- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
The Weather of Life
TS
Belajargitar
The Weather of Life
permisi agan2 semua
ane cuma mau ngeshare hasil karya temen ane..
Part 1. The Warm Wind
Part 2.a. A Shining Hope
Part 2.b. A Shining Hope
Part 3.a. New Place
Part 3.b. New Place
Part 4. The Uphill Climb
Part 5. The Puzzle of the Heart
Part 6.a. The Rose beneath the Snow
Part 6.b. The Rose beneath the Snow
Part 7.a. The Magical Spell
Part 7.b. The Magical Spell
Part 8.a. Another Hearts Battle
Part 8.b. Another Hearts Battle
Part 9.a. Hate the Way it Goes
Part 9.b. Hate the Way it Goes
Part 10.a. So,Meet The Eyes Again
Part 10.b. So,Meet The Eyes Again
mohon pujian, kritikan, saran, masukan, apapun namanya. tapi jangan bata ya gan.
ane cuma mau ngeshare hasil karya temen ane..
The Weather of Life
Spoiler for index:
INDEX
Part 1. The Warm Wind
Part 2.a. A Shining Hope
Part 2.b. A Shining Hope
Part 3.a. New Place
Part 3.b. New Place
Part 4. The Uphill Climb
Part 5. The Puzzle of the Heart
Part 6.a. The Rose beneath the Snow
Part 6.b. The Rose beneath the Snow
Part 7.a. The Magical Spell
Part 7.b. The Magical Spell
Part 8.a. Another Hearts Battle
Part 8.b. Another Hearts Battle
Part 9.a. Hate the Way it Goes
Part 9.b. Hate the Way it Goes
Part 10.a. So,Meet The Eyes Again
Part 10.b. So,Meet The Eyes Again
Spoiler for Part 1:
Quote:
Part 1. The Warm Wind
Minggu ketiga di musim gugur, udara semakin dingin. Erion terus menggosok-gosokkan tangannya untuk menghangatkan tangannya yang kedinginan. Sore itu, kereta menuju Rouin datang terlambat. Stasiun Berdarn sudah mulai sepi, dan Erion hanya bisa menunggu, kedinginan dan kelaparan. Dilihatnya beberapa orang berlalu lalang didepannya dengan segelas kopi yang masih mengeluarkan asap dan juga beberapa kantong roti,tapi dia hanya bisa menelan ludah. Erion tidak punya cukup uang untuk membeli makanan-makanan itu, untuk membeli air mineral pun uangnya tidak cukup. Tapi Erion tidak mengeluh, dia tidak pernah mengeluh.
Bruugg..
Tiba-tiba seorang wanita muda jatuh tersungkur dihadapannya, kopi miliknya tumpah dan juga beberapa buah roti yang juga berserakan di lantai. Erion terkejut, tapi dengan sigap dia membantu gadis itu untuk berdiri.
Apa kau baik-baik saja? Tanya Erion
Ah,iya,aku tidak apa-apa Jawab gadis itu sambil mengambil tasnya.
Kemarilah kata Erion sambil membantu gadis itu untuk duduk,Apa kau yakin, kau baik-baik saja?
Iya,aku hanya sedikit merasa pusing jawab gadis itu sambil merapikan rambutnya
Hmm..apa kau membutuhkan sesuatu? Kopimu tumpah, rotimu juga berserakan di lantai. Kata Erion, gadis itu tertawa kecil
Wah, kau perhatian sekali pada makananku kata gadis itu menahan tawa
Ah, bukan begitu,aku..hanya..sayang sekali makananmu..hahaha Erion malu, dan mereka berdua pun tertawa.
Hmm, aku pergi dulu ya kata gadis itu.
Ah, iya, apa kau sudah baikan?Sudah tidak merasa pusing lagi?
Aku sudah baik-baik saja sekarang gadis itu pun tersenyum dan berlalu.
Erion benar-benar heran, gadis itu terjatuh, tapi kemudian dengan cepat pulih dan tertawa, lalu pergi begitu saja. Gadis itu juga pergi ke arah luar stasiun, mungkin dia tidak jadi naik kereta pikir Erion.
Erion kembali pada kegiatan sebelum gadis itu datang, menunggu di bangku stasiun, kedinginan, kelaparan, dan melamun.
Hey, aku tidak tahu kopi apa yang kau sukai, tapi menurut pelayan disana, orang-orang sangat menyukai capucinno buatannya, jadi aku membelikanmu capucinno hangat, semoga dia tidak salah kata gadis itu panjang lebar sambil menyodorkan kopi pada Erion yang baru tersadar dari lamunannya.
