tom122 duh muhun karaos pisan kelja kelas bagai kudaa wakakak. eta kuat dicocol jiga sambel wakakak. alhamdulillah sehat mang. kumaha sakulawargi sehat mang?
Part 71 "Aa." Suara itu, Yoshi? Gue menoleh. Benar saja, Yoshi mematung dibalik pintu yang terbuka setengah. Gue segera mengurai pelukan. Aurel kontan menoleh dengan ekspresi wajah yang sulit untuk dideskripsikan. Sedih, kaget, merasa bersalah. Mungkin perasaannya campur aduk sekarang. ...
Part 70 Hari ini ultahnya Yoshi. Gue berniat untuk membelikan dia kalung emas. Ya itung-itung rasa terima kasih gue karena dia udah berjuang sejauh ini buat gue. Untung ini hari minggu, jadi gue off kerja dan bisa ke toko emas gak terlalu siang. Karena setelah gue dari toko emas, gue mau nyiapin k
Part 69 Ini hari terakhir gue di pulau dewata. Dan sampai saat ini gue masih mikirin soal cowoknya Aurel yang jalan sama cewek lain tempo hari. Malang bener nasib lo, 'Moci'. Jam tiga pagi dan gue masih terjaga. Duduk di balkon sambil liat indahnya ciptaan Tuhan. Debur ombak, riak suara air menja...
Part 68 Dunia Baru Semaleman gue mikir, apa yang harus gue katakan sama Yoshi hari ini. Untuk hal ini, gue banyak pertimbangan. Mungkin kalau gue gak dipertemukan sama Yoshi, gue gak bakalan ada dalam situasi kayak gini. Apa lagi rencanaMu Tuhan? "Yosh, gue nggak tau apa keputusan gue ini ba
Part 67 "Aurel mau nikah, Yosh. etdah!" "Berarti elo gak usah milih." "Emang." "Jadi kapan kita nikah?" Tolonglah, ini pertanyaan gila macam apa? Kadang gue nggak habis pikir sama Yoshi. Dia itu cantik, cowok yang ngantri pengen sama dia itu pasti banyak.
Part 66 Malam masih membungkus bumi. Suara jangkring nyaring menyelimuti keheningan. Gue masih termenung dengan perkataan Aurel barusan soal dia menanyakan apa gue sayang sama Yoshi? Ah, itu bukan pertanyaan, itu adalah tuduhan yang sinis. Ini gak adil. Kenapa gue yang harus dituduh seperti itu? Ke