Chapter 3 "Huh!" Arsen menghela napas setelah keluar dari kendaraannya. Ia menyeka wajah yang sudah basah bekas keringat dingin dengan tangan kosongnya. Lantas, tubuhnya yang sedikit membungkuk karena rasa sakit di perut bagian kanannya ia tegakkan dan bersikap biasa agar tak satupun oran
Chapter 2 Dua tahun kemudian. Tangan mulus Lakshita bergerak pelan mengoles selai kacang di atas selembar roti tawar untuk ia jadikan pengganjal perut di pagi hari sebelum Renata memasak sesuatu untuknya. Ya, Renata adalah sahabat Lakshita yang lebih cocok disebut sebagai saudara. Perempuan yang us
Oke, Gan, berhubung tulisan ini lolos review. Aku bakalan lanjutin ke Chapter selanjutnya. Happy reading, Gans π€
(Chapter 1) Dua gundukan tanah itu masih basah. Aromanya menyeruak bercampur dengan aroma bebungaan yang ditabur para sanak saudara di atasnya. Untuk kali pertama, perempuan bernama Lakshita Zeevania itu tak menyukai aroma tanah yang basah. Padahal, sebelumnya ia begitu mencintai aroma tersebut. Se
Sakti mematut diri di depan cermin, menatap refleksi wajah segarnya dan sedikit senyum yang terulas manis. Tangannya meraih sesuatu yang biasa ia gunakan untuk menyembunyikan iris birunya yang begitu cantik. Lantas, memakainya. Ia melirik benda bundar berwarna hitam yang melingkari pergelangan ta...
Kata orang, βTiada orang tua yang tak menyayangi anaknya.β Ya, benar memang apa yang dikatakan orang-orang. Begitu juga yang dirasakan oleh pria empat puluh tiga tahun yang biasa dipanggil Satria itu. Jika ditanya apakah ia menyayangi putranya? Tentu saja tanpa berpikir panjang pria itu akan ...
Part 3 Dunia tanpa Warna Jam di dinding kamar dengan penerangan temaram itu masih menunjukkan pukul tujuh malam. Namun, sang tuan sudah membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Sepasang manik tanpa kontak lensa itu terbuka sempurna. Memandangi langit-langit kamar. βLo butuh temen, Sak. Butuh...