Hah? Apa.. Erion tercekat
Terimalah, aku tidak menaruh obat tidur ataupun racun di kopimu kata gadis itu tersenyum manis.
Ah, terimakasih..tapi..kenapa kau begitu baik? Aku kan orang asing. Jawab Erion
Tapi kau orang asing yang sudah menolongku tadi, ini hanya sebuah ucapan terimakasih jawab gadis itu, Erion pun tersenyum dan menerima kopi itu.
Oh iya, ini..makanlah.Kue jagung hangat gadis itu menyodorkan kantong kertas yang berisi kue-kue jagung kecil yang hangat.
hmm,tidak usah, kopi ini sudah cukup.
Tapi aku tidak bisa menghabiskannya sendiri, bantu aku menghabiskannya ya? kata gadis itu lagi
Erion terdiam sejenak, dia heran kenapa gadis ini begitu baik. Capucinno dan kue jagung, gadis itu seolah tau apa yang paling disukai Erion. Gadis itu datang saat Erion kelaparan. Terimakasih Tuhan, Kau memang selalu baik padaku ucap Erion dalam hati
Hey, kau benar-benar tidak mau ya? Padahal aku sengaja membeli agak banyak kata gadis itu yang tampak kecewa.
Baiklah, aku dengan senang hati akan membantumu jawab Erion malu-malu
Terimakasih kata gadis itu.
Mereka terus berbincang, membicarakan seberapa sering mereka ke stasiun itu, tentang keadaan stasiun itu, tentang para penjaganya, tentang kopi, dan tentang kue jagung. Erion terus tersenyum mendengar cerita gadis itu. Erion memandang wajah gadis itu, dia baru sadar, ternyata gadis itu sangat cantik, dengan topi wool berwarna turquoise, rambut ikal kemerahan yang tergerai indah, matanya yang indah, semuanya cantik, begitu cantik, terlebih hatinya yang juga baik. Gadis itu menoleh, dia sadar Erion sedang memperhatikannya.
Ini kue yang terakhir,kau mau tidak? kata gadis itu, Erion melihat kantung kue,dan yang tersisa tinggal 1 kue jagung,Erion tertawa kecil
Wah, ternyata aku sudah makan begitu banyak, yang terakhir untuk pemiliknya saja
Baiklah,,jangan menyesal ya kata gadis itu yang langsung melahap kuenya, Erion lagi-lagi terkekeh melihat gadis itu.
Kemudian terdengar suara petugas stasiun yang mengumumkan bahwa kereta menuju Rouin akan segera tiba. Beberapa saat kemudian kereta menuju Rouin datang.
ayo, keretanya sudah datang gadis itu berjalan duluan. Erion mengikutinya. Mereka pun segera mencari tempat untuk duduk.
Tapi mereka duduk di tempat yang sedikit berjauhan. Erion tidak bisa berbincang lagi dengan gadis itu, karena sore itu kereta semakin padat oleh penumpang.
Erion tertunduk lemas, dia menyesal karena belum sempat berterimakasih dan bahkan dia lupa untuk menanyakan siapa nama gadis itu. Erion hanya bisa berharap suatu hari nanti, dia akan bertemu lagi dengan gadis itu.
Kereta terus melaju melewati beberapa stasiun. Erion masih berusaha mencari gadis itu saat kereta mulai lenggang, tapi orang lain sudah menempati tempat duduk gadis itu. Erion kecewa.
Drrrrt..drrrrt..drrrrttt..telepon genggam Erion bergetar saat dia hendak turun dari kereta.
Erion, cepat pulang. Orang itu datang lagi. Terdengar suara panik di telepon.
iya, aku segera datang, temani ibu. Erion segera berlari keluar stasiun menuju tempat penitipan sepeda untuk mengambil sepedanya.
Erion mengayuh sepedanya sekuat tenaga, dia berusaha sampai di rumahnya secepat mungkin.
Erion segera turun dari sepedanya, meninggalkannya begitu saja di halaman rumahnya, dia berlari menuju ruang tamu, dilihatnya Ibu dan adik perempuannya yang terduduk lemas.
To be continued
powered by coco
Minggu ketiga di musim gugur, udara semakin dingin. Erion terus menggosok-gosokkan tangannya untuk menghangatkan tangannya yang kedinginan. Sore itu, kereta menuju Rouin datang terlambat. Stasiun Berdarn sudah mulai sepi, dan Erion hanya bisa menunggu, kedinginan dan kelaparan. Dilihatnya beberapa orang berlalu lalang didepannya dengan segelas kopi yang masih mengeluarkan asap dan juga beberapa kantong roti,tapi dia hanya bisa menelan ludah. Erion tidak punya cukup uang untuk membeli makanan-makanan itu, untuk membeli air mineral pun uangnya tidak cukup. Tapi Erion tidak mengeluh, dia tidak pernah mengeluh.
