http://s.kaskus.id/images/2016/09/01/7719387_20160901110558.png http://s.kaskus.id/images/2016/09/01/7719387_20160901111014.jpg Mudah nyerah ini ane banget:ngakak Hampir sebagian orang pasti pernah melakukan ini: NAWAR! Hal ini kayaknya gak bisa dihindari gan, khususnya di Indonesia. Kayaknya
Mie rebus gan :wkwkwk Ane emang bener ga suka jadi pusat perhatian kecuali emang 'skill' ane lagi mumpuni
ini apa gan ? :bingung Tritnya pindah kesini gan. Itu salah dan udah minta momod buat hapus trit di sini Yang bener sih ini http://m.kaskus.co.id/thread/57cad5399a0951eb0e8b4571/a--quotaquot/?ref=postlist-51&med=recommended_for_you
6 tahun kemudian Luke Ichijou, umur 6 tahun. Tengah bermain bersama teman sebaya di sekolah. Berlari kesana dan kemari mengikuti arah angin. Ia anak yang cerdas dan supel. Sehingga mempunyai banyak teman. Dari taman, duduk dua orang laki-laki. Yang satu laki-laki paruh baya dan bertubuh gemuk, se...
#15:Kesempatan Terakhir(15-2) Ayah Ami mengangguk, lalu ikut Miya naik taksi ke Rumah Sakit Pondok Indah. Perjalanan Miya seperti dimudahkan, tak ada kemacetan dari Glodok hingga Pondok Indah. Mereka berdua berhenti di lobby, kemudian turun membayar taksi. Miya mengajak Ayah Ami ke ruang Ibu dan An
#15:Kesempatan Terakhir(15-1) Perjanjian tak dapat di sesali. Janji adalah janji, tak akan bisa dihindari bersama kelamnya malam dingin di hari hujan. Seperti mata hijau menatap sang peminta dengan keadaan terkukung dalam rantai keabadian. Mata beriris hijau mengerikan, berwajah pucat merangkul d...
#14:Hujan,Kegelapan,dan Perjanjian Mengedalikan amarah agar tak ada perdebatan panjang. Jika ada, tentu akan ada perseteruan membuat malu dia dan Sara saja. Akhirnya, ia memutuskan memberi kesempatan pada Sara untuk menenangkan diri. "Arrrgh!" Sara mengacak rambut meninggalkan Miya s
#14:Hujan,Kegelapan,dan Perjanjian(14-1) Langit mendung, menitikkan semilyar air mata di langit Jakarta. Hikaru terpukul melihat adiknya terkulai lemas. Begitu juga dengan yang lain, sangat cemas tak bisa mendengar lagi suara tawa Ami di Osaka. Di paviliun, pikiran Sara masih menerawang lebih jauh
#13:Musim yang Terlupa (13-2) Roda-roda hitam berputar seperti poros bumi, musim yang terlupakan. Bahwa tak selamanya kita berada di atas, suatu ketika akan berada di bawah. Semula musik indah akan mengalun tapi tak selamanya. Sara telah dihadapkan ujian cukup berat untuk sekarang. Berusaha mengula
#13:Musim yang Terlupa(13-1) Cahaya kehidupan bagai kunang-kunang menerangi malam kehidupan mereka berdua. Langit Blok M bertabur bintang dan membentuk aurora di langit. Langit keunguan mencuat dari jendela ruang tamu membuat Ami bertopang dagu menikmati keindahan ciptaan-Nya. Memejamkan mata mer
#12:Pandangan Terakhir(12-2) "Mister, kok diam?" "Hah, apa?" Sara terkekeh melihat ekspresi Ami kebingungan. Setidaknya, ia bisa tersadar karena Ami. Apakah ia tak akan pernah bertemu dengan teman-temannya lagi? Tak merasakan kehidupan menjadi hosuto setiap mala
#12:Pandangan Terakhir(12-1) 16 tahun telah berlalu. Kenangan losmen terganti menjadi sebuah aparteman di kawasan Jakarta Selatan. Hari ini, 12 September 2011 Ami resmi menjadi mahasiswi baru di sebuah Fakultas Desain dan Seni Rupa Universitas Trisakti. Ami Alanastasia 21 tahun, penulis serta (cal
#11: Bahagia itu Sederhana(11-2) Sara mengacungkan jempol. Berangkat dengan ransel berisi surat lamaran dengan daftar riwayat hidup. Berdoa sepanjang perjalanan mencari lowongan pekerjaan. Menaiki bus ke Jakarta Selatan. Seperti ada yang menuntun pergi ke kawasan Blok M. Sara heran, kenapa bus in...
#11:Bahagia itu Sederhana (11-1) Bagai hujan buah apel merah dari langit. Melayang di tengah tanah tandus berjatuhan di jiwa sepi. Bersandar dengan ular berkulit merah menyatu dengan pohon. Mereka berdua menikmati kebahagiaan yang ditimbulkan tanpa sengaja. "Bahagia itu sederhana ya, M
#10:Keramahan yang Berdusta Mawar hitam di sisi meja mulai layu, menghilang di serap mentari. Bau harum mawar hitam membangunkan Sara. Ia terkejut melihat sekutum mawar layu di meja losmen. Bertanya dengan segenap hati, "Apa yang terjadi semalam?" Ami masi
#9:Bagaikan Puteri Tidur (9-2) "Saya ikut Aamiin deh Mas." "Berdoa aja bisa, Mas. Saya bantu semampu saya." "Terima kasih, Mas Pono." "Sama-sama." 8 Jam telah berlalu. Hari telah pukul 5 sore, m
#9:Bagaikan Puteri Tidur (9-1) "Mister, kok nggak jawab sih?" tanya seorang ibu-ibu bertubuh sintal berpenampilan seksi. Membuat Sara risih ditanya pertanyaan terlalu pribadi saat pertama kerja. "Keluarga saya di Jepang." jawab Sara sekenanya. Ia
#8: Sayap yang Terkekang (8-2) "Ya Ami?" "Apa yang dibelakang itu sayap Mister?" tunjuk Ami pada punggung Sara. Sayap putih membentang di punggungnya. "Hah, sayap?" Sara menoleh ke belakang. Tidak ada sayap seperti yang ditunjuk. Dahinya berkerut dengan perkataan A...
#8:Sayap yang Terkekang (8-1) Seperti apa perasaan Ami sekarang? Ia hanya merasa nyaman dengan Sara. Tidak hanya itu, rantai ketakutan mulai lepas dari kedua tangannya. Meski kakinya tetap terantai oleh bayangan pertengkaran. Ami bersyukur bisa kembali seperti sedia kal...