"Lidia ...," ucap Mas Angga panik saat melihatku terduduk lemas. Perlahan ia mendekat ke arahku. Kepalaku seketika pun terasa berdenyut hebat, sementara dadaku begitu terasa sesak. Bagai godam yang tiba-tiba datang menghimpit. Mas Angga berusaha menyentuh tubuhku, untuk menenenangkan. T...
Saat dalam kebingungan yang amat sangat tiba-tiba pintu terbuka. membuatku terlonjak kaget. Ternyata Mas Angga yang datang, ia tak kalah terkejut melihat aku tengah duduk di kursi kerjanya. "Li-lidia ... Kok kamu bisa ada di sini?" tanya Mas Angga terlihat bingung sembari melangkah meng...
Pagi-pagi sekali aku sudah siap berangkat ke kantor. Bahkan aku sengaja tidak membangunkan Mas Angga karena ada sesuatu yang ingin kulakukan tanpa sepengetahuannya. Sebagai istri meski tengah kecewa aku tetap menyiapkan kopi untuknya dan sarapannya sudah kuminta Bi Intan membuatkannya.Pagi-pagi s...
Setelah masuk ke kamar, hal pertama yang kulakukan adalah menuju kamar mandi, karena badan sudah terasa sangat gerah akibat cuaca dan aktivitas hari ini, merendam diri dalam bath up dengan aroma segar dari bunga mawar membuat pikiranku sedikit lebih tenang. Aku lupa, bahwa sudah hampir satu jam a...
Setelah menenangkan diri, akhirnya aku memutuskan untuk pulang, perasaanku benar-benar-benar tidak nyaman. Sebelum pulang aku singgah ke sebuah cafe, dan memesan secangkir coklat hangat untuk menenangkan diri. Sembari terus berpikir tindakan apa yang harus kuambil selanjutnya. Sejujurnya aku sang...
"Jadi apa yang membuatmu menyukai suami saya?" tanyaku serius yang seketika membuat wajah Mona dan Mas Angga terlihat terkejut. Mas Angga dan Mona sekilas nampak berpandangan, dengan kegugupan, membuatku semakin yakin kalau diantara mereka benar ada apa-apanya. Namun, akhirnya aku terke...
"Sekarang lagi marak perselingkuhan, dan banyak pelakor ...," ucapku memulai pembicaraan lagi. Mendengar itu Mona langsung tersedak. "Lho, Mon kamu kenapa? Kamu gak apa-apa?" tanyaku pura-pura, melihatnya terbatuk-batuk. Namun yang ditanya hanya bisa menggeleng. Aku pura-pura ...
Aku memungut martabak yang tadi sempat terjatuh, lalu melangkah kembali ke bawah. Menuruni anak tangga dengan perasaan gamang. Aku yakin bahwa apa yang kulihat benar adanya bukan sebuah ilusi, namun aku tidak ingin bertindak gegabah. Melihatku kembali, Bi Intan langsung menghampiriku dengan tatap...
Sesuatu yang Membuat Tubuhku Bergetar "Ya udah ayo, Sayang itu makanannya cepat habisin ya! Ntar keburu siang," nasihatku ke Dimas. "Iya, Ma," Dimas pun langsung menuruti perintahku. "Ya udah, Yang, Mas ke kamar dulu mau siap-siap," pamit Mas Angga usai menghabiskan ...
Sudah satu bulan lebih sejak Rena menikah, keluarga Wak Neni sudah lama tidak menghubungi. Begitupun dengan keluarga Julian sibuk dengan masa depan mereka. Namun, hari ini Dimas menghubungi Julian, mengabarkan kalau Wak Neni sudah dua hari dirawat di rumah sakit karena stroke. Julian dan istri pu...
Begitu pulang dari rumah Wak Neni kemarin, Bang Jul langsung ngajakin ke toko baju membeli baju seragam yang sudah jadi, mau jahit, tidak mungkin karena waktunya tidak akan cukup. Pagi ini aku dan Bang Jul tengah bersiap untuk datang ke acara pernikahan, Rena. Baju seragam warna maroon dengan mot...
Aku dan Bang Jul tengah bersiap untuk pergi ke rumah Wak Neni untuk bantu-bantu Rewang, karena besok acara pernikahan Rena akan dilaksanakan. Setelah terakhir kali Wak Neni minta transfer, mereka tidak lagi mendesak Bang Jul untuk membantu biaya pernikahan, Rena. Mungkin sudah ada yang menutupi k...
emoticon sedih. Seketika jantungku berdegup, sementara berbagai pertanyaan berkelabat di kepala. Apa maksud pesan Yuni? Rasa penasaran telah membuat fokusku berkurang, aku ingin segera pulang dan meminta Bang Jul untuk menjelaskan maksud dari pesan Yuni tersebut. Aku segera menepis segala pradug...
"Ma, Pa kita mau kemana? Kenapa kita harus pergi dari rumah Al? Di sini kan enak, banyak makanan?" cerca Aida yang ditanggapi A' Ramdan dengan kekesalan. Tak lama kemudian kulihat Bang Julian menyusul ke depan. Seperti ada sesuatu yang ingin diucapkannya pada sepupunya itu. Namun, nyata...
Jika Teh Santi terlihat begitu bersemangat lain halnya dengan A' Ramdan. "Alhamdulillah, akhirnya kamu dapat pekerjaan, A'," ucap Teh Santi senang. A' Ramdan masih terdiam. "A' kok diam aja, bukannya senang?" tegur Teh Santi pada A' Ramdan yang tak memperlihatkan reaksi apa-ap...
Semua anak-anak Wak Neni sudah berkumpul. Meski Bang Julian bukan anak Wak Neni, tetapi kehadiran Bang Julian juga tak kalah penting bagi Wak Neni karena ini akan membahas mengenai biaya pernikahan, Rena. "Baiklah, saya mulai saja, tentunya kamu sudah tau, 'kan Jul maksud Uwak mengundang kal...
Astagfirullah, kok lagi-lagi aku ya suudzon ya? Mendengar pertanyaan Wak Neni. Sudah hampir dua jam Wak Neni di sini, ia begitu antusias menceritakan rencana pernikahan, Rena. Kemewahan dan kemegahan pestanya nanti sudah ada dalam bayangannya. "Jadi, 'kan, Bu nanti kita pakai seragam di ac...