Bruugg..
Tiba-tiba seorang wanita muda jatuh tersungkur dihadapannya, kopi miliknya tumpah dan juga beberapa buah roti yang juga berserakan di lantai. Erion terkejut, tapi dengan sigap dia membantu gadis itu untuk berdiri.
Apa kau baik-baik saja? Tanya Erion
Ah,iya,aku tidak apa-apa Jawab gadis itu sambil mengambil tasnya.
Kemarilah kata Erion sambil membantu gadis itu untuk duduk,Apa kau yakin, kau baik-baik saja?
Iya,aku hanya sedikit merasa pusing jawab gadis itu sambil merapikan rambutnya
Hmm..apa kau membutuhkan sesuatu? Kopimu tumpah, rotimu juga berserakan di lantai. Kata Erion, gadis itu tertawa kecil
Wah, kau perhatian sekali pada makananku kata gadis itu menahan tawa
Ah, bukan begitu,aku..hanya..sayang sekali makananmu..hahaha Erion malu, dan mereka berdua pun tertawa.
Hmm, aku pergi dulu ya kata gadis itu.
Ah, iya, apa kau sudah baikan?Sudah tidak merasa pusing lagi?
Aku sudah baik-baik saja sekarang gadis itu pun tersenyum dan berlalu.
Erion benar-benar heran, gadis itu terjatuh, tapi kemudian dengan cepat pulih dan tertawa, lalu pergi begitu saja. Gadis itu juga pergi ke arah luar stasiun, mungkin dia tidak jadi naik kereta pikir Erion.
Erion kembali pada kegiatan sebelum gadis itu datang, menunggu di bangku stasiun, kedinginan, kelaparan, dan melamun.
Hey, aku tidak tahu kopi apa yang kau sukai, tapi menurut pelayan disana, orang-orang sangat menyukai capucinno buatannya, jadi aku membelikanmu capucinno hangat, semoga dia tidak salah kata gadis itu panjang lebar sambil menyodorkan kopi pada Erion yang baru tersadar dari lamunannya.
Hah? Apa.. Erion tercekat
Terimalah, aku tidak menaruh obat tidur ataupun racun di kopimu kata gadis itu tersenyum manis.
Ah, terimakasih..tapi..kenapa kau begitu baik? Aku kan orang asing. Jawab Erion
Tapi kau orang asing yang sudah menolongku tadi, ini hanya sebuah ucapan terimakasih jawab gadis itu, Erion pun tersenyum dan menerima kopi itu.
Oh iya, ini..makanlah.Kue jagung hangat gadis itu menyodorkan kantong kertas yang berisi kue-kue jagung kecil yang hangat.
hmm,tidak usah, kopi ini sudah cukup.
Tapi aku tidak bisa menghabiskannya sendiri, bantu aku menghabiskannya ya? kata gadis itu lagi
Erion terdiam sejenak, dia heran kenapa gadis ini begitu baik. Capucinno dan kue jagung, gadis itu seolah tau apa yang paling disukai Erion. Gadis itu datang saat Erion kelaparan. Terimakasih Tuhan, Kau memang selalu baik padaku ucap Erion dalam hati
Hey, kau benar-benar tidak mau ya? Padahal aku sengaja membeli agak banyak kata gadis itu yang tampak kecewa.
Baiklah, aku dengan senang hati akan membantumu jawab Erion malu-malu
Terimakasih kata gadis itu.
Mereka terus berbincang, membicarakan seberapa sering mereka ke stasiun itu, tentang keadaan stasiun itu, tentang para penjaganya, tentang kopi, dan tentang kue jagung. Erion terus tersenyum mendengar cerita gadis itu. Erion memandang wajah gadis itu, dia baru sadar, ternyata gadis itu sangat cantik, dengan topi wool berwarna turquoise, rambut ikal kemerahan yang tergerai indah, matanya yang indah, semuanya cantik, begitu cantik, terlebih hatinya yang juga baik. Gadis itu menoleh, dia sadar Erion sedang memperhatikannya.
Ini kue yang terakhir,kau mau tidak? kata gadis itu, Erion melihat kantung kue,dan yang tersisa tinggal 1 kue jagung,Erion tertawa kecil
Wah, ternyata aku sudah makan begitu banyak, yang terakhir untuk pemiliknya saja
Baiklah,,jangan menyesal ya kata gadis itu yang langsung melahap kuenya, Erion lagi-lagi terkekeh melihat gadis itu.
