Malam Terakhir masih tersisa hangat kenangan malam ketika nikmati pergantian tahun dan, kala pagi terbalut cerah kekasih hati tak bersama lagi pergi tinggalkan diri aku mengubur dalam kesendirian tiada kedamaian kehangatan kemesraan cinta cumbu rasa belaian lembut canda atau tawa semua hilang di te
Malam Tahun Baru, Tuhan Tak Berganti Baju Semalam malam tahun baru : katanya Aku pun tertidur sore Tak bermimpi apa celakanya Semalam itu aku terjaga dari : petasan, terompet Aku tetap ingin melanjutkan tidur Tak juga bermimpi apa tentang esok Assholatu khoirumminannaum Sepagi ini aku baru terjaga
Tembang Asa Pagi Pagi membawa aroma hujan semalam Tanah basah segarkan dini hari baru Nurani berharap hari-hari tak lagi kelam Berpasrah madah badai pasti berlalu Embun bening menghias pucuk dedaunan Basahi hijau kehidupan alam merindu Dalam hening suasana hati berkenan Endapkan keruh ganti jernih
Sepatu Butut Hadiah Tahun Baruku malam ini aku hanya diam menanti membisu d sudut malam menanti sebuah langkah kaki yang kan datang sembari menahan jantung yang semakin berdegup kencang malam,tak terlalu kelam terlalu ribut dengan suara petasan kulihat kalender usang ternayat ini malam tahu
Rindu Membeku di Tahun Baru Gemericik hujan terdengar begitu syahdu Iramanya begitu indah merasuki kalbu Tapi suasana dinginnya seperti menusuk tulang-tulangku Itulah isyarat alam untuk jiwa yang di rundung rindu Rindu yang tersimpan sejak dulu Kini terasa semakin membeku dan membatu Menambah pilu
Ahh Engkau Pergi Juga Ahh…. Engkau pergi juga Tiada daya ntuk mencegahmu Langkahmu pasti Tanpa menoleh lagi Hanya sdikit salam perpisahan Bukan… Bukan lambaian tangan Ataupun kecupan mesra Hanya… Bisikan angin Dan kunang-kunang yang menari Yha… Aku tahu Engkau harus pergi Tak mungkin kutem
Jangan Ada Dusta jejak merapat dalam langkah menuai janji kasih dan, ketika kereta senja berhenti dalam teras tenda biru jangan ada dusta antara kita pinangan cinta terukir dalam tahta mahkota bersinar janji ternobat dalam buku kehidupan asmara garis~garis jalan saat telaga tersebar melati harum me
Kau dan Lilin Itu Malam ini di tempat yang dulu seakan masa kembali belumlah kian tahun berlalu Kau masih benamkan getar rindu Hujan ini seperti kala itu masih sama selimut bekunya membingkai remaja kita Rona senyummu aku pun tahu lembut jemarimu simpan rasa yang sama Ah, mengapa tak lupakan aku
Wanita Munafik Awan yang menaungi cerah hari-hariku Semakin kelam dalam remang gulana Saat lidahmu bergetar, berkata tanpa dosa ‘Maafkan aku, aku khilaf’ ‘Terimalah cintaku kembali dalam pelukmu’ Khilaf katamu? Setelah air bah kebohongan kau sumpalkan ke mulut asaku Hingga aku tersedak saa
Kepada Tuan dan Nyonya Punya Acara Kepada Tuan dan Nyonya di tempat Kutulis ini tanpa kertas terlipat Kususun ini tanpa baris bersekat Tuan dan Nyonya… Di luar sana terdengar bingar dan hingar suara Petasan juga saling bersahut bergema Ah, bising aku mendengarnya Tapi tak mampu menutup telinga D
Dunia Ini Maha Lucu, Mari Kita Menangis kamu pikir kamu bisa memilih, nyatanya tidak, ketika kamu menyadari kamu memiliki kehendak bebas, ketika kamu menyadari bahwa kamu memiliki kewenangan penuh untuk memilih apapun untuk hidupmu, pada saat bersamaan kamu mendapati dirimu tidak bisa memilih, tida
Tahun Baruku Setan berpesta malam ini Mulai dari miras, narkoba, hingga Zina Menyambut datangnya tahun baru Pergantian tahun dengan MAksiat Suara terompet, suara petasan Menggema dimana-mana Hotel dan Tempat wisata bak lautan manusia Tahun baru hanyalah pergantian kelender saja Tahun baru tidakla
Wanita… Oh Wanita… Dalam sumbu yang tiada panjang Wanita dekat dengan cemburunya Rasa cemburu adalah ombak dilautan hatinya Kadang membuncah menyesak dada Ketika gelombang datang tak dinyana hingga membasahi sudut matanya Ingin rasanya berteriak Mengumpat pengganggu hatinya Menghukum pencuri b
Menyambutmu dengan lelap Kau memilih lelap tak terketuk minatmu menyeduh malam bersama serak terompet menjejalkan nafas panjangmu untuk menyaksikan…. Kau sanksi Pada takdirmu Pada harapanmu Yang tak tertitip disana Sekedar pengulangan yang sama…… Sesak dadamu lebih berat Dunia tak pernah me
Mesiu yang Basah dan Yogyakarta Hujan /Alun-alun kidul/ Mesiu yang basah Memberi ruang tenang Tanpa salah kedua Terucap berjuta Kalah dan bara arang hitam Mengerang sesal dan kuburan waktu bersepatu satu /Gedung Agung/ Tak ada lukisan Ataupun suara tak bermulut Lidah-lidah kejora Menyuruh beranda
Aku adalah Kosong! Kata yang ‘ku rangkai, bukanlah petuah; atau sekedar mencari sensasi! Aku berpikir maka aku menulis! Dan, yang tertulis butuh di kritik; agar aku, kembali berpikir! Kisah hidup, seringkali berlalu tanpa hikmah, dan itu; lagi-lagi, menarikku ke lubang yang sama! Berbagi hikmah d
Tak Ada Tahun Baru Untukku !! Tak ada tahun baru untukku!! Tahukah kalian tentangku? Tak ada yang merawat dan menjaga sejak aku kecil Siang dan malam aku sudah berjalan di jalanan Harus berjuang untuk bertahan hidup di jalanan. Tidak, tidak satu pun!!! Mereka benar-benar tidak peduli tentangku Dan
Semedi akhir tahun Di bingkai malam Dihimpit barisan gedung Surau kecil Suara lirih Mengiba Merapal Ayat-ayat suci Sila Sedekap Tafak’kur S e m e d i langit gaduh Bintang tidur Tegar Termenung Pria Meraba raba Masa lalu Ya tuhan Tahun lalu Aku berkawan dosa Berkubang kenistaan Aku binasakan bi
Malam Terakhir Seakan Meng Amiini semua harapan & Mimpi Langit pun mencurahkan tirta tiada henti Malam ini.. Sudah ku niati dalam hati kalau hanya lolongan terompet dan gemerlapnya kembang api tak ada arti semua Resolusi by: Abdul Kholik Ariestasya