Gemuruh suara deras hujan pun bahkan tak mampu kalahkan riuh di kepala Berteriak, merintih, menjerit meminta tenang Mengemis damai yang tak kunjung datang -Novriansyah-
Dan hujan pun turun temani lamunan Termenung seraya memandangi potretnya Di sudut ruang sempit itu Angin berhembus membisikan kata "Kau merindukannya bukan? Katakan saja" -Novriansyah-
Izinkan ku sejenak lari dari realita Rehatkan kepala dari raung buana Memetik remedi melankolia Ke aksa nun amerta Tak perlu kau nuraga Hirapku tak ada makna -Novriansyah-
Meski masa sudah berlalu Aksa itu terus mengganggu Buat rasa tertelan sendu Dan haya duduk menunggu -Novriansyah-
Kumandang subuh buatku terjaga Terbangun dari lelapnya fana Memaksa bersiap jalani hari Walau batin masih kelahi Siap atau tidak, jam tetap berdetak Raga tetap harus bergerak -Novriansyah-
When the rains pour down The memoir of thee suddenly come The happy, the sad, mixed up Buried in the hill of tears -Novriansyah-
ga bisa serta merta harus resign dong, manusia punya kebutuhan dan kewajiban yang harus dipenuhi. kalo resign dan ga dapet kerjaan lagi, mau gimana nasibnya?
Tuhan Yang Satu Terimalah banyak sajak dariku Tuhan Yang Esa Dengarlah nadaku yang menggema Tuhan Yang Penyayang Bolehkah aku segera pulang? -Novriansyah-