Rabu malam rumah om Syaifuddin kedatangan tamu, seorang tentara yang masih aktif di kesatuannya, dia adalah om Dibyo yang waktu itu bersama ayahnya ivan mendatangi rumah eyang Tiow untuk mengambil gelang bahar milik ivan. Om Dibyo bertubuh tegap berkulit sawo matang dengan sorot mata tajam, tak
Tak lama kemudian Alia dan Bayu berpapasan dengan dua orang laki-laki yang nampaknya hendak menuju bukit itu. Ningal Bi Ojat di luhur neng? (lihat Bi Ojat di atas neng?) tanya salah seorang laki2 itu kepada Alia Oh nembe mah aya kang! (Oh tadi sih ada, kang!) Jawab Alia Nuhun, neng Makasih
Ivan dan Mae jalan duluan menuruni bukit disusul oleh Alia dan Bayu di ikuti Sireng si kucing hitam yang pendiam. Ketika mereka lewat di tanah milik wanita tua aneh itu, mereka melihat wanita tua itu sedang memetik kecipir di kebunnya, tak jauh dari situ seekor anjing berbulu coklat milik wanita
Mereka menjadi takut berada di tempat itu, kehadiran wanita tua itu dan suara auman harimau yang entah darimana asalnya membuat mereka berpikir bahwa wanita tua itu mempunyai kekuatan supranatural tertentu yang bisa membahayakan mereka. Raut wajah yang tidak ramah dan perkataan sinisnya membuat sia
Pagi itu hawa dingin masih terasa meski sudah pukul 10:00. Mae bangkit dari duduk nya untuk berkeliling melihat keadaan sekitar rumah Alia yang sangat luas hampir 900 meter persegi luasnya. Deretan pohon jati sengaja di tanam di halaman belakang yang biasa buat latihan nembak. Mae nampak sedang ngo
Sireng duduk anteng di pangkuan Mae yang duduk di jok belakang. Sesekali kucing hitam itu menatap mata Mae, Mae hanya membalainya dengan lembut hingga akhirnya kucing itu pun tertidur. Perjalanan melewati hamparan sawah yang hijau dan luas membuat pikiran dan perasaan juga menjadi terbuka dan me
https://s.kaskus.id/images/2023/05/31/11357494_20230531111046.jpg 7 jam sudah berlalu, rasa sakit dan perih luka yang dialami oleh Broto Gudel dan Eyang Tiow sudah mulai mereda, mereka menyeka luka mereka dengan kain supaya minyak yang melumuri luka mereka terserap, namun tetap saja luka dibagia
"kapan kalian terakhir ketemu si eyang? " tanya pria bertubuh tegap kepada Broto dan Gudel, sambil menghisap rokok dalam2 dan menghembuskan asapnya pada kedua wajah anak buah EyangvTiow itu. Hampir seminggu lalu, eyang akan tirakat jadi kami tidak di ijinkan untuk bertemu dulu, kata Br
Sampean ikut saya! " kata seorang bertubuh tegap sambil menjambak dari belakang rambut seorang laki2 berkumis tebal , yang sedang asyik duduk menikmati rokok kreteknya. Pria berkumis itu kaget dan marah spontan berusaha melepaskan kepalanya dari jenggutan pria bertubuh tegap itu, namun setela
Sehabis magrib ayah ivan memberi tahu istrinya akan menemui bapak yang membantu Mae mengejar mobil penculik itu, untuk mengucapkan terima kasih dan sekalian mengantar Mae pulang. Sementara ivan tertidur dengan lebam di mata yang sudah mulai mengempis. Ibunya Mae yang sebelumnya cemas karna sampai
Sop buntut goreng yang dipesan pun tiba, sop ini emang udah terkenal banget dari dulu, potongannya besar2, dagingnya lembut kuah kaldunya meresap gurih dan calming. Mae dan ivan dengan bersemangat menghabiskan sop buntut itu hingga berkeringat. "Duh kenyang banget nih perut!", celetuk
"bodoh kalian gak becus ngadepin anak sekolah aja gak bisa, percuma punya badan gede kumis segede tai otak ga dipake!! " bentak seorang tua bertubuh kurus dengan sorot mata penuh amarah kepada dua orang laki-laki yang duduk dengan lesu sambil menundukan kepala tanpa bicara sepatah kata ...
Ok kita langsung cus ya Mae!", kata ivan sesaat mobil sampe didepan rumahnya. Ok makasih ya semuanya, ati2 di jalan, saut Mae Kapan2 main ya kerumah ku, kata Alia Siap nanti kita agendain, bye bye! Mobil pun melaju menuju Banjaran, matahari sudah terbenam dan langitpun mulai gelap.
Waktu sudah menunjukan pukul 16:00, pameran sendiri tutup pukul 17:00, Mae dan ivan memutuskan untuk kembali ke area depan pameran, berharap Bayu dan Alia pun sudah menunggu disana. Si Bayu sama Alia kemana ya van kok belum nongol juga? Kata Mae setelah 15 menit menunggu. Kita tunggu aja, pali
Mae dan ivan jalan ke stand tempat pengobatan alternatip, disitu ada beberapa stand yg memamerkan tekhnik pengobatan tradisional, seperti stand Pak waluyo dari Surabaya yang bisa mengobati dengan sentuhan jarinya yang mengandung listrik, bahkan bohlam lampu yang dia pegang bisa menyala. Seorang
Di bagian depan ruang pameran, terpampang etalase berisi benda-benda pusaka yang unik ada batu2 akik, keris, kujang berukuran mini, dan rajah2 yang ditulis di kain putih atau kayu, ada juga gelang berbentuk ular, jarum, paku dan boneka2 mirip pocong. Ada yang menarik perhatian Mae saat meliha
Siang itu sehabis pulang sekolah, ivan menemukan sebuah selebaran di teras rumahnya, selebaran itu menginformasikan tentang acara pameran supranatural di Sudirman ballroom building dekat kantor pos besar di Bandung yang akan diadakan selama seminggu. "Wah menarik nih pikir ivan!, baru kali ini
Satu jam kemudian belum ada babi hutan lagi yang muncul di area itu. Mang Ade menyarankan untuk pindah lokasi. Lokasi kali ini agak lebih masuk kedalam hutan. Mae dan Alia nampaknya sudah terserang rasa kantuk hingga jeep yang mereka kendarai berhenti di lokasi yang baru, mereka masih lelap tertid
Bayu yang masih berada di atas jeep, tiba2 memberitahu sepertinya melihat ada babi dikejauhan. Mang Ade yang sedang ngopi segera beranjak dan mengarahkan lampu sorot ke arah yang di tunjuk Bayu, koh Abun pun bangkit dari duduk dan ikut mengamati. Ya sepertinya itu babi, tapi masih terlalu jauh
Hari semakin sore, hawa dingin pegunungan mulai terasa menyelimuti tubuh. Hamparan kebun teh yang sudah ada sejak jaman belanda itu terhampar bagai permadani hijau membalut bukit. Mae begitu menikmati pemandangan yang indah itu, hembusan angin dingin memainkan panjang rambutnya kesana kemari, sem