KOMUNITAS
Home / FORUM / All / Hobby / ... / Sipil /
Civil Engineering
KASKUS
51
244
https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000000876158/civil-engineering

Civil Engineering

Saling bertukar pikiran dan share mengenai apa saja yang berhubungan dengan sipil
profile-picture
profile-picture
bos.kutang dan anakjahanam721 memberi reputasi

Hammer Test dan Core drill

Pengecoran pada bangunan, biasanya diambil sampel sebanyak 4 benda uji, dan biasanya dilakukan pengujian pada 7 hari,28 hari ,28 hari ,cadangan.

Apabila Mutu sample tidak mencapai target sesuai spesifikasi teknis, maka akan dilakukan hammer test dahulu.

Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak
beton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan diperoleh cukup
banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah.
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact
(tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang
diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan
yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan
beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi,
dapat memberikan pengujian ini adalah jenis "Hammer". Alat ini sangat berguna
untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Karena
kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini sangat cepat,
sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat.
Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, misalnya
keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan.
Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran
disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudian dirata-ratakan
British Standards (BS) mengisyaratkan pengambilan antara 9 sampai 25 kali
pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum 300 mm2.
Secara umum alat ini bisa digunakan untuk:
- Memeriksa keseragaman kwalitas beton pada struktur.
- Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.
sumber :paper Ir marwadi lubis -usu-

Jika hammer test gagal, maka akan dilakukan core drill.
Core drill adalah suatu cara mengambil beton yang ada pada struktur bangunan.
Sampel yang diambil berbentuk silinder, dimana sampel ini akan diuji kuat tekan. ASTM C-39 (Pengujian beton inti). Sampel diambil dengan menggunakan bor yang mata bornya berupa pipa yang berujungkan intan.
Pengujian dengan menggunakan metode Core Drill hanya untuk beton dengan kuat tekan 13,8 Mpa s/d 41,4 Mpa

Pemeriksaan Kuat Tekan Beton dengan Cara Pengambilan Beton Inti (Core drill). Bila ingin mengetahui mutu beton nyata dari seluruh penampang, maka harus dilakukan pengambilan bagian dalam penampang beton.
Pengambilan bagian inti beton dilakukan dengan cara pemboran ke dalam penampang yg akan diketahui sifatnya.
Diameter mata Bor (bor head) yg umum digunakan adh 50 dan 100 mm.
Penggunaan mata bor yg kecil diperuntukkan pada penampang dgn tulangan yg rapat, sehingga tidak banyak baja tulangan yg terpotong akibat pengeboran.
Beton inti diperoleh dari hasil pengeboran kemudian dibawa ke Laboratorium untuk dilakukan pengujian tekannya.
Tinggi beton inti minimal yg dapat diuji adalah bila tinggi benda uji sama dengan diameternya.
Pengujian beton inti selain untuk memperoleh kuat tekan juga dapat memperoleh nilai Modulus elastisita atau Poissons’s Ratio dan kuat belah.
Dalam menghitung nilai kuat tekan juga harus memperhitungkan perbandingan tinggi dan diameter benda uji. Selain itu, bila ditemukan adanya tulangan pada benda uji juga harus diberi koreksi. Nilai kuat tekan dari pengujian beton inti adalah sbb:
Fc’ =P/(∏/4. ф2)*C₀.C₁.C₂ (Mpa)
Fc’ = Kuat tekan beton inti, (Mpa)
Ф = Diameter rata-rata benda uji
C₀ = Faktor pengali arah benda uji (lihat Tabel 7.39)
C₁ = Faktor pengali yg berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan kapping dengan diameter benda uji (lihat Tabel 7.40)
C₂ = Faktor pengali karena adanya kandungan tulangan dlm benda uji yg letaknya tegak lurus terhadap sumbu tulangan .
P = Beban maksimum
C₂ = 1.0 + 1.5 [∑ (d+h)]/[L’/ф x l]
Dimana:
d= diameter tulangan (mm),
h= jarak terpendek antara sumbu tulangan,
l= panjang benda uji sebelum diberi kapping,
L’=panjang benda uji setelah diberi lapisan kapping
Tabel 7.39. Faktor Pengali (Amri, 2006: 173)
Arah pengambilan beton inti C₀
Horizontal (tegak lurus arah tinggi struktur beton) 1
Vertikal (sejajar arah tinggi struktur beton) 0,92

sumber: ronymedia@wordpress

Bagaimana jika setelah di core drill hasilnya gagal?
Jwb: Bongkar, lalu di cor ulang.
×
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved
Ikuti KASKUS di