Setelah meneguk teh manis yang terasa kemanisan tersebut aku segera bangkit dari dudukku. Lalu memutuskan untuk berjalan-jalan di halaman rumah ini. Menghirup udara segar yang masih belum terlalu parah terkontaminasi. Sepasang kupu-kupu berterbangan acuh di hadapanku, berkejar-lerjaran seakan dunia
Aku meenghisap dalam-dalam nyala terakhir dari rokok yang tinggal sujung jari. Lalu ku matikan rokok tersebut dengan alas kakiku. Mengantongi puntungannya di saku celana, tak ingin membuangnya sembarang. Asap kuhembuskan pelan ke udara. Dan tegukan terakhir kopiku menandakan sebuah kesudahaan aka...
Dunia menggelap, kelap-kelip lampu kota menghampar bak kunang-kunang. Senja merah sudah berlalu, sendu dan kesedihan sebab cerita dari gadis bekuncir kuda tersebut sudah dibungkus waktu. Kini ia bersandar tepat di bahu, memberanikan diri mengikutiku berjuntai kaki. Berterimakasih atas kesediaanku...
Hari-hari berlalu, dan mengenangmu selalu menjadi perihal yang amat sulit ku hindari. Beberapa hari yang lalu, setelah dari rumahmu, aku memutuskan untuk kembali ke dunia setelah dua minggu lebih menyesatkan diri dalam duka. Aku kembali bekerja, kembali berkuliah, sedikit senyum, sedikit bicara, ...
Motorku melaju pelan, meninggalkan rumahmu yang tak lagi ramah. Telingaku tersumpal earphone yang memperdengarkan lagu-lagu kehilangan. Kau akan marah jika tahu aku melakukan ini bukan? Berkendara dengan telinga dipenuhi nada-nada seperti ini. Marahlah.. Ayo.. Marahi aku! Aku rindu dimarah olehmu...
Petang ini, aku memutuskan untuk kembali berkunjung ke rumahmu. Memutuskan untuk tak melanjutkan perjalanan di daerah perbukitan yang dinihari tadi diguyur hujan itu. Memutuskan untuk pulang (atau singgah?) ke rumah yang di sekelilingnya dipenuhi rerimbunan pohon, juga kenangan bersamamu. Menengg...
Angin pagi pegunungan menyelasap ke pori-pori kulitku, gigiku tak henti-hentinya bergemeratak, dan tubuhku tak henti-hentinya meninggalkan gigil yang gagal kuredam. Aku memandangi sekeliling, fajar masih terlampau jauh, dan orang-orang belum ada yang berniat beranjak dari ajakan ranjang. Aku mera...
Taksi melaju pelan memasuki pekarangan rumah dengan halaman yang luas nan rindang. Di sana, tepat di tengah-tengah pekarangan ini, ada rumah bergaya Jawa yang sangat cantik dipandang. Kayu-kayunya yang mengkilap, tiang-tiangnya yang besar, terasnya yang teduh, serta satu bangunan pendopo yang ter...
Jelitaku, aku ingin memberitahumu bahwa kini di hadapanku terhampar bunga-bunga ilalang putih nan indah, bergerak-gerak diembuskan angin dan dimandikan sinar mentari pagi. Bukan, ini bukan di sabana ilalang favorit kita itu, hanya tanah kosong di samping rumah sakit tempat aku menginap tiga hari ...
Aku mulai tersadar saat kurasakan pegal dan kebas di sekitar tanganku, tepatnya tangan kananku. Aku mengerjap-ngerjapkan mata, dan betapa jengkelnya saat kudapati aku masih di ruangan yang sama, ruangan putih menyebalkan. Lalu ku alihkan pandanganku ke arah tangan kananku yang terasa pegal dan ke...
Gadis itu sempat tergugu awalnya, pun aku. Namun tak lama di belakangnya muncul seorang pria paruh baya, yang kuketahui pada akhirnya bahwa beliau adalah ayah dari gadis dengan rambut terikat tinggi itu. Beliau menjelaskan bahwa kemarin sore, aku diselamatkan orang-orang dari danau kecil yang ber...