Besar kecilnya tergantung tupoksinya masing masing. Tupoksi yang hanya 12 mil dari bibir pantai justru butuh kapal berkecepatan tinggi, bukan yang ukuran besar kebutuhannya. Itulah bedanya Polair dan TNI AL.
Spesifikasi tinggi alutsista bukan satu satunya kunci utama. Masih banyak hal lain dalam kekuatan pertahanan, masih ada intelijen dan diplomasi. Kedepankan softpower, menghemat biaya juga lagipula. Jangan lupa peningkatan kualitas SDM nya pun penting
Spesifikasi tinggi alutsista bukan satu satunya kunci utama. Masih banyak hal lain dalam kekuatan pertahanan, masih ada intelijen dan diplomasi. Kedepankan softpower, menghemat biaya juga lagipula.
Justru yang begini begini nih yang NKRI harga mati. Jadi ingat dulu banyak atlet keturunan tionghoa berprestasi mengharumkan nama Indonesia tapi KTP WNI aja ga punya :mewek
Apa loreng sudah pasti harus tentara? Ormas kita juga banyak yang atributnya loreng kok. Yang penting busana lorengnya tidak dilekatkan lambang kesatuan atau institusi tertentu. Kalau loreng saja diributkan, malu sama macan sudah loreng dari dulu :wkwkwk
Ini menarik. Mungkin kita awalnya harus memahami dulu soal konsep kenegaraan kita pada awalnya. Mulai dari tatanan kenegaraan hingga dasar hukumnya, negara kita mengadopsi "gaya luar". Sedangkan senjata tradisional yang agan singgung di atas, mengacu pada suku atau adat. Kalau mau seperti
Yang pasti bakal jadi abdi negara. Bedanya dalam kadar tingkat keamanan dan rahasia tinggi. Termasuk merahasiakan identitas personal dan keluarga. Tapi tergantung jabatannya juga sih gan. Kalau misal bagian administrasi, ya ga bakal gitu gitu amat. Heheheh.