yang sering muncul di forum ini maupun di forum lain.
1. Monyetisme Part 1
FAQs
1. Kenapa kera tak berevolusi?
2. Coelacanth tak berevolusi?
Thread ini khusus untuk menanggapi karya HY, 'runtuhnya teori evolusi dalam 20 pertanyaan', yang bisa dibilang cukup dasar. Jadi hal-hal di luar itu kemungkinan tak dibahas.
Dari pengantar dulu
Quote:
Tanggapan:
Teori evolusi tak pernah bicara soal 'kebetulan', kecuali kita mau mengatakan setiap fenomena alami yang terjadi di alam adalah 'kebetulan'. Proses evolusi adalah proses alami yang terjadi di alam. Dan ilmu biologi umumnya memang mengklasifikasikan manusia dalam taksonomi sebagai anggota dari keluarga (gamily) kera besar, dimana anggota keluarga lain diantaranya gorilla, orang utan dan simpanse. Monyet tidak termasuk keluarga kera besar.
1. Teori evolusi adalah teori ilmiah part 1, part 2
2. Teori Evolusi vs Opini Penciptaan part 1, part 2
3. Usia Umat Manusia part 1, part 2
4. Teori Evolusi dan Biologi part 1
5. Ras Manusia dan Evolusi part 1
6. Kesamaan Genom manusia dan Simpanse part 1
7. Evolusi burung part 1, part 2, part 3
8. Haeckel dan Embrio manusia part 1
9 Kloning dan Teori Evolusi part 1
10. Kehidupan Berasal dari Luar Angkasa part 1
11. Usia Bumi dan Evolusi part 1
12. Organ Vestigial dan Evolusi Part 1
13. Makhluk Hidup Purba dan Evolusi Part 1
14. Evolusi, Perkembangan dan Kemajuan Part 1
15. Tuhan dan Evolusi Part 1
16. Kebenaran teori evolusi Part 1
17. Metamorfosis dan Evolusi Part 1
18. DNA dan Evolusi Part 1
19. Kekebalan Bakteri dan Evolusi Part 1
20. Sains, Evolusi dan Penciptaan Part 1
Lalu, sekalian, menanggapi black campaign maupun pandangan salah seputar evolusi. Khususnya yang sering muncul di forum ini maupun di forum lain.
1. Monyetisme Part 1
FAQs
1. Kenapa kera tak berevolusi?
2. Coelacanth tak berevolusi?


pakisal212 dan User telah dihapus memberi reputasi
0
540.8K
10K
Thread Digembok
Tampilkan semua post


TS
Pi-One
#440
15. Tuhan dan Evolusi
*Thread yang agak susah dibahas, karena lebih berat ke unsur iman ketimbang ilmiah.
Sebagai pembuka, tidak ada pembuktian ilmiah, bahwa segala kompleksitas, baik pada makhluk hidup maupun benda mati, adalah hasil rancangan atau intervensi dari sosok supranatural di luar hukum alam, atau bahwa semua mustahil terjadi secara alami. Klaim bahwa Tuhan yang merancang atau mengatur adalah klaim berdasar iman, dan tidak bisa meminta dukungan sains karena tidak ada pembuktian ilmiah atas klaim tersebut. Dalam hal ini, posisi sains adalah khas: tidak membenarkan dan tidak menyangkal. Tuhan bukan ranah bahasan sains. Sains tidak melarang seseorang mempercayai adanya Tuhan, atau Tuhan berperan di dunia, selama mereka tidak memaksakan mencampuradukkannya dengan sains.
Benar bahwa ada sebagian kalangan yang berpikir bahwa evolusi adalah cara Tuhan untuk mengembangkan keanekaragaman makhluk hidup. Namun patut diingat, bahwa ini adalah pandangan filosofis masing-masing, dan bukanlah pandangan ilmiah.
Jika bicara tentang pembuktian ilmiah, tidak ada satu bukti ilmiahpun bahwa makhluk hidup di alam muncul seketika karena Tuhan mengatakan 'Terjadilah'. Sekali lagi, ini adalah ranah iman. Dan jika menurut Harun Yahya Alquran tidak menyebutkan adanya proses evolusi, dan karenanya menganggap tidak ada evolusi sama sekali, maka itu adalah tafsiran dia. Dan tafsiran seorang Harun Yahya tidak mengikat, baik untuk muslim sendiri, apalagi untuk kalangan non muslim. Penafsiran ayat kitab suci tidak bisa dijadikan dasar atau bukti dalam sains, karena sains tidak berkiblat pada agma tertentu saja.
