/1/ Kutemukan tubuhmu dalam puisi dengan wajah di mana senyum menjelma ranjang tidur juga suara pengampunan sebagai selimut panjang. /2/ Kutemukan tubuhmu dalam puisi, melarangku dari merindukan rona siapapun. XIII/VIII/MMXXIV
/1/ Kupeluk tubuhmu dengan puisi yang kertasnya jarak luas tempat tubuhku juga tubuhmu saling terpencil, yang tintanya remang purnama tua: lego dari banyak nyenyak. /2/ Kupeluk tubuh seseorang dengan puisi sekali lagi: adalah engkau yang maya dalam pandang, adalah engkau yang baka dalam kenang. ...