Kemudian terdengar suara petugas stasiun yang mengumumkan bahwa kereta menuju Rouin akan segera tiba. Beberapa saat kemudian kereta menuju Rouin datang.
ayo, keretanya sudah datang gadis itu berjalan duluan. Erion mengikutinya. Mereka pun segera mencari tempat untuk duduk.
Tapi mereka duduk di tempat yang sedikit berjauhan. Erion tidak bisa berbincang lagi dengan gadis itu, karena sore itu kereta semakin padat oleh penumpang.
Erion tertunduk lemas, dia menyesal karena belum sempat berterimakasih dan bahkan dia lupa untuk menanyakan siapa nama gadis itu. Erion hanya bisa berharap suatu hari nanti, dia akan bertemu lagi dengan gadis itu.
Kereta terus melaju melewati beberapa stasiun. Erion masih berusaha mencari gadis itu saat kereta mulai lenggang, tapi orang lain sudah menempati tempat duduk gadis itu. Erion kecewa.
Drrrrt..drrrrt..drrrrttt..telepon genggam Erion bergetar saat dia hendak turun dari kereta.
Erion, cepat pulang. Orang itu datang lagi. Terdengar suara panik di telepon.
iya, aku segera datang, temani ibu. Erion segera berlari keluar stasiun menuju tempat penitipan sepeda untuk mengambil sepedanya.
Erion mengayuh sepedanya sekuat tenaga, dia berusaha sampai di rumahnya secepat mungkin.
Erion segera turun dari sepedanya, meninggalkannya begitu saja di halaman rumahnya, dia berlari menuju ruang tamu, dilihatnya Ibu dan adik perempuannya yang terduduk lemas.
To be continued
powered by coco
mohon pujian, kritikan, saran, masukan, apapun namanya. tapi jangan bata ya gan.
anasabila memberi reputasi
1
8.7K
Kutip
110
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
Belajargitar
#115
Spoiler for Part 9:
Quote:
Part 9. Hate the Way it Goes
Ayrin bangun lebih pagi hari ini karena memang tidak bisa tidur semalaman. Pikirannya penuh dengan Erials café, terutama si manajer muda, Erion.
Sudah 1 jam Ayrin berdiri di depan cermin besar di kamar mandinya. Mengusut-ngusut rambutnya, menyisirnya lagi, mengusutkannya lagi, menyisirnya lagi, mengikatnya jadi model ekor kuda, menggulungnya, dirapikan lagi sampai dia bosan sendiri.
huft rambutku sudah cukup kusut. Ahh..kenapa aku jadi begini? Kenapa aku terus memikirkan dia? gumam Ayrin yang masih berdiri di depan cermin.
Erion namanya Erion hhuft, sepertinya ini efek karena aku kurang tidur. Ya, pasti karena itu. Kata Ayrin pada bayangan dirinya sendiri yang terpantul di cermin.
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu menyadarkan Ayrin yang sudah sejam lebih berada di kamar mandi. Ayrin pun keluar dan melihat seorang wanita paruh baya dengan rambut sebahu model potongan bob dan pakaian rapi, sudah duduk di tempat tidurnya.
Sedang apa lama sekali di dalam? Kenapa masih berantakan seperti itu? Tanya wanita itu sambil memegang sebuah majalah fashion.
Aku..hmm..perutku sakit, jadi aku Ayrin mencoba membuat alasan, tapi dia memang tidak cukup pintar untuk berbohong.
Rambutmu kusut sekali, pergilah ke salon. Nanti malam teman-teman ibu akan datang kesini. Jangan lupa sarapan, ibu pergi dulu ke kantor, ada seorang fotografer yang membuat masalah, ibu akan pulang sebelum makan malam. Kata ibunya datar
Aku tidak terlalu suka di salon bu kata Ayrin malas
Ada apa denganmu? Apa kata orang nanti soal anak seorang editor fashion yang terlihat sangat berantakan sepertimu? kata ibunya dengan nada sedikit lebih tinggi.
Tapi bu..,
Jangan melawan ibu. Kata ibunya sambil berdiri dan segera beranjak dari kamar Ayrin.
Apa hanya itu yang ibu pedulikan?Apa ibu tidak mau menemaniku sarapan? Tanya Ayrin. Ibu makan malam diluar tadi malam, padahal kemarin hari sabtu, seharusnya ibu pulang lebih awal. Lanjutnya, tapi Ibunya hanya menoleh dengan tatapan dingin tanpa berkata apapun dan langsung berjalan ke arah tangga.
