Karena pilihannya lebih sedikit dibanding pribumi. Mau jadi PNS? dipersulit. Mau masuk tentara? dipersulit. Bahkan mau jadi atlit pun konon dipersulit juga. Akhirnya jalur satu2nya yang bisa diambil adalah berwirausaha dan ternyata membuahkan hasil. Dan ini bukan hanya di Indonesia saja di negara...
Kean kaki kanan. Susah nendang kuat dan atau akurat pakai kaki lemah. Yang harus dibenerin bukan decision dia, tapi latihan kaki lemahnya biar makin luas pilihannya di depan gawang kayak momen ini.
Ambil jurus terkuat, sekali panah sekaligus 2 atau 3 anak panah. Kalau udah ambil jurus ini jadi gampang.
Sudah lemah optiknya untuk membaca dvd. Tapi untuk cd masih bisa, termasuk cd psx. Ada kemungkinan lain dvdnya sudah jelek dan sulit dibaca optik.
Mental bajakan orang Indonesia memang tanpa disadari menghancurkan diri sendiri. "Ngapain beli original, toh yang bikin sudah kaya." "Kalau bajakan sama original isinya sama, ngapain gw keluar duit buat beli ori." Pada akhirnya orang yang ingin berkarya juga jadi enggan denga...
Lha NATO datang ke Libya dan Suriah karena tuh dua negara asik babat rakyat sendiri pakai senjata biologis, sementara negara timteng lain cuma nonton ga mau bantu, bantu ngerusuh malah iya. Palestina sama Israel ga berperang. Palestina ga punya power bahkan untuk sekedar nyatakan perang, sedangka...
Waktu sd belum bisa disebut pro, masih amatir / beginner dan belum dibayar. Meski usia karirnya pendek, tapi kalau sukses cukup sudah penghasilannya. Kalau dari yang gw baca sih pemenangnya hadiahnya ga nanggung2. Resiko gagal ya sama aja kayak bidang atlet lain.
Pro player itu bukan profesi yang menjanjikan buat masa depan panjang. Anggap lah elu udah pro player lu mau sampai kapan jadi player sampe umur 50tahun?? Setelah pensiun lu mau jadi apa caster yg lowongannya cuma dikit atau jadi streamer yg ia klo elu enak ditonton Kalau gw ngelihat pro player in
junoon Justru mental inferior itu timbul karena kita selalu enggan atau tidak mau mengakui keunggulan orang / bangsa lain dan itu yang bikin kita sulit maju dan mudah puas sehingga gampang overproud.
junoon Kok nanggung bandinginnya gan, ga sekalian kita bandingin dengan pelosok di Zimbabwe aja agar kita selalu bersyukur dan tak perlu berbenah. Namanya membandingkan ya sebaiknya dengan yang lebih bagus agar kita bisa meningkat.
Kalau manusianya di tiap negara pasti ada plus minus, tapi yang gw maksud adalah infrastruktur. Ga usah yang canggih canggih. Trotoar aja.
Pernah keliling eropa sendirian jaman dulu. Terus menjelajah Jepang juga sendirian. Setiap nginep ketemu orang baru. Dulu gw merasa muda waktu jalan2 itu (mid 20). Tapi dibandingkan dengan orang2 dari negara yang ts sebut, ternyata gw memulai perjalanan sudah dihitung tua. Sempat ngobrol2 dengan 4