Bab 15. Mereka Ada Di Mana-Mana “Assalamualaikum” Kemal dan Akbar tiba di sebuah rumah sederhana dengan halaman yang luas dari tanah yang dipadatkan. Sekeliling rumah dipagari oleh tanaman beluntas yang membatasi halaman dengan jalanan. Sebuah rumah yang sebelah kirinya tanah sawah yang luas,...
Selamat malam Minggu, Gan!! Lanjut cerita lagi.. Bab 14. Kowe Arep Aku Mati? …beberapa saat sebelum Kemal ke bengkel. Kemal duduk di pematang sawah sambil melihat pemandangan hijau yang tak pernah ia saksikan di kota. Angin sepoi berhembus tenang diiringi kicauan burung yang hinggap di atas gubuk
Sore, Gan. Hari ini update ceritanya agak cepet karna ntar malem mau nonton ludruk. Selamat membaca, Gan! Bab 13. Napak Tilas Hari ini Kemal dan Akbar terbangun pagi sekali. Keadaan di luar rumah terasa sejuk karena embun yang cukup pekat masih menyelimuti desa. Dedaunan dan tanah basah terhampar
Malam Agan² semua, dah malam Minggu lagi. Cerita siap dilanjutkan. Bab 12. Sugeng Rawuh Akbar dan Kemal terbangun di sebuah ruangan yang temaram. Di sekitar mereka ada beberapa warga yang mengelilingi. Entah bagaimana ceritanya, mereka sepertinya dibawa ke rumah salah satu tetua desa. Nampak waja
Bab 11. Perjalanan Panjang Matahari menyingsing, kondisi lalu lintas sudah cukup ramai dengan para pekerja yang berlalu-lalang. Deru motor, mobil, truk dan angkot sudah saling berlomba mengisi pagi. Tak ketinggalan para penjual sayur, donat dan penjaja bubur ayam yang berjalan kaki membawa dagangan
Bab 10. Puncak Sepertiga Malam Detak jam dinding di atas televisi terdengar nyaring, entah mengapa di luar ruangan justru terdengar derit roda trolley yang mondar-mandir. Sangat tidak normal sekali jika ada petugas housekeeping di waktu-waktu seprti ini. Di dalam kamar, Kemal dan Akbar masih terle
Sudah malem Minggu lagi, Gan. Waktunya lanjut cerita. Bab 9. Yakin Berani? Sedari pergi dari peginapan, Akbar seperti memikirkan sesuatu. Bahkan ketika mereka pergi untuk makan siang dan nongkrong pun ia terlihat gelisah. Beberapa kali ia ingin berbicara tentang sesuatu namun tidak dilakukannya.
Maaf, Gan. Semalem lupa update. Ayo kita lanjut. Bab VIII. Rencana Mentah Pemuda Bodoh Sanaksara – Sidoarto, 2017 Kemal menempuh perjalanan menuju bandara diantar seorang driver ojek online yang kebetulan adalah temannya sendiri. Sayang rasanya jika ia harus naik taksi atau diantar orang lain. L
Dah malam Minggu lagi, Gan. Agak telat update karna tadi habis konser sama anak punk kentrung. Langsung disimak ceritanya. Bab 7. Berpulang Kemal menunggu sambil memijit pelan kedua kaki si mbok. Eyangnya sudah cukup tua, meskipun masih berumur 60 tahun. Gula darah dan penyakit jantung menggerogor
Selamat bermalam Minggu, Gan. Ayo lanjut cerita. Bab 6. Sebuah Penyambutan Suasana laut malam ini terasa tenang, meskipun kadang terasa sedikit berombak. Penumpang tidur di ruangan yang dijadikan kamar bersama tumpukan barang masing-masing. Begitu pula Harti, Husin dan Rosi yang harus ikut tidur
Gak kerasa udah minggu ke-5, lanjut lagi Gan! Bab V. Ampun? Sanaksara, Kalimantan – Desa Lapengan, Jatim, 1993 “Ron, aku intuk telegram teko njowo, jarene mbok loro. Dadine aku arep muleh, nak iso kowe ra usah turu kene dewean. Soale ngarep omah nek bengi onok mbah-mbah sing ngguyu cekikikan,...
Dah malam Minggu lagi, Gan. Waktunya lanjut cerita. Gak ada yang serem, Gan. Tapi dibantu ramein dulu yaak.