Ayrin hanya diam terpaku di tempatnya, ada suatu perasaan sedih dihatinya. Ayrin sangat ingin memeluk ibunya yang dia rindukan. Ayrin mencoba mengingat kapan terakhir kali dia memeluk ibunya. Sejak ibunya menjadi editor majalah fashion di Dawnnahill beberapa tahun belakangan, ibunya lebih sering tinggal di apartementnya di kota besar itu dan hanya pulang ke Northem di akhir pekan. Ayrin pernah diajak tinggal disana bersama ibunya, tapi Ayrin menolak, dia lebih suka di Northem. Ibu yang dulu sangat perhatian dan penyayang, sekarang lebih peduli pada kepentingan fashion orang-orang kaya dan jadi acuh pada anaknya sendiri sejak dia menjadi pimpinan editor sebuah majalah terkenal. Ayahnya yang sering berpergian keluar negeri juga hanya pulang ke rumah sebulan sekali. Semuanya memang bisa Ayrin beli dengan uang yang diberikan ayah dan ibunya, tapi Ayrin benar-benar kesepian, dia sangat merindukan ibunya yang hangat, yang dia peluk saat dia ketakutan.
Ayrin memutuskan untuk kembali ke kamar mandi dan berendam air hangat di bathtubnya. Dia menikmati aroma lavender dan chamomile yang bercampur di air. Ada sedikit butiran air mata saat dia mencoba menutup matanya saat berendam di bathtub.
Ayrin Bidelia Cassidy ya, Ayrin, kau adalah putri dari Jeanny Sharon Dempsey, seorang fashion editor yang sedang terkenal. Aku muak. Gumam Ayrin
Erion duduk di teras belakang rumahnya, memegang sekop dan lengkap dengan mantel tebal dan bootnya. Pagi ini Erion merasa sangat kelelahan karena tidak bisa tidur semalaman setelah mendengar semua penjelasan ibunya. Entah kenapa, Erion merasa hatinya sangat sakit. Dia tidak bisa mengerti kenapa ibunya bisa sangat tegar dan bisa bertahan selama itu di perusahaan ayahnya.
Hhh erion hanya menghela nafas, dan berulang kali melakukan hal yang sama. Memandang tumpukan es di halaman belakang rumahnya. Erion mencoba berdiri dan mendekati tumpukan-tumpukan salju itu, dan mulai menyekopnya perlahan.
Ingatan itu muncul lagi, soal bagaimana dulu ayahnya meninggalkan mereka, dan kejadian tahun lalu saat awal musim semi.
Erelyne, adiknya, saat itu harus dirawat di rumah sakit karena peradangan usus yang parah dan juga karena kekurangan gizi. Waktu itu Erion hanya bekerja di Dinner Dazzle, dan harus kesana kemari meminjam uang untuk biaya perawatan Erelyne. Dia ingat betul saat akan membayar biaya rumah sakit, pihak rumah sakit mengatakan bahwa biayanya sudah lunas, Erion baru tahu sekarang siapa yang melunasinya.
Erion
Erelyne datang menghampiri Erion, dia tahu kakaknya tidak tidur semalaman.
Hmm..
Kenapa kau membersihkan saljunya? Tanya Erelyne.
Memangnya tidak boleh? jawab Erion pendek.
Erion, ikut aku kata Erelyne
Kemana? Tidak lihat aku sedang membersihkan salju? kata Erion yang mesih menyekop salju-salju di halaman belakang rumahnya yang tidak terlalu luas.
Erelyne menarik tangan Erion dan mengajaknya ke halaman depan dengan mengitari rumah.
Kau ini apa-apaan? kata Erion yang diseret oleh Erelyne.
Sudah, ikut saja.
Sesampainya di halaman depan, Erelyne meminta Erion melihat rumah mereka dari depan.
Kau mengajakku kesini hanya untuk memintaku memadangi rumah kita? kata Erion yang melirik adikknya dan segera beranjak dari tempatnya berdiri. Tapi Erelyne menahannya.
Tunggu dulu, coba lihat baik-baik rumah kita. Sudah? kata Erelyne
Ya..lalu? Tanya Erion yang masih belum mengerti.
Sekarang lihat sekelilingmu. Erion melemparkan pandangannya ke sekelilingnya. Erion melihat rumah para tetangganya yang berjarak tidak terlalu dekat dari rumahnya, beberapa pohon tinggi tanpa daun di sekitar rumahnya, juga banyak salju yang menutupi halaman rumah dan juga jalanan.
Sudah? kata Erelyne
Jadi? Erion mulai paham, dia tahu pasti Erelyne akan mengatakan sesuatu.
