Original Posted By ximi08►Hitung prelim dulu aja bos.
1. Kolom. Pake area tributari, cari beban gravity ulimate. Desain kolom based on gravity doang. (Bisa pake PCACol ato sejenisnya)
2. Desain pelat lantai dan balok. Ambil beberapa frame (grid). Analisis satu-satu. Jangan skaligus modelin 3D untuk semua frame. Analisis 3D TIDAK EFEKTIF untuk kontrol lendutan. Apalagi kalo struktur beton, bos harus hitung lendutan jangka panjangnya.
3. Kalo udah ketemu dimensi "kasar" dari balok dan kolom. Baru dimodelin 3D untuk analisis gempa. Tentukan parameter-parameter gempa. Trus di run. Jangan lupa parameter untuk beton retak.
4. Ambil gaya-gaya dalam hasil analisis gempa (2 arah lho). Bikin load combination masing-masing elemen struktur (balok dan kolom). Ambil beberapa aja yang mewakili sih.
5. Lakukan desain, terserah mau pake software ato manual. Kalo mau cepat, design pake program, tapi harus verifikasi terhadap hitungan manual, minimal untuk satu balok dan satu kolom. Kali aja hasil hitungan manual vs software beda jauh. Bisa jadi hitungan manual yang kurang tepat, atau input software yang masih kurang.
6. Bikin detail. Cek syarat-syarat sesuai SNI, misalnya kalo pake SRPMK, detail sambungan balok kolom harus bijimana.
7. Desainlah pondasinya.
8. Nggak susah kok...
1. Untuk kolom sebenarnya tidak perlu memakai PCA col, manual aja cukup..Hanya menghitung beban grafitasi dengan cara tributari area, kemudian luas kolom diperoleh dengan rumus Ag = Pu/0.2 fc
filosofi angka ini silahkan baca di park n pauley..
2. Untuk pemodelan memang dengan menggunakan portal sederhana cukup konservatif, namun membutuhkan waktu lama, sebaiknya menggunakan angka yang ada di SNI sj, untuk penentuan ukuran balok dan pelatnya. Hal ini karena angka yg di SNI itu sdh memperhitungkan lendutan, sehingga jika memakai angka itu dengan beban standar, dalam hal ini tidak ada beban terpusat yang bekerja, ukuran balok dan pelatnya sudah cukup.
Selain itu sebenarnya program 3 dimensi sebenarnya bisa sj memodelkan lendutan, tp memang harus menggunakan metoda papan catur dalam pembebanannya.
3.Parameter retak yang dimaksud sebenarnya adalah faktor reduksi kekakuan, hal ini cuma berlalu untuk beton bertulang karena adanya retak yang terjadi pada balok dan kolom pada saat beban layan bekerja. Retak yang terjadi mengakibatkan pengurangan inersia kolom dan balok sehingga kekakuan akan berkurang. Tetapi perlu diingat dan dipertimbangkan dengan baik, bahwa jika pada bangunan tinggi perioda bangunan besar maka gemba yang bekerja akan lebih kecil, nah, jika bangunan mengalami pengurangan kekakuan lagi maka perioda akan naek, sehinga bisa saja gaya gempa yg diterima lebih kecil. lebih jelasnya baca Earth quake engineering dan dinamic of structure
4. Kombinasi yang digunakan harus tepat dan harus di cek satu persatu saat desain, sangat berbahaya jika hanya mendesain hanya menggunakan gaya dalam maksimum yang terjadi lagi pula kontraktor akan ngamuk..hehehehe
5.silahkan desain dan detailkan sesuai SNI untuk beton pasal 23..
7. Perlu dipersiapkan kombinasi beban layan untuk melakukan desain pondasi, dan perlu diingat bahwa pada dasarnya pondasi harus lebih kuat 2 kali dari pada bangunan diatasnya.
slamat mencoba..klo ada cendol bagi donkkkkkkkkkkk
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.