Dear Agan dan Sista, Saya mengucapkan terimakasih yang kepada agan dan sista yang mau meluangkan waktu untuk membaca cerita ini hingga usai. Mohon bantuannya... jika berkenan minta komen dan rate nya.... Sekali lagi terimakasih yaaaa :kiss
Selangkah. Selangkah. Selangkah. Selangkah demi selangkah tanpa kenyakinan , Luna mengayunkan kakinya untuk terus maju. Tidak tahu pasti apa keinginannya dalam hati tetapi ada suatu keinginnya untuk bisa bertemu dengan Erik, sebelum esok hari dirinya harus berangkat ke Singapore. Hanya berjarak b
Pranggggggggggggggggggg.............. "Suara apa itu?" tanya Pak Surya, ayah Erik Erik hanya memberikan seulas senyum ketika ayahnya melihat Erik yang sedang memecahkan piring. " Tadi piring apa gelas?" tanya sang ayah " Yang tadi cangkir ayah... Sekarang piring..."
FROM THIS MOMENT From this moment life has begun, From this moment you are the one, right beside you is where i belong, from this moment on. From this moment, i have been blessed, i live only for your happiness and for your love i give my last breath. From this moment on. Iringan lagu
Luna memilah milah baju baju yang ada di lemari bajunya. Sudah ada Natalia yang ikut membantu menyiapkan beberapa barang lainnya yang sekiranya sudah disiapkan Luna. " Luna......" Natalia dan Luna segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar Luna untuk menatap sosok mama Luna y
Luna berdiri disamping Hendra. Balutan gaun hitam sampai sebatas dengkul membuat Luna terlihat anggun untuk acara promnight malam itu. Hendra pun tak kalah menawan dengan jas yang berwarna hitam mencoba menyeimbangkan warna dengan gaun Luna. Keduanya berjalan beriringan memasuki ruangan promnight.
“janji.. janji… harus ditepati” Luna menatap dengan seksama taman di belakang sekolah, tempat kedua dimana dirinya menghabis jam makan siang bersama dengan Erik. Tempat yang menyimpan sebagian kecil dari kenangan-kenangan indah yang telah dilaluinya bersama Erik. Semua hal yang telah terjad
Segelas air putih yang disodorkan Natalia yang kini mengembalikan Luna dari lamunannya. Diraihnya gelas yang diberikan oleh Natalia dengan sekilas senyum sebagai ucapan terimakasih kepada sahabatnya itu. Air yang mengalir ke dalam tenggorokannya seperti kembali mengalirkan semua memory yang terekam
" Nat....." Natalia menatap heran sosok Luna yang memanggilnya dan berdiri dihadapannya. Tidak memberikan jawaban apapun, Natalia kembali asyik untuk membereskan semua buku-buku pelajarannya ke dalam tas sekolahnya. " Kita pulang bareng ya..." " Kenapa?" "
Gw sempet liat trailer... dan gw ga sabar buat nonton..... btw... ini kan para pemainnya dr stand up komedi, yakin lucu ga sih nih film yaa?? soalnya kl pas lg kompetisi aja... ada kalanya kl cara pembawaannya lg ga enak... wl lucu jd ga lucu juga... Okh ya... salam ya buat FICO :kiss
" aku engga pernah tahu kalau kamu suka jalan jalan ke...... " " ke?? Kenapa?? " tanya Luna yang bingung ketika Hendra menghentikan kelanjutan kalimatnya. " kebon binatang??" ucap Hendra dengan nada penuh ketidak percayaan ketika menyadari bahwa saat ini Luna ya
tragissssssssssssss cuma itu yang yang ane bisa kemukakan untuk tokoh luna:matabelo hahahha... anggep aja seperti rumus sebab dan akibat gan...
Luna hendak membanting pintu depan rumahnya tanpa menjamu tamu yang ada. Tetapi sebelum pintu rumah itu tertutup rapat, sebuat tangan sudah mengganjal menahannya dibarengin sebuah suara teriakan yang cumiakan telinga. Dengan ekspresi kesal dan bercampur terkejut, Luna kembali membuka pintu dan me
Luna menghela napas ketika mengetahui cowo yang mengetuk pintu rumahnya adalah Hendra, Tidak langsung mempersilahkan masuk, Luna menyambut Hendra di depan pintu rumahnya dan menunggu penjelasan. Hendra hanya tersenyum dan mengangkat satu sisir pisang ke hadapan Luna. " kamu pikir aku monyet
" sampai kapan kamu akan terus menghindari kami" ucap Natalia saat menemui Luna di dalam kelas Luna tidak sedikitpun bergeming. Pertanyaan Natalia tidak mendapat tanggapan ketika Luna membereskan semua bukunya yang berada diatas meja. Natalia menarik tas Luna untuk menarik perhatain dar
"Pagi Mama.... " Luna dengan riang menuruni tangga menghampiri Mamanya. Segera setelah kakinya menginjakkan lantai dasar, segera kedua tangannya membentuk lingkaran dan memeluk sang mama. " Ceria sekali kamu... Ada apa?" ucap sang mama melihat putri kesayangannya ini penuh s
" Kamu sudah sembuh?" Begitulah ucapan yang dilontarkan oleh Natalia saat melihat Luna sudah datang ke sekolah. Luna hanya mengangguk memberikan jawaban pada Natalia. Natalia segera berlari memeluk salah satu sahabatnya yang sudah 3 hari tidak ditemuinya. Luna tersenyum dan sedikit me