Kau sudah lihat kan? Semua salju itu, yang ada di atap rumah kita dan halaman kita, ada juga di jalanan dan atap rumah orang lain. Semuanya merasakan dingin yang sama, tapi yang berbeda adalah setiap orang yang mengatasi rasa dingin yang menyerang mereka. Dan salju-salju itu tidak akan selamanya ada disitu. Begitu juga dengan rasa bencimu, ada saatnya rasa itu akan hilang seperti salju yang meleleh dan seperti musim dingin yang akan berganti musim semi, dan itu artinya kau harus melepaskannya dari hatimu. Kau tidak bisa membiarkannya menyerang hatimu terus-menerus. Erion, aku tahu kau marah dengan semua keadaan ini, dengan semua.. Erelyne menghela nafas, Dengan semua sikap pria itu pada kita, pada ibu. Tapi berusahalah untuk mengerti ibu. Kau harus mulai meredam amarahmu di depan ibu jika ada hal yang menyangkut pria itu. Jangan marah lagi dan jangan membuat ibu sedih. Lanjutnya.
Erelyne, aku tidak marah pada ibu..aku hanya..
Kau hanya kesal pada pria itu, tapi pria itu ayah kita Erion. Aku pun kesal, tapi aku mohon jangan perlihatkan itu terlalu sering pada ibu. Kata Erelyne, Erion diam.
Erion, aku baru sadar belakangan ini.
Sadar apa?
Ibu tidak akan pernah bisa melepaskan pria itu. Apa kau lihat? Setiap ibu memandangmu, ibu melihat pria itu ada di dirimu. Kata Erelyne.
Tentu saja begitu, ibu juga pasti sangat membencinya kan? kata Erion
Kau salah, ibu tidak akan pernah bisa membenci pria itu. Jawab Erelyne datar.
Kenapa kau bisa bilang begitu? Bukankah itu hal yang bodoh? kata Erion, Erelyne tertawa kecil.
Karena ibu seorang wanita, Erion. Wanita akan selalu memaafkan walaupun hatinya sakit. Walaupun perasaan ibu sudah tidak sama lagi, aku tahu ada sebagian dari hati ibu yang masih menyayangi pria itu sebagai ayah dari anak-anaknya. Karena pria itu sudah terpatri erat di hatinya. Tanpa pria itu, kita tidak akan ada disini sekarang.
Itulah sebabnya para pria selalu lebih mudah untuk menyakiti wanita, karena kalian terlalu mudah untuk memaafkan. Kata Erion
Aku tahu itu. Tapi aku rasa aku mulai lelah dengan pemikiran seperti itu, terus mempertahankan kebencian membuatku kelelahan. Erion, ayo kita lupakan saja. Kita minta maaf pada ibu, dan kita tidak usah mempermasalahkan lagi soal pria itu. Oke? kata Erelyne.
Erion melirik adiknya, dan memeluknya.
Aku kelelahan harus terus hidup dengan kebencian seperti ini, rasa benci kita pada pria itu tidak akan membuatnya berubah sikap, tidak juga akan merubah hidup kita. Sudah saatnya kita melepaskan semua rasa marah kita Erion. Kata Erelyne pelan. Erion tersenyum, dia sadar ternyata Erelyne memang benar. Kebencian tidak akan merubah apapun, hanya akan membuatmu dan hatimu kelelahan.
Terimakasih sudah menyadarkanku, ayo kita buatkan teh untuk ibu, aku rasa ibu masih dikamarnya. ajak Erion.
Iya, walaupun aku tahu semalaman kita bertiga tidak ada yang tidur.
Ayrin bangun lebih pagi hari ini karena memang tidak bisa tidur semalaman. Pikirannya penuh dengan Erials café, terutama si manajer muda, Erion.
Sudah 1 jam Ayrin berdiri di depan cermin besar di kamar mandinya. Mengusut-ngusut rambutnya, menyisirnya lagi, mengusutkannya lagi, menyisirnya lagi, mengikatnya jadi model ekor kuda, menggulungnya, dirapikan lagi sampai dia bosan sendiri.
huft rambutku sudah cukup kusut. Ahh..kenapa aku jadi begini? Kenapa aku terus memikirkan dia? gumam Ayrin yang masih berdiri di depan cermin.
Erion namanya Erion hhuft, sepertinya ini efek karena aku kurang tidur. Ya, pasti karena itu. Kata Ayrin pada bayangan dirinya sendiri yang terpantul di cermin.
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu menyadarkan Ayrin yang sudah sejam lebih berada di kamar mandi. Ayrin pun keluar dan melihat seorang wanita paruh baya dengan rambut sebahu model potongan bob dan pakaian rapi, sudah duduk di tempat tidurnya.
Sedang apa lama sekali di dalam? Kenapa masih berantakan seperti itu? Tanya wanita itu sambil memegang sebuah majalah fashion.
Aku..hmm..perutku sakit, jadi aku Ayrin mencoba membuat alasan, tapi dia memang tidak cukup pintar untuk berbohong.
