Ane coba urun diskusi ya gan, maklum newbie juga. Orang tua agan sah sebagai pemilik tanah dan bangunan tersebut, asalkan di dalam akta jual beli disebutkan memang di bagian pembeli itu orang tua agan. Ngga bersertifikat bukan berarti ngga sah loh kepemilikannya. Trus bisa aja ditingkatin jadi Se
Pihak penyelenggara acara waktu di Jogja itu juga harus mempertimbangkan meeting point dan route nya. Yogya adalah kota kecil sehingga berlebihan jika konvoi 4000 motor melewati jalanan yang kecil tersebut.
Ikutan diskusi ya gan. Untuk biaya-biaya nantinya keluar kira-kira adalah sebagai berikut : Notaris berupa : 1. Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli (jika ada). 2. Akta Jual Beli. 3. Baliknama Sertifikat. Pajak Berupa : 1. PPn (dihitung sama pihak Developer biasanya sudah include harga rumah).
Ikutan diskusi ya gan. Tahap penjaminan ke bank. Waktu itu hutangnya atas nama kakaknya bokap itu bisa dibuktikan ngga? Kemudian waktu bokap ikut ngejaminin sertifikat rumahnya apa ada tandatangan Akta Pemberian Hak Tanggungan atau Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan? Kalo ngga berarti rumah bel
Ane bantu diskusi ya gan. Jadi gini pertama di klausa PPJB tahun 2004 apakah ada klausa mengenai biaya-biaya yang ditanggung oleh siapa (biasanya ada) ketika Jual Beli dilangsungkan. Nah kalo PPh dan BPHTB belum dibayar, maka pada saat mau penandatanganan Akta Jual Beli (AJB) utk nantinya Balikna
Setuju sama agan Nastak di atas. Pertama kasih somasi dulu dari agan sendiri, minimal kasih tau bahwa agan akan melakukan gugatan dalam jangka waktu tertentu. Tentunya paling ngga dia akan sadar bahwa agan serius dengan jalur hukum.
Untuk klausanya sebelum ditandatangani sampaikan aja yang agan mau ke Notarisnya. Abis itu suruh dibacakan lagi. Untuk tandatangan jika si pengembang pake Kuasa ya oke aja ga masalah, kan Notaris juga ngga akan mau buat sembarangan aktanya.
Jika sudah dibantu Notaris, maka dia akan punya konsep PPJBnya gan. Kemudian untuk biaya-biaya lain jika sudah termasuk maka ngga ada lagi biayanya biasanya, asal jangan alih tahun aja, karena kalo pensertifikatan belum jadi sampe tahun besoknya, pajak-pajak akan meningkat lagi. Jika sudah dikons
Nama asal usulnya emang tercantum gan. Tapi di halaman pertama pasti nama pemilik pertama udah dicoret kan? Trus pas nama ayah, itu ada tulisan dasar peralihannya AJB nomor sekian tanggal sekian dibuat di PPAT si anu. Ya kan? No problem gan. Kalo baliknama ya gitu. Kecuali ganti ada ganti blanko ...
Nama asal usulnya emang tercantum gan. Tapi di halaman pertama pasti nama pemilik pertama udah dicoret kan? Trus pas nama ayah, itu ada tulisan dasar peralihannya AJB nomor sekian tanggal sekian dibuat di PPAT si anu. Ya kan? No problem gan. Kalo baliknama ya gitu. Kecuali ganti ada ganti blanko ...
Sebelumnya nama di Sertifikat sama ngga dengan di KTP Nenek? Kalo beda, buat keterangan atau surat pernyataan dari si Nenek dan diketahui lurah, atau keterangan lurah sekalian (PM.1 beda nama). Kemudian si Nenek bisa kok jual Sertifikat tanah, asalkan dapet persetujuan dari anak-anaknya tersebut,
Betul kata agan ondychen, terlalu berbahaya karena Kuasa Jual Beli Mutlak tidak boleh lagi digunakan karena biasanya dasar dari utang piutang. Tapi coba lihat, ada ngga kata-kata, "tidak dapat dicabut kembali". Kalo ada itu fix Kuasa Jual Mutlak. Trus itu memberi kuasa kenapa alasannya, k
Betul kata agan DDWM, itu obyekan orang Kelurahan. Itu tidak ada ketentuannya, paling tinggi 1% itu utk saksi Lurah bukan Surat Keterangan Tanah Tidak Sengketa. Dah gituin aja.
Karena PT di bawah naungan Yayasan, maka keputusan-keputusan tersebut mungkin udah melalui Rapat Pembina or Pengurus gan. Kekayaan PT adalah kekayaan Yayasan gan. Begitu si setau ane.
Tidak ada jaminan suatu hak atas tanah tanpa diikat Hak Tanggungan. Apalagi di situ ngga bisa dibuktikan bahwa orang tua agan setuju untuk menjaminkan sertifikat atau menjadi penjamin bagi si A yang ngutang tadi. Jika yang nagih bersikeras untuk bener-bener nagih ke keluarga agan yang memang ngga
Yang kampungan itu mereka, karena mereka dan acaranya sama sekali ngga mendidik. Musnahkan aja acara2 ngga penting begini. Pembodohan bangsa.
Ane coba ya gan, sambil nunggu para master komen. Pertama-tama, agan harus bikin Surat Keterangan Waris, yang menyatakan bahwa ahli waris dari orang tua ya agan bertiga. Syaratnya pake akta kematian orang tua dan ktp + kk agan bertiga. Dari situ kalo mau mbagi lagi, agan harus membuat Akta Pembag
Setau ane ada di PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah gan. Di situ si banyak penjelasan mengenai prosedur pendaftaran tanah pertama kali. Kemudian juga mengenai pembuktian hak baru dan lama. Misalnya ini gan : Pembuktian Hak Lama Pasal 24 (1) Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas