\n\nCukup banyak...setidaknya ada 62 morga.\nCapek X ngetiknya :)\ntp ntar kita barengan masukkannya ya...\n\ntop abiz ni...Ki manteb bs bahasa batak...Bangga aku...
\n\nAda cara untuk menarik harta leluhur.\nmetode ini harus menitik wari dahulu, \nbaru dilaksanakan prosesi awal untuk mengetahui letak dan juga syarat.\nsetelh diketahui letak dan dipenuhi syarat, baru diadakan prosesi penarikan
MANDIHAR\n\nDi Masyarakat Simalungun mengenal sebuah seni Olah Gerak yang disebut DIHAR. \nKini istilah Dihar telah dipersempit pemahamannya menjadi Silat saja.\nMandihar berarti Berpencak Silat.
\n\n:sup: \n\njaan cumo duduak, Da\nsato babagi awak\nindak ado randang jawi, babagi awak karak-karaknyo\n:)\nbia tantu urang, kok minang ado juo khazanah kebudayaan nan ancak dan indak lapuak ditalan 'jawa' indak lakang ditalan 'amerika'
\n\ndisi bukan dusta atau tidak.\n\nBasmallah adalah sebuah contoh...\njika Basmallah cuma sekadar tataran Syariat, mungkin saja tidak punya kesan apa2.\nTp jika putuslah hakikat & makrifat, tentu semuanya jadi mungkin.\n "Dengan Asma Allah", bukan yg lainnya...
\n\nAji Tur-tur merupakan santet yang biasanya si penderita akan merasa seperti Suga (tercucuk-cucuk) pada bagian kaki, hingga kemudian kaki maturtur (kaki terasa pecah, busuk dan meleleh berair)\n\nkasian kali ya....
\n\nSimalungun & Karo secara historis, memang lebih dekat ke timur. pembauran kultur itupun terjadi.\nDi Pustaha Laklak, kita menemukan Bahasa Melayu atau Bahasa arab.\nKonsep Islam akhirnya cukup mewarnai.\nBegitu pula Tapak sulaiman itu.\n.....\nPenulisan tapak sulai...
\nBiding Laut adalah ibu Sorba Di Jae. Biding Laut adalah putri tertua dari Guru Tatea Bulan dari 11 bersaudara.\nDalam dongeng Batak, Putri Biding Laut yang molek itu ditinggalkan oleh saudara-saudaranya di sekitar pulau Mursala. \nHingga kini diyakini Putri Biding Laut masih hidup d...
\n\nSecara bahasa, Hangalan berarti Rintangan.\nSecara istilah, Hangalan berarti tidak sejalannya tubuh fisik dengan Tondi (Semangat spiritual; Simalungun menyebutnya dengan Tondui) dengan Sahala (Kekuatan spiritual).\nIstilah ini secara awam disebut Sial Badan.
\n\n\nbetul 766HI.\ntp ada fakta baru...\nGaris keturunan cicitnya yang ke-21 dari Dr. Wahidin Sudiro Husodo; M Daniel Sri Muda, SH (berdomisili di Jalan Duyung No.10 Pondok Bambu 13430, Jakarta Timur) mengatakan bahwa Dr. Wahidin Sudiro Husodo itulah Sisingamangaraja X.
\n\nJika di jawa ada para Wali\ndi Sumatera ada juga para Padri.\nTuanku Rao adalah salah satu Padri itu.\n\nPerdebatan muncul pd buku Tuanku Rao karangan Mangaradja Onggang Parlindungan yang sebenarnya pengarang sendiri mengakui bahwa buku capita selecta ini mendapat data...
\n\n\nSaya fikir akan sedikit kontroversi tentang Tuanku Rao; karena perjuangannya terasa jelas. \nyang menjadi kontoversi adalah buku (novel) Tuanku Rao karya Mangaraja Onggang Parlindungan.
\n\n\nmauliate juga Ki Sawung :shakehand \nKiranya Ki Sawung berkenan menambahkan dengan rajah-rajah batak
ILMU DORMA SAURUNG\nAdalah sebuah ilmu kuno Simalungun yang digunakan untuk membangkitkan kharisma pengasih dan pagar diri.\n\nGoranni uttei oh manik. Na mandegei raja goranni uttei. Ujadihon ma ham anggir (sebutkan tujuan).\n\nDilaksanakan setiap tiga hari purnama. Asapi ...