aku masih mengingat gelinya pasir-pasir itu. senja yang gelap dan indah, senyuman tulus, cantik namun kesepian. aku ingat setiap kenangan itu. mentari yang muncul, bau tanah pantai, ombak yang melebur hancur, sepersekian detik menggulung mencipta buih, ahh..... lalu aku riang sekali, seperti tuna...
mungkinkah ada setiap koma pada jeda yang kita buat dan tanda tanya banyak merupai sebuah lukisan dingin dalam kamar tidak tersentuh, tidak terluka seseorang harus patah hati atau jatuh cinta untuk membuat puisi yang bagus mungkin itu cara Tuhan mengirimkan pertanda kembalinya sang pujangga
aku punya permata. ia biru mempesona, mengingatkanku tentang darah seorang yang kaya. ia pintar, pendiam dan sangat membosankan tapi dia sangat cantik... tapi tidak punya mimpi. bahkan terlalu diam. tapi kemampuan mencintainya sangat dahsyat... kura-kura pun iri dengan setianya. ia akan mengam
aku gugur dengan ranting-rantingku sendiri, berlari dengan bayanganku sendiri, mengkhianati keinginan dan menyalahkan diri. aku bahkan menjilat luka yang kubuat sendiri. apakah ini normal? kebiasaanku berubah, dan aku suka berubah. ah, kau tak tau. mungkin terlalu malas meraih galah hanya untu
dengan satu helaan panjang, aku mungkin sudah lupa baumu. tapi tidak dengan hati ini. bukankah seorang yang sedang patah hati mampu melakukan semuanya? aku bukanlah yang tersakiti, tapi melihatmu begini, bahkan melati pun akan rusak jiwanya, karena mencintai. tulus, murni, jujurmu terlalu sa
berhentilah memandang seakan aku kesepian.. berhentilah memandang seakan aku bahagia.. aku tidak pernah benar-benar sepi maupun bahagia. aku bisa bermuka seribu jika kau menginginkannya. euphoria akan sesuatu yang mustahil aku dapat, aku bisa saja congkak dan mundur dari semuanya. tapi aku ti
dua puluh empat jam tak ada lagi jam melingkar tak bernyawa menyampaikan keluh kesahnya karena tak dianggap dua puluh empat jam cahaya tak pernah berhenti menggelap, terang lagi pohon mengibarkan nafas lega nya di malam hari tiada turun hujanku, hanya surya yang menyengat mencipta bau
bersandarlah, pada pundak tak berarti ini, karena mungkin kau akan sedikit lupa dengan perih. "aku lemah, ya..?" katamu dengan isak yang tertahan. badan ini terasa ringan mendengarnya, pikiranku mengawang-awang. aku terbang, membuka memori yang terselip di antara jutaan seka. bayangan
"mi.. aku butuh rokok." "enggak," "mi... please, aku kedinginan." "enggak." "mi..... please sekali ini aja aku butuh banget, aku kedinginan, dah jam segini." "kamu bilang sendiri mau berhenti, aku gak mau kamu gagal." "tapi gak seek...
sekali... sekali ini saja, baru sekali ini... dalam seribu kali kau buat hati kecil ini bahagia, sekali ini saja aku tak dapat berkata. fikiran ini meluap-luap, namun aku bisu. kasihku, mengapa?
sejak awal, kita tidak ada dalam dirimu, dalam pikiranmu. kau terlalu takut bahkan untuk memulainya.. lalu bagaimana dengan aku? ah, aku tak apa. mungkin aku terlalu banyak berhias dengan impian manis itu, membangun kehidupan yang tidak pernah ada sebelumnya, bersamamu.. mungkin aku terlalu p
di satu wajah itu, terkapar kesedihan. ia meronta keluar, meraung liar mengisak dada. gadis itu merindukan setetes embun subuh yang menyisakan dingin, karena pada siang hari ia kembali mendidihkan darahnya. tidak punya tempat pulang untuk mengisi sisa-sisa di rongga nya. hatinya terlalu lama
denganmu ranting itu ringan, melihatmu aku biasa, namun berbeda.. ada satu peri kecil yang tidak bisa berpaling untuk marah. satu kasih putih yang bersih, tidak meminta apa-apa. matanya dalam dan pipinya merekah dengan hebat sehebat patung yang dapat bergerak, dan air yang seolah dapat berdiri. ...
hanya empat mata yang mengerti hanya dua hati yang terdiam dan perasaan yang tak terungkap biarlah begini adanya.., sebab Pluto tak akan keluar orbitmu, dan cahaya kecil ini akan selalu menerangi malammu. kendati ia bukanlah semesta, tapi kau lah peri ku. bukan badan tegap itu, bukan. tapi s
"gak apapa kan, yang penting aku dah bikin kamu seneng terus." "mana ada seneng? ngeselin, iya." "tapi kamu ketawa, jadi ya kamu seneng." "kaya kamu ya, seneng sedih gak ketahuan?" "iyaa, aku gak bisa tuh sedih nangis-nangis kayak orang-orang." &q...
would you follow every tears come out from my eyes? would you burn every single lost that I have had? would you see me now.., would you give me your warmest kiss and feel the fear? would you stare at my sadness and kill those growing pain on me? your every humble glance and extraordinary so
satu, dua, tiga... aku lelah. memanjakan perasaan dendam, menghujani diriku dengan kata benci. terjebak di keadaan tak menyayangi, memerah muka dengan amarah tak padam. jika saja kutanya pada langit hitam saat itu, apakah ia akan runtuh dan Tuhan akan turun berbicara? kemudian barisan hita
"Hidup dalam pertengkaran dan ketidakjujuran bukanlah cara yang indah untuk saling membahagiakan. cobalah untuk mendengar dengan mesra dan mencintai kekasih anda, kemudian anda akan pulang dengan damai ke hatinya dan menghabiskan hari tua anda bersamanya." -Mario Teguh, 2011 tiada berhara
entah berapa kalimat kau lontarkan, seakan kau memegang cerminku. aku seperti menghisap darahku sendiri--ia terasa asin namun manis, namun entah berapa kali juga aku merindu. merindu kehadiranmu, merindu bagaimana kita mengutuk satu sama lain, lalu kemudian terdiam. sungguh, kau berjalan pergi d...
aku diam berpeluk pada kehampaan. mataku mencari arah kemana aku melihat, sepertinya pundakku pun terasa berat. "it only takes thirty minutes to release your emotion.." jantungku berdegup kencang, ia berperang, rasanya berusaha keluar dari bongkahan daging ini. aku tidak peduli dengan...