eh curut, yang udah baca di watpet gak usah spoiler disini. komen aje disono woi !! :batabig edit : yaelah dikit amat bre, tambahin dong :matabelo cerita pendek gan. Kejadian nyatanya aja cuma 2 hari. Kalo dipanjang-panjangin ntar malah hilang nilai historisnya, jadi fiksi doang :/
Epilog Mei 1998. Aku kehilangan identitas Tionghoa-ku. Bang Iskak kehilangan nyawanya. Tante Sukma kehilangan harga dirinya sebagai perempuan. Indonesia kehilangan solidaritasnya. *** Kronologi Kerusuhan Mei 1998 Kerusuhan Mei '98 merupakan gerakan anarkis yang diwarnai tema rasialisme di
BAB VII - Yang Hilang di Mei '98 Pastilah aku sudah di surga. Segala yang ada di sekitarku serba putih - langit-langit, tirai, dan tempat tidur yang kutempati putih cemerlang dalam terpaan cahaya matahari pagi. Kuseka mataku. Walaupun aku baru terjaga, seluruh tubuhku terasa letih dan kepalaku sea
Sundul dulu gan, baru update lagi nih. TS minta maap telat dari waktu yang dijanjiin, lagi ga enak badan belakangan ini :( Enjoy! Tinggal satu update lagi sampe ceritanya selesai :)
BAB VI: Kerusuhan "Dri! Andri!" Aku terjaga, kepalaku terasa sangat pening. Rasanya aku baru saja memejamkan mata dan langsung membukanya lagi. Suasana kamar masih gelap, tetapi alih-alih keheningan sekarang aku mendengar suara-suara dari depan rumah. Mama sudah berdiri di sisi tempat t
BAB V - Aku dan Mama Keesokan paginya, Mama masih bersikukuh membujuk Papa agar meletakkan tas jinjing kerjanya, agar tetap di rumah bersama kami. Papa sampai harus setengah berteriak marah-marah supaya Mama berhenti memohon kepadanya. Sebagai gantinya, Mama meminta agar Papa menelepon ke rumah sec
BAB IV - Aku dan Papa Malam itu Papa pulang dari kantor lebih awal dari biasanya. Tidak banyak yang Papa katakan padaku begitu dia turun dari mobil. Papa memang bukan orang yang banyak bicara, sangat bertolak belakang dengan Mama. "Kantor sepi," kata Papa begitu masuk ke dalam rumah, sem
Sundul dulu, masih hangat - baru keluar bab 3 nya :) komen, cendol, atau rating nya ya agan-aganwati sekalian (y)
BAB III - Aku dan Bang Iskak Rumah kami cuma satu lantai. Dua kamar, satu untuk Papa dan Mama, satu untuk Kak Rudi dan aku. Selain itu kami punya dapur yang bersisian dengan kamar mandi yang ukurannya cuma 2 x 3. Dapur, ruang makan, dan kamar kami semuanya dihubungkan oleh ruang tengah, yang berfun
nitip sandal dulu gan sambil bantu sundul tertarik cerita ini dari saksi hidup monggo dilanjut Thanks gan! Sundul lagi, baru update Bab 2 nih. Enjoy!
sundul dulu gan! no silent reader please :) kritik dan sarannya ya agan dan aganwati sekalian, biar ane tambah semangat nulisnya hehe
BAB II - Aku dan Om Gendut Bel istirahat pertama akhirnya berdering. Anak-anak berbondong-bondong meninggalkan kelas, diikuti Ibu Kristin. Aku menaruh buku catatanku ke dalam ransel. Rupanya hari ini Mama tidak menyelipkan bekal makanan untukku. Saat aku berpikir untuk jajan di kantin sekolah, a...
Prolog Peristiwanya delapan belas tahun lalu. Waktu itu umurku bahkan belum tujuh - mohon maaf bila ada detil yang tak bisa kujelaskan atau terlewat dalam narasi ini. Betapa mengerikannya waktu yang terus berjalan. Dalam hening, dia menghanyutkan kenangan-kenangan manusia - bahkan yang paling ke...