Lalu, tidaklah tepat membandingkan langsung fosil yang telah membatu dan makhluk hidup yang masih eksis sekarang, lantas mengklaim 'sama sekali tidak berbeda'. Realitanya, HY sempat melakukan kesalahan yang konyol dalam bukunya Atlas of Creation, saat ia salah mengidentifikasi gambar ular laut sebagai belut. Seperti kita ketahui, belut bukanlah ular, melainkan tergolong ikan.
Di buku yang sama, ia salah mengidentifikasi gambar sabellid sebagai crinoid. Juga tak bisa membedakan brittlestar (kerabat bintang laut) dan starfish (bintang laut). Jika mengidentifikasi makhluk hidup yang masih hidup sekarang saja dia salah, bagaimana mungkin mengharap dia mengidentifikasi fosil?
Terlebih, adalah naif mengatakan satu makhluk tidak berevolusi, karena secara fisik dan visual mereka mirip dengan fosilnya. Sementara berdasar hasil pengujian, 2 spesies lalat buah, Drosophila melanogaster dan Drosophila virilis yang secara kasat mata mirip, ternyata hanya memiliki sekitar 70 persen kemiripan secara genetis.
Dan teori evolusi memiliki bukti bahwa makhluk hidup berkembang secara berangsur. Misal Triadobatrachus, amfibi serupa kodok yang hidup di awal era triasik (250-205,7 juta tahun silam), memiliki 14 ruas tulang punggung, jauh lebih banyak dibanding kodok modern (4-9), dimana 6 dari ruas itu membentuk tulang ekor pendek. Atau Gerobatrachus hottoni alias Frogamander, yang berusia 290 juta tahun, yang menyerupai salamander namun juga memiliki ciri kodok, menunjukkan bahwa salamander dan kodok mungkin memiliki moyang bersama. Juga temuan Odontochelys semitestacea, makhluk sejenis kura-kura yang memiliki tempurung dada namun tanpa tempurung punggung, menunjukkan pada kita bagaimana kura-kura mengembangkan tempurung mereka secara berangsur, dari tulang rusuk mereka. Itu hanya sebagian dari temuan fosil yang menunjukkan pada kita bagaimana makhluk hidup secara berangsur mengembangkan fitur tertentu.
Apa yang dilakukan Harun Yahya adalah mencoba menggantikan teori ilmiah dengan opini berdasar iman, dan tidak hanya biologi, tidak ada satupun cabang sains yang akan menerima hal tersebut. Jika HY ingin mengajukan opini bahwa Tuhan menciptakan mkahluk hidup secara langsung untuk menggantikan teori evolusi, maka ia harus membuktikan opininya tersebut secara ilmiah. Bukannya berusaha menjatuhkan teori evolusi dengan propaganda dan rekayasa.
Benar bahwa teori evolusi tidak menyinggung sedikitpun tentang Tuhan dalam usaha menjelaskan asal keanekaragaman makhluk hidup. Namun tidak hanya teori evolusi, pada dasarnya semua teori ilmiah tak ada satupun yang menyinggung peran Tuhan. Ini karena sains tidak membahas Tuhan, dan tak ada cara ilmiah untuk membuktikan peranannya. Jika karena tak membahas Tuhan lantas teori evolusi dituduh sebagai materialistik, maka semua teori ilmiah akan memiliki status yang sama.
Sebagai pembuka, tidak ada pembuktian ilmiah, bahwa segala kompleksitas, baik pada makhluk hidup maupun benda mati, adalah hasil rancangan atau intervensi dari sosok supranatural di luar hukum alam, atau bahwa semua mustahil terjadi secara alami. Klaim bahwa Tuhan yang merancang atau mengatur adalah klaim berdasar iman, dan tidak bisa meminta dukungan sains karena tidak ada pembuktian ilmiah atas klaim tersebut. Dalam hal ini, posisi sains adalah khas: tidak membenarkan dan tidak menyangkal. Tuhan bukan ranah bahasan sains. Sains tidak melarang seseorang mempercayai adanya Tuhan, atau Tuhan berperan di dunia, selama mereka tidak memaksakan mencampuradukkannya dengan sains.
