Jadi pelaut sekarang susah gan apa lagi yang belum punya pengalaman. Kalo masalah salary untuk kapal niaga dalam negri standar karyawan pabrik lah ,cuma g mikirin uang makan n tempat tinggal aja , tpi kalo dapet uang panas mah lumayan puluhan juta nyampe, cuma ya itu namanya uang panas pasti g ba...
Mantra cinta pria putus asa Deru angin hilir beriringan Tombak ditangan erat genggaman Kering kerontang mencari kedamaian Hilang arah haluan ditujuan Mulut berkobar hati terbakar Matamu hitam legam memar Terhunus mati hancur terkapar Tak ada yang perlu disesalkan Mulut wanita bukan pengadilan Put
Lelap Dikala kerja keringat bercucuran Tidurmu jadi hiburan Mimpi yang datang bagai nyala api Jadi pelita menghalang sepi Tidurlah.. Gapai lelapmu hingga fajar menjelang. songsong esok penuhi hasrat
Galau kaum milenial membisu.. Tak bekerja diam terpaku.. meringkuh disudut membujur letih.. Berlembar tisu bersepah ruah Apa sebab dia berduka. Patah hati rupa rupanya. asmara kandas hancur berkeping Tergores luka menyayat kesamping
GELAP Kala terang berpulang.. Gelap menyapa sinar menghilang . Pekat hitam berkuasa Cahaya bisu tak berdaya. Dimanakah terang itu. Sungguh nyata adanya atau palsu belaka.. Dimanakah cahaya itu.. Secercah saja girang tak terkira.. Cahaya tertutup gelap Gelap menutup cahaya... Cahaya bersinar tera
Aku seorang manusia Aku.. Terbuat dari debu. Dibuat segambar dan serupa denganMu ditiupkan jiwa dalam kehampaan Terbalut kasih yang suci dan sayang aku Bernafas menyambung nyawa Setiap hirupku mencari tawa Dalam keheningan mendulang asa Bertahan dalam suka berakhir dengan duka.. Tapi aku.. Berpi
Jangan kau benci karna beda Dibuang di caci dimakan remahnya.. Jangan kau paksa kehendak mereka. Bualanmu tak cukup dipercaya.. Sudahlah. Biarkan saja. Biarkan saja mereka berdoa. Bersujud bersimpuh menyembah Tuhanya Biarlah Biarkan sajalah Jangan kau usik damai yang ada Petasanmu bukan pahala
RUANG RINDU Lelah dipukul rasa kecewa.. Tergeletak tak berdaya terhimpit curiga.. Bertumpu pena sebagai kompasnya.. Dapatkah kau membelai wanginya. Jauh.. Untukmu yang jauh disana.. Jangan terbuai rayuan negeri tetangga.. Pulang kan membawa devisa.. Tapi cinta tak kau genggam di dada Pedih dira
Berapa pasal di dakwakan.. Berapa tuntutan di suarakan... Sang hakim tersenyum muram.. Terbawa nafsu dibungkam uang... Dikala malam menjelang.. Dinginya menusuk tulang.. Dirinya menangis tersedu malang.. Menyesali perbuatan hina nan jalang..
ENTAH APA NAMANYA Berkali kali kudapati Hati berkabut tertutup rindu Terlukis muram tampak wajahnya Tergores luka sepi yang menderu Akankah takdir nasib ini Enggan berlalu Tak pernah berputar menuju masa indahmu Beribu ribu detik telah berlalu Menanti klimaks berseteru walau gelisah selalu meneman