Yang paling mahal ya reagen PCR sama mesin PCR. Lain lain seperti petugas swab, petugas lab, APD juga perlu dihitung. Sebenarnya semakin banyak yang periksa bisa semakin murah karena mesin PCR sekali running 40an/90an sampel. Tapi kalau ndak sampai segitu ya makin mahal. Btw di puskesmas juga cum...
Iya gan kompetensi dokter di Indonesia perlu dipertanyakan karena yang pada praktek kan pasti sudah lulus ujian kompetensi dokter kan ya
gieshand tergantung derajat keparahannya gan. Kalau ringan ya mungkin seperti keluarga agan. Kalau berat bisa dapat antivirus, antibiotik, ventilator, penekan imun
Sebenarnya lebih ke edukasi user marketplace sih. Kalau memang barang tidak sesuai kan sudah ada mekanisme komplainnya.
coba dibaca lagi gan artikelnya. Yang disiapkan 2 minggu itu protokol pemberian kalau vaksin sudah tersedia. BUKAN BIKIN VAKSINNYA YANG 2 MINGGU
dimashardi kampret.strez mohon maaf saya dari jurusan kesehatan sama sekali tidak ada pelajaran matematikanya, kecuali statistik, itu aja cuma tau penggunaannya ndak butuh tau dapet darimananya. Hampir semua pelajaran matematika dan fisika SMA nggak ada yang kepake sampe sekarang saya kerja
dispenserr nah menurut agan siapa yang cocok jadi "ahli" kesehatan? kalau mau mengkritisi dr Tirta dalam perannya sebagai public figure dan influencer sih oke oke aja. kuliah kedokteran mahal kalau di PT swasta ghenjhozs maka dari itu setiap profesi punya expertisenya masing2. sfast dok...
Hahaha "cuma" dokter umum. Jadi dokter gampang ya gan, nggak usah bersaing seleksi masuk, baca buku bejibun, ujian kompetensi nasional. Dari masuk kuliah sampe dapat ijin praktik +- 7 tahun. Cuma dokter umum hahahaha
lonelylontong ilmu kedokteran itu evidence based dan ilmu juga berkembang. Apalagi ini virus baru jadi pengetahuan tentang virus ini masih terbatas di awal2 pandemi. Nah sekarang dah banyak evidencenya jadi rekomendasinya diupdate
WHO mengumpulkan informasi2 dan membuat guideline. Dengan adanya guideline dari WHO negara nggak usah susah2 bikin research sendiri buat bikin guideline sendiri. Mau negara ngikutin guideline WHO apa enggak ya terserah. WHO juga nggak bertanggung jawab terhadap merebaknya pandemi, terserah negara...