Benar bahwa ada sebagian kalangan yang berpikir bahwa evolusi adalah cara Tuhan untuk mengembangkan keanekaragaman makhluk hidup. Namun patut diingat, bahwa ini adalah pandangan filosofis masing-masing, dan bukanlah pandangan ilmiah.
Jika bicara tentang pembuktian ilmiah, tidak ada satu bukti ilmiahpun bahwa makhluk hidup di alam muncul seketika karena Tuhan mengatakan 'Terjadilah'. Sekali lagi, ini adalah ranah iman. Dan jika menurut Harun Yahya Alquran tidak menyebutkan adanya proses evolusi, dan karenanya menganggap tidak ada evolusi sama sekali, maka itu adalah tafsiran dia. Dan tafsiran seorang Harun Yahya tidak mengikat, baik untuk muslim sendiri, apalagi untuk kalangan non muslim. Penafsiran ayat kitab suci tidak bisa dijadikan dasar atau bukti dalam sains, karena sains tidak berkiblat pada agma tertentu saja.
Lalu, tidaklah tepat membandingkan langsung fosil yang telah membatu dan makhluk hidup yang masih eksis sekarang, lantas mengklaim 'sama sekali tidak berbeda'. Realitanya, HY sempat melakukan kesalahan yang konyol dalam bukunya Atlas of Creation, saat ia salah mengidentifikasi gambar ular laut sebagai belut. Seperti kita ketahui, belut bukanlah ular, melainkan tergolong ikan.
Di buku yang sama, ia salah mengidentifikasi gambar sabellid sebagai crinoid. Juga tak bisa membedakan brittlestar (kerabat bintang laut) dan starfish (bintang laut). Jika mengidentifikasi makhluk hidup yang masih hidup sekarang saja dia salah, bagaimana mungkin mengharap dia mengidentifikasi fosil?
Terlebih, adalah naif mengatakan satu makhluk tidak berevolusi, karena secara fisik dan visual mereka mirip dengan fosilnya. Sementara berdasar hasil pengujian, 2 spesies lalat buah, Drosophila melanogaster dan Drosophila virilis yang secara kasat mata mirip, ternyata hanya memiliki sekitar 70 persen kemiripan secara genetis.
Dan teori evolusi memiliki bukti bahwa makhluk hidup berkembang secara berangsur. Misal Triadobatrachus, amfibi serupa kodok yang hidup di awal era triasik (250-205,7 juta tahun silam), memiliki 14 ruas tulang punggung, jauh lebih banyak dibanding kodok modern (4-9), dimana 6 dari ruas itu membentuk tulang ekor pendek. Atau Gerobatrachus hottoni alias Frogamander, yang berusia 290 juta tahun, yang menyerupai salamander namun juga memiliki ciri kodok, menunjukkan bahwa salamander dan kodok mungkin memiliki moyang bersama. Juga temuan Odontochelys semitestacea, makhluk sejenis kura-kura yang memiliki tempurung dada namun tanpa tempurung punggung, menunjukkan pada kita bagaimana kura-kura mengembangkan tempurung mereka secara berangsur, dari tulang rusuk mereka. Itu hanya sebagian dari temuan fosil yang menunjukkan pada kita bagaimana makhluk hidup secara berangsur mengembangkan fitur tertentu.
Apa yang dilakukan Harun Yahya adalah mencoba menggantikan teori ilmiah dengan opini berdasar iman, dan tidak hanya biologi, tidak ada satupun cabang sains yang akan menerima hal tersebut. Jika HY ingin mengajukan opini bahwa Tuhan menciptakan mkahluk hidup secara langsung untuk menggantikan teori evolusi, maka ia harus membuktikan opininya tersebut secara ilmiah. Bukannya berusaha menjatuhkan teori evolusi dengan propaganda dan rekayasa.
Benar bahwa teori evolusi tidak menyinggung sedikitpun tentang Tuhan dalam usaha menjelaskan asal keanekaragaman makhluk hidup. Namun tidak hanya teori evolusi, pada dasarnya semua teori ilmiah tak ada satupun yang menyinggung peran Tuhan. Ini karena sains tidak membahas Tuhan, dan tak ada cara ilmiah untuk membuktikan peranannya. Jika karena tak membahas Tuhan lantas teori evolusi dituduh sebagai materialistik, maka semua teori ilmiah akan memiliki status yang sama.
Code:
http://richarddawkins.net/articles/2833
-1