Tersentak di mentahnya pagi Beliau muncul setelah bersemedi dalam rindu Sekilas ayunan tangan Tirta luncurkan diri di sela pelupuk mata Ya... Aku merindu; dada bergetar Aku bak menciut menjadi bocah Terkilas bagaikan ditimang Terkesan aku menyoal sesuatu Beliau memberi tanpa kuberujar Beliau tahu
Sepasang bola mata ialah kurnia Paduan pupil hingga kornea Mata ialah sepotong lima indra Tangkap kilasan nan tertera Abad kini telah berganti Mata tak hanya sejoli indra Ada wujud mata baru mengemuka Kata baru merangsek dibelakang Apakah ia? Mata nan beranak uang Berpanggil sudah ia mata uang Gun
Sibak potret lalu Emosi tercurah kala memandang Nafas sengal saat berkenang cerita Antar kota, sesama rasa Niscaya rindu menggebu keras Dalam potret rindu melebur Untaian kata via gawai Niat temu terus ditabung Galau sekujur sukma Raut wajah pasi Ihwal rindu penyebab Nikmat sua nan tak terkecap Der
Wisata bagi asa Ia bergelar waktu Asa akan digiring pada kemungkinan nan banyak Asa nyata berjadi Atau asa bertekuk lutut pada wisata waktu Waktu bak seorang ambivert Bisa bertukar watak tak tentu Kadang ia peluk asa sangat erat Sesekali ia tampar asa begitu keras Demikianlah ia bertukar suasana
Dalam kaleng biskuit kutabung mimpiku untuk menggapaimu. Lembaran kertas berukuran A4 kulipat alakadarnya. Begitulah, kutabung anganku yang ingin kusampaikan. Berlanjut masa dimana kubongkar isi kaleng untuk kuserahkan padamu agar bisa kau tatap. Agar anganku bisa kau dikte satu persatu., Waktu
https://s.kaskus.id/images/2018/04/01/8667129_20180401033034.jpgSejenak akan kuceritakan perihal langkah sembarang nan malah menyampaikan pada alamat tak terkira sebelumnya. Ketika aku menumpahkan buah pikiran serta keluhan hati pada tulisan. Awalnya tak pernah kualamatkan kemana barisan aksara y...
Ragam jenis cairan bersanding Dalam sela obrolan nan menyebar Berbagai sisi, bermacam lini Dari gurauan hingga mimpi Di awal pagi sampai dini hari Sahut bersahut kata per kata Ketika bersila ataupun menjemput kantuk Beda sifat namun kerap bersama Detak waktu berjalan sedemikian Tanah dipijak pun
Kaki-kaki girang melangkah Ayunan lengan serta menemani Sedikit peluh mengucur di dahi Mata menatap berkilau seberkas air mata Diri dibawa kembali ke ranah kenangan Tempat terlahir, bertumbuh jua Wadah pematangan diri, beragam pencarian Tanah nan salurkan suka 5 lara Segera tersentuh tanahnya oleh
join gan!! Bangun sama2 dr awal lagi Attack lvl wajib 3 turn Nomer WA buat share tips, trick etc. Slot kosong masih banyak Yg penting rajin maen bilang aja dari kaskushttps://s.kaskus.id/images/2017/11/02/7044592_20171102100356.png Gabung gan. Akun ane pantanglamo
Derap kaki nan terlangkah menyusuri Keliling wilaya nan di anggap desa Beragam insan nan curahkan hidup di ini Garapan tanah berbaur putaran mata uang Teraihlah segala bentuk sahaja Mereka nan hidup tak banyak menuntut Semua sederhana tanpa gaya hidup kekinian Pekik-pekik pro kontra hanya bahas hal
Hamparan savan kenangan nan tak lagi hijau Kering tanpa tumpahan cairan Tersulut api hingga berupa abu Hilang seketika di arak angin berhembus Tiada lagi rupa, berkas sebuah kejadian Ia tenggelam di air keruh Terombang- ambing oleh arus Tak kuat lagi timbul dipermukaan Langit biru pun tak lagi terj
Aku buta, aku tuli, aku bisu Aku buta saat tak lagi ada damai tersisa Aku tuli tentang siaran tak tergubris Aku bisu sebab nasihat tak manjur Pura-pura dalam pergolakan bumi serta manusia Aku bodoh, aku tolol, aku gila Aku bodoh mengaharap akan hadirnya tentram’ Aku tolol bila manusia hidup tan...
Rindu nan akan terus berbekas Tak hadir di pelupuk mata Tak tersentuh indera perasa Tak tercium sebuah aroma Mekar selalu ia dalam dada . Meraba-raba ingatan lalu Deret kenangan bersusun menyatu Sosok indah dan petarung sejati Korbankan raga demi tangis pertama putra putri Hatinya kuat, masalah d...
Teriak cumiakkan telinga biasanya Kian aneh kini nan berlaku Indera tak lagi merasakan Bilang saja tak sentuh respon Apakah telinga hiasan di kepala? Tanpa daya guna kelakarnya Suara teraniaya adanya Ia ada tapi tak bermakna Bak terhapus di kisah nyata Heran saja kemana hadirnya Terluka, terlupa ta
Tersesat di rimba belantara Tak seorang namun bergerombalan Menebang pohon adalah tujuan Pengguna mesin bejibun banyaknya Beberapa datang membawa kapak Mesin tentunya kelar paling dahulu Hasil nan berlimpah pun di raih Beda nasib para pengguna kapak Menebang perlahan betul Raihan hasil pun tak sebe