Usai praktikum anestesi yang menggunakan mencit sebagai hewan percobaan untuk menguji dosis lethal eter, Dewi keluar dari ruangan dengan teman-teman lainnya, tapi ketika keempat kawannya akan beranjak ke kantin, Dewi mohon diri. “Kenapa nggak ke kantin dulu, Wi? Kuliah Penyakit Dalam-nya kan mas
Jam tujuh lewat dua puluh lima menit Dewi sudah tiba di depan kampusnya. Dia turun dan melepaskan helmnya. Terburu-buru Dewi mengembalikan helm pada si bapak tukang ojek sembari menghaturkan banyak terima kasih. Diulurkannya selembar uang dua puluh ribu kepada tukang ojek itu. Ketika si bapak tuk...
Penumpang di sisi Dewi lebih dulu turun dan langsung digantikan oleh seorang laki-laki setengah baya. Penumpang lain juga sudah banyak yang turun, tapi bus masih terbilang padat. Dewi sempat bertukar pandang dengan laki-laki di sebelahnya sejenak sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangnya ke...
#1.a Untuk kesekian kalinya Dewi melirik jam tangan putih yang melingkar di tangannya. Jarum detik di jam itu seolah sedang berlari sembari menertawakan pemiliknya. Jarum detik tersebut tidak peduli, semakin cepat ia berlari, semakin Dewi merasa adrenalinnya terpacu. Kini, jam manis hadiah ulang ...
"Cerita ini kupersembahkan untuk seorang wanita yang membuatku ingin menuliskan kisah tentang ketegaran wanita dibalik ke-femininannya, untuk para pembaca yang memaknai hidup, dan untuk kalian para wanita yang berhati lembut, berjiwa karang." by: Strawberry15