Bab 8: Akhir yang Tak Terucap Fio menatap bayangannya di cermin. Wajah yang ia lihat masih sama, tetapi matanya terlihat berbeda—ada sesuatu yang kosong di sana. Sejak pertemuan terakhir dengan Nata di taman, hari-harinya berjalan seperti biasa, tetapi terasa seperti rutinitas tanpa jiwa. Di pa...
Bab 7: Mengikhlaskan yang Tak Bisa Dimiliki Sudah seminggu sejak pertemuannya dengan Nata di taman. Seminggu sejak kata-kata terakhir pria itu terucap di udara malam yang dingin. “Jangan buat ini lebih sulit dari yang seharusnya.” Kata-kata itu terus terngiang di kepala Fio, meskipun ia telah...
Bab 6: Saat Kata Tak Lagi Bermakna Hujan baru saja reda ketika Fio masih berdiri di depan laboratorium. Lorong rumah sakit yang biasanya sibuk kini terasa begitu sepi, hanya suara langkah kaki perawat yang terdengar di kejauhan. Pikirannya kosong, tapi hatinya penuh. Nata baru saja pergi, menguca
Bab 5: Keputusan yang Sudah Dibuat Hujan yang turun sejak sore masih belum reda. Langit Jakarta tetap kelabu, seakan mencerminkan kekacauan yang sedang terjadi di dalam hati Fio. Ia masih berdiri di koridor rumah sakit, tangannya mencengkeram pegangan tangga dengan erat. Napasnya masih terasa bera
Bab 4: Rahasia yang Terpendam Hujan turun deras di Jakarta sore itu. Langit kelabu menggantung rendah, seolah menyimpan ribuan rahasia yang tak terucapkan. Fio menatap ke luar jendela ruangannya, mengamati tetesan air yang membasahi kaca. Di dalam dadanya, perasaan itu semakin tak tertahankan. Su
Bab 3: Jarak yang Tak Pernah Dirasakan Sejak pertemuan itu, Fio merasa pikirannya tak bisa lepas dari Nata. Awalnya, ia mencoba mengabaikan perasaan itu. Rumah sakit ini sibuk, dan sebagai dokter muda yang tengah menjalani program profesi, ia hampir tidak punya waktu untuk hal lain. Tapi setiap ka
Bab 2: Kilas Balik Masa Kuliah Dulu, sebelum semua terasa berbeda, sebelum ada jarak yang tak terlihat di antara mereka, Fio dan Nata selalu berjalan beriringan. Mereka memulai perjalanan di kota kecil tempat mereka berkuliah, merantau jauh dari ibu kota. Fio masuk ke jurusan kedokteran—sebuah ...
https://s.kaskus.id/images/2025/03/16/1022_10743693_3153_20250316105853.jpg Bab 1: Pertemuan yang Tak Terduga Rumah sakit pendidikan di pusat Jakarta itu selalu sibuk. Riuh langkah cepat para dokter, suara perawat memanggil pasien, dan bunyi monitor yang berbunyi dalam irama tak tentu menciptakan
Dua Rasa, Satu Hati Hai, namaku Reza Putra Dinata, biasa dipanggil Nata. Usia 17 tahun, sebentar lagi lulus SMA, dan jujur, sampai sekarang aku masih nggak tahu mau kemana setelah ini. Semua orang bilang, di usia segini harus sudah punya rencana hidup, tapi bagi aku, rencana itu seperti hal yang ...
(beberapa waktu setelah gw lulus kuliah) "iya kak, silahkan saja duluan ke toiletnya" ucap gw yang sedang membakar tembakau di tengah dinginnya suhu disini Gw melihat jam yang masih menunjukkan pukul 04.30 WITA, udara disini sangat dingin karena ketinggian lebih dari 1000mdpl. Gw sedang
**((Sehari sebelumnya)) Gw mencoba buat tidur setelah semua yang gw alami seharian ini, berat banget buat menjalani semuanya kalau sampai mata ini terbuka sepenuhnya, ditambah lagi banyak hal yang nggak siap gw liat, seperti makhluk dengan rupa manusia setengah hewan atau dengan wajah rusak, lalu...
Agan yang budiman nanya dong : 1. Semua itu tadi dari perkampungan sampai penjaga apakah suruhan sukirman ? 2. Apakah semua orang bisa diculik sukmanya ? 3. Kalau dalam kasus, SEMISAL tidak bsia kembali keluar, apa yang terjadi? Mati suri kah jasadnya? sampai kapan ? Thanks gan Semoga TS bisa ngej
Fio : ay, jadi kamu udah tau kemarin kamu kenapa ? Gw : udah kok, capek aku ay. Seharian Fio : emang sampe malem banget gitu ? Gw : sampe aku shubuh baru tidur Fio : separah itu ? Gw : aku berusaha tidur loh itu Fio : kenapa nggak bisa ? Gw : aku merem, dibalik selimut juga. Terus berasa banyak m...
Melki : kenapa lo ? Sehat ? Gw : nggak! Kita cari tempat lain atau balik ke kosan sekalian yang gw liat di depan tempat ini persis seperti di film invisible atau ketika Harry Potter pakai kain tembus pandang, seperti air tetapi punya bentuk yang cukup untuk terlihat tembus pandang. Kalau hanya mel
Pernah temen ane iseng pas lagi main ke curug, pilih target, terus bakar rokoknya, cuma nggak pake disembur ke targetnya, cuma di deketin doang, habis itu si target nyamperin dan agak 'agresif' karena langsung pengen deket deket nempel, terus pas rokok dimatiin, ilang semuanya. Cuma temen ane pesen