Rambutmu kusut sekali, pergilah ke salon. Nanti malam teman-teman ibu akan datang kesini. Jangan lupa sarapan, ibu pergi dulu ke kantor, ada seorang fotografer yang membuat masalah, ibu akan pulang sebelum makan malam. Kata ibunya datar
Aku tidak terlalu suka di salon bu kata Ayrin malas
Ada apa denganmu? Apa kata orang nanti soal anak seorang editor fashion yang terlihat sangat berantakan sepertimu? kata ibunya dengan nada sedikit lebih tinggi.
Tapi bu..,
Jangan melawan ibu. Kata ibunya sambil berdiri dan segera beranjak dari kamar Ayrin.
Apa hanya itu yang ibu pedulikan?Apa ibu tidak mau menemaniku sarapan? Tanya Ayrin. Ibu makan malam diluar tadi malam, padahal kemarin hari sabtu, seharusnya ibu pulang lebih awal. Lanjutnya, tapi Ibunya hanya menoleh dengan tatapan dingin tanpa berkata apapun dan langsung berjalan ke arah tangga.
Ayrin hanya diam terpaku di tempatnya, ada suatu perasaan sedih dihatinya. Ayrin sangat ingin memeluk ibunya yang dia rindukan. Ayrin mencoba mengingat kapan terakhir kali dia memeluk ibunya. Sejak ibunya menjadi editor majalah fashion di Dawnnahill beberapa tahun belakangan, ibunya lebih sering tinggal di apartementnya di kota besar itu dan hanya pulang ke Northem di akhir pekan. Ayrin pernah diajak tinggal disana bersama ibunya, tapi Ayrin menolak, dia lebih suka di Northem. Ibu yang dulu sangat perhatian dan penyayang, sekarang lebih peduli pada kepentingan fashion orang-orang kaya dan jadi acuh pada anaknya sendiri sejak dia menjadi pimpinan editor sebuah majalah terkenal. Ayahnya yang sering berpergian keluar negeri juga hanya pulang ke rumah sebulan sekali. Semuanya memang bisa Ayrin beli dengan uang yang diberikan ayah dan ibunya, tapi Ayrin benar-benar kesepian, dia sangat merindukan ibunya yang hangat, yang dia peluk saat dia ketakutan.
Ayrin memutuskan untuk kembali ke kamar mandi dan berendam air hangat di bathtubnya. Dia menikmati aroma lavender dan chamomile yang bercampur di air. Ada sedikit butiran air mata saat dia mencoba menutup matanya saat berendam di bathtub.
Ayrin Bidelia Cassidy ya, Ayrin, kau adalah putri dari Jeanny Sharon Dempsey, seorang fashion editor yang sedang terkenal. Aku muak. Gumam Ayrin
***
Erion duduk di teras belakang rumahnya, memegang sekop dan lengkap dengan mantel tebal dan bootnya. Pagi ini Erion merasa sangat kelelahan karena tidak bisa tidur semalaman setelah mendengar semua penjelasan ibunya. Entah kenapa, Erion merasa hatinya sangat sakit. Dia tidak bisa mengerti kenapa ibunya bisa sangat tegar dan bisa bertahan selama itu di perusahaan ayahnya.
Hhh erion hanya menghela nafas, dan berulang kali melakukan hal yang sama. Memandang tumpukan es di halaman belakang rumahnya. Erion mencoba berdiri dan mendekati tumpukan-tumpukan salju itu, dan mulai menyekopnya perlahan.
Ingatan itu muncul lagi, soal bagaimana dulu ayahnya meninggalkan mereka, dan kejadian tahun lalu saat awal musim semi.
Erelyne, adiknya, saat itu harus dirawat di rumah sakit karena peradangan usus yang parah dan juga karena kekurangan gizi. Waktu itu Erion hanya bekerja di Dinner Dazzle, dan harus kesana kemari meminjam uang untuk biaya perawatan Erelyne. Dia ingat betul saat akan membayar biaya rumah sakit, pihak rumah sakit mengatakan bahwa biayanya sudah lunas, Erion baru tahu sekarang siapa yang melunasinya.
Erion
Erelyne datang menghampiri Erion, dia tahu kakaknya tidak tidur semalaman.
Hmm..
Kenapa kau membersihkan saljunya? Tanya Erelyne.
Memangnya tidak boleh? jawab Erion pendek.
Erion, ikut aku kata Erelyne
Kemana? Tidak lihat aku sedang membersihkan salju? kata Erion yang mesih menyekop salju-salju di halaman belakang rumahnya yang tidak terlalu luas.
Erelyne menarik tangan Erion dan mengajaknya ke halaman depan dengan mengitari rumah.
