sepertinya ts terlalu memaksakan. sudah dijelaskan kalau sebutan kadrun dll tidak ada hubungannya dengan negara yang pertama mengakui Indonesia secara de jure,tp masih dimasukkan di treat. kalau lihat dr sejarah, kita tidak gratis mendapatkan pengakuan itu, kita bayar dengan mengirimkan beras dll...
simpel saja,.kata temenq, kalau hari raya ribet bro, harus nyiapin hidangan untuk tetangga dua kali. kalau yg dtg orang satu kompleks tidak masalah, lha kalau yg dtg satu kampung apa tidak perlu modal banyak? walhasil, setiap hari raya lebaran atau natal mereka selalu merayakan di luar kota. mngkin