Part 5 "Ayok, kita ke dokter sekarang." Om Redi berdiri yang segera disusul ayah dengan antusias. Ayah ini ya ampun, ngebet banget. Padahal ia dulu marah-marh saat kuberi tahu anaknua ini hamil. Tanganku yang memegang sendok begitu dingin, aku menatap Mama dengan memohon. Tolong aku, Maa,
Part 4 Aku memijit kepala yang tiba-tiba berdenyut pusing. Aku tak bisa berpikir. Aku tak bisa berpikir. Yaa coba bayangkan saja, masa gak hubungan sampai melahirkan? Lalu aku, melahirkan hamil pura-pura bagaimana? Aku meremas-remas tangan karena bingung. Saat melihat Mama tersenyum-senyum, aku men
SUAMIKU SANGAT MARAH SAAT TAHU AKU MASIH PERAWAN Part 3 "Lebih baik kita ke rumah mama aja, Om. Mungkin, alat Bu bidan rusak," kataku sambil mengusap keringat di dahi. Tegangnya. Sampai jantungku mau melompat keluar saja. Om Redi mengangguk padaku. Tapi, ia menatap Bu bidan lagi seperti
Sepanjang jalan aku sama sekali tak bisa tenang. Saat Om Redi menoleh, aku meringis memegangi perut, pura-pura sakit. "Perutku sakit banget, nih, Om. Mending ke rumah mama aja." Karena mama tiriku juga bidan. Kalau periksa sama mama, tentu mama akan membantuku. Om Redi menggelengkan kep...
Part 2 "Bagaimana aku tidak syok kalau istriku ternyata sudah tidak perawan?" "Hahahahaha. Apes banget nasibmu, Can. Kamu bilang pada kami bahwa dia sangat santun juga soleha." "Hahahaha." Terdengar kompak gelak tawa. "Dia di pesantren. Siapa yang menyangka ter...
Part 8 #Nikah_Dengan_Kakak_Ipar 8 Pov Rasya Aku terperanjat bangun saat terdengar gedoran keras berulang-ulang ditingkahi teriakan si nenek heboh. Aku menatap jam dinding. Pukul 6. Perasaan baru saja lelap, sudah pagi saja. "Le! Cepat bangun, Le!" Tok tok tok! Brak! Brak! Braak! Suara ...
Part 7 https://s.kaskus.id/images/2020/09/25/10744106_202009250748360317.png "Siapa bilang aku mau menikah dengannya, Bu. Tidak." Mas Rasya meletakkan tas dan koperku begitu saja lantas menyalami Mama dan Papa. Mata Ibu membeliak saat menatap ke arah benda berisi pakaianku dan Qila. Aku
https://s.kaskus.id/images/2020/09/13/10744106_202009130913440414.jpg Part 2 Lelaki berambut lurus sepundak itu sedang duduk di taman belakang rumah saat sang bunda menghampiri, duduk di kursi panjang di sampingnya, menepuk pelan bahunya. "Pangeran, jodohmu telah berada di sekitar sini. Tem
Part 6https://s.kaskus.id/images/2020/09/09/10744106_202009090201460763.png Aku memandang wajah Mas Rasya yang penuh lebam kebiruan dengan tatapan tak percaya. Lingkaran hitam menghiasi matanya yang terlihat sangat mengantuk dan rambutnya acak-acakan. Sepertinya, bukan hanya aku yang frustrasi deng
Part 5 Aku aib katanya? Maksudnya apa, yaa?! Seolah aku mau menikah dengannya saja. Bahkan hanya duduk seruangan dengannya saja aku tak ingin lama-lama. "Hiiits, jangan bilang gitu. Puspita ini kesayangannya adikmu," ucap ibu. "Tapi dia malah membunuhnya!" Ma Rasya menatapku s...
Part 5 Sampai di rumah pukul 7 pagi. Mas Danu membantu membawakan oleh-oleh ke dalam lalu langsung tidur. Sementara aku memutuskan membuat sarapan sambil tak henti tersenyum. Setelah menunggu lama, akhirnya hubungan kami mengalami peningkatan. "Li." Aku menoleh. "Eh, Mas, kukira k...
https://s.kaskus.id/images/2020/07/31/10744106_202007310305220479.png Part 3 Bibi, ditunggu nenek di ruang makan. Cepet keluar, katanya nenek." Aku yang tengah duduk melipat pakaian menoleh sekilas memperhatikan Adnan yang berdiri di ambang pintu. Setelah aku mengangguk kecil, bocah berumur