25 Desember 2012 Namamu seperti sekrup yang dalam-dalam kutanam pada dinding kesadaran. Akan kubangun untukmu sebuah katedral yang megah dari iman. Tubuhmu selembut gerimis, tetapi semangatmu sekeras logam. “Anggur ini untukmu, reguklah, dan juga roti ini, makanlah,” katamu pada suatu jamua
Malioboro Pada malam yang resah menggeliat Pasar Malioboro dalam urat tubuhku. Busana aneka warna melirik menggoda mata pengunjung. Dalam sunyi yang ramai malaikat malam menjual senyum berebut nafas dalam emperan yang sumpek. Dan, para seniman berbaris di bibir jalan menusukkan balada-bal
Air Terjun Ciomas Kutapaki ruas jemarimu yang gemas ingin memelukku. Bisikanmu menembus semak, juga semadiku. Kusadap bau getah di kudukmu. Lalu dengan jembatan kayu kuseberangi rindumu. September-Desember 2011 ciptaan: Adica Wirawan
Pura Parahyangan Agung Jagatkarsa Di Pura Parahyangan Agung Jagatkarsa Sunyi mengiris tubuhku seperti sekerat roti. Kuhaturkan sembah dan bakti pada Hyang Widhi. Genta bergema mengetar jiwa Gapura-gapura mulai bicara Berselimut nuansa magis di sana Antara kabut dupa pemangku menguncar mantr
Sendratari Ramayana Apakah tangan ini mesti selalu kubasahi dengan darahmu, saudaraku? Kata Sri Rama yang perkasa kepada Rahwana yang bengis. Sri Rama membuang busur dan panahnya. Tatapannya melunak. Lumerlah malam sarat dendam. Itulah takdir kita, kata Rahwana. Bunuh-membunuh. Tak sudah
Kicauan Merdu Berharga Miliaran Engkau memang bajingan dan pengkianat kawan bagaimana tidak, semula kawanmu kini menjadi lawan sumpah serapah dalam persidangan tak ter-elakan kau manusia culas, jahat dan kuakui memang jagoan tak peduli cowok atau cewek nan rupawan semua mendapat giliran menanggung
Matahari Kecil Jingga mentari terlihat samar. . . Menyorot tubuh gontai keriput, Pacul dipanggul terasa berat, Peluh seakan air hujan tiada henti. . Namun, kehidupan harus tetap berlanjut! Apakah miskin menjadi lara nya? Apakah menyerah menjadi senapannya? TIDAK! Jasamu terlupa seiring ber
Seperti Piglet dan Pooh suatu hari bertanya piglet kepada pooh kita berteman selamanya bukan, pooh? pooh menjawab, bahkan lebih lama dari selamanya, kawan* . kau tau aku pun ingin seperti piglet dan pooh selamanya bersamamu bahkan lebih dari kata selamanya yang kukenal dalam hidupku asalkan bersama
Konsorsium Guna Kepada kampus kami !!! Jika kau ketahui, soekarno pernah berkata : “berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku goncangkan dunia” Disini ada ribuan pemuda, kemana geraknya, bahkan kami seperti tidak dianggap dimasyarakat sekitar. aku yakin pemuda disini tak punya soekarno-nya. Sena
Akademik Hampir semua pelajaran yang aku terima disekolah menengah tak ada yang ku ingat. Teman teman sejawatku juga demikian. Yang aku tahu hanya bagaimana mebaca dan menulis. Aku merasa jalan yang kucapai diluar akademik adalah hal kesia-siaan, Tapi ternyata akademik lah jalan kesia-siaan bagiku,
Kisah Lama Untuk kembali berkisah hati ini masih beku dimana aku bisa tahu bukan saat aku tertawa tapi saat bersamamu menatap jagat raya hidup ini terasa bermakna bukan karena limpangan harta atau slalu dapat yang dimau lantas jodoh bukan yang dicinta dan bukan pula yang menyinta manusia tidak b
Surat untuk Negeri Tercinta Beginilah negaraku, Negara yang dahulu kucintai dan kuhargai Negeri Yang memiliki sejuta potensi Negeri yang memiliki Beraneka ragam budaya Negeri yang memiliki Sopan Santun Negara yang pada akhirnya entah akan dibawa kemana nantinya ………. Negeri yang katanya subu
Minggu Kasih Pagi ini ku terbangung dengan melihat cahaya yang begitu terang Badan tersadar dari malam yang tenang Ku mulai bangkit dan memberi waktu untuk diriku bersyukur kepada yang Esa Merenung dengan berkatNya yang begitu mempesona Ku mulai persiapkan diriku dengan membasuh air keseluruh tubu
Nyanyian Remaja Rantau berkicaulah kawan! seperti kicauan teman-temanmu dulu saat kau di pangkuan orang tuamu dulu kau kelihatan luwes, suaramu merdu, lepas, serupa senyum kampungmu yang asri itu kini kau di dunia lain lain dari seperti yang kau kenal di kampungmu itu lain,,tak seperti hangatnya p
Tanah Bergerak, Sebelum Aku Habis ia membuka pungung-punggung bungkuk terkejut, dengan tulang-tulang tertawa belikat-belikat ganda yang terbusung tiga jengkal senada dengan tulang lidah yang terbagi dua . jatuhnya, semua bisa membuat tulang beku membangkai dengan aroma babi sangrai dikurung
Cinta putri ***dear Putri*** Kau dapat salam dari kecupan mimpi, yang hingga kini membekas, dilinangan kenangan, Kenangan mawar yang ku hadiahkan Kepadamu itu - waktu itu + sampai mengayuh-kayuhku dilautan biru Biar sedetik tunggulah aku + Dilindap sunyi dijubah mimpi Sekelebat jiwaku merapat hati
Memimpikan Mimpi Akankah kita berlabuh di pelabuhan yang sama? Sementara perahu kita dayuh ke arah berbeda, Terseok ombak, terhanyut arus. Akankah kita kan sampai di puncak yang sama? Sementara kita lalui jalan berbeda, Tersapu angin, terhempas badai. terdampar di satu pulau , Asing dan terpencil.
Teruntuk Pintu Surgaku Teruntuk pintu surga ku, Ibu…. Sungkem sujud haturkan wajah cinta,, Bunda… Terbata hati ini mendikte gerai pengorbanan nan elok engkau sandingkan kala membesarkan aku.. hanya sepucuk surat sederhana yang menukil guratan hati ku atas permohonan Maaf tak terucap dan hampar
Sudah Melayang…mengawang entah kemana Pikiran berlarian, mungkin kali ini bersamaan dengan jiwa yang semakin rapuh akan sebuah rasa Semua sudah aku lupakan Semua sudah aku kubur sedalam yang aku mampu Aku ingin meninggalkan semua hal yang membuatku sedih, membuat hidup semakin terasa hampa
Senapas yang gugur telah tiada hanya aku yang hidup telah tegak hanya aku kita bersandiwara di sini mati-hidup-mati dan hidup hanya senapas Jakarta, 2013 ciptaan: Zuwaily