Kau ini apa-apaan? kata Erion yang diseret oleh Erelyne.
Sudah, ikut saja.
Sesampainya di halaman depan, Erelyne meminta Erion melihat rumah mereka dari depan.
Kau mengajakku kesini hanya untuk memintaku memadangi rumah kita? kata Erion yang melirik adikknya dan segera beranjak dari tempatnya berdiri. Tapi Erelyne menahannya.
Tunggu dulu, coba lihat baik-baik rumah kita. Sudah? kata Erelyne
Ya..lalu? Tanya Erion yang masih belum mengerti.
Sekarang lihat sekelilingmu. Erion melemparkan pandangannya ke sekelilingnya. Erion melihat rumah para tetangganya yang berjarak tidak terlalu dekat dari rumahnya, beberapa pohon tinggi tanpa daun di sekitar rumahnya, juga banyak salju yang menutupi halaman rumah dan juga jalanan.
Sudah? kata Erelyne
Jadi? Erion mulai paham, dia tahu pasti Erelyne akan mengatakan sesuatu.
Kau sudah lihat kan? Semua salju itu, yang ada di atap rumah kita dan halaman kita, ada juga di jalanan dan atap rumah orang lain. Semuanya merasakan dingin yang sama, tapi yang berbeda adalah setiap orang yang mengatasi rasa dingin yang menyerang mereka. Dan salju-salju itu tidak akan selamanya ada disitu. Begitu juga dengan rasa bencimu, ada saatnya rasa itu akan hilang seperti salju yang meleleh dan seperti musim dingin yang akan berganti musim semi, dan itu artinya kau harus melepaskannya dari hatimu. Kau tidak bisa membiarkannya menyerang hatimu terus-menerus. Erion, aku tahu kau marah dengan semua keadaan ini, dengan semua.. Erelyne menghela nafas, Dengan semua sikap pria itu pada kita, pada ibu. Tapi berusahalah untuk mengerti ibu. Kau harus mulai meredam amarahmu di depan ibu jika ada hal yang menyangkut pria itu. Jangan marah lagi dan jangan membuat ibu sedih. Lanjutnya.
Erelyne, aku tidak marah pada ibu..aku hanya..
Kau hanya kesal pada pria itu, tapi pria itu ayah kita Erion. Aku pun kesal, tapi aku mohon jangan perlihatkan itu terlalu sering pada ibu. Kata Erelyne, Erion diam.
Erion, aku baru sadar belakangan ini.
Sadar apa?
Ibu tidak akan pernah bisa melepaskan pria itu. Apa kau lihat? Setiap ibu memandangmu, ibu melihat pria itu ada di dirimu. Kata Erelyne.
Tentu saja begitu, ibu juga pasti sangat membencinya kan? kata Erion
Kau salah, ibu tidak akan pernah bisa membenci pria itu. Jawab Erelyne datar.
Kenapa kau bisa bilang begitu? Bukankah itu hal yang bodoh? kata Erion, Erelyne tertawa kecil.
Karena ibu seorang wanita, Erion. Wanita akan selalu memaafkan walaupun hatinya sakit. Walaupun perasaan ibu sudah tidak sama lagi, aku tahu ada sebagian dari hati ibu yang masih menyayangi pria itu sebagai ayah dari anak-anaknya. Karena pria itu sudah terpatri erat di hatinya. Tanpa pria itu, kita tidak akan ada disini sekarang.
Itulah sebabnya para pria selalu lebih mudah untuk menyakiti wanita, karena kalian terlalu mudah untuk memaafkan. Kata Erion
Aku tahu itu. Tapi aku rasa aku mulai lelah dengan pemikiran seperti itu, terus mempertahankan kebencian membuatku kelelahan. Erion, ayo kita lupakan saja. Kita minta maaf pada ibu, dan kita tidak usah mempermasalahkan lagi soal pria itu. Oke? kata Erelyne.
Erion melirik adiknya, dan memeluknya.
Aku kelelahan harus terus hidup dengan kebencian seperti ini, rasa benci kita pada pria itu tidak akan membuatnya berubah sikap, tidak juga akan merubah hidup kita. Sudah saatnya kita melepaskan semua rasa marah kita Erion. Kata Erelyne pelan. Erion tersenyum, dia sadar ternyata Erelyne memang benar. Kebencian tidak akan merubah apapun, hanya akan membuatmu dan hatimu kelelahan.
Terimakasih sudah menyadarkanku, ayo kita buatkan teh untuk ibu, aku rasa ibu masih dikamarnya. ajak Erion.
Iya, walaupun aku tahu semalaman kita bertiga tidak ada yang tidur.
***
0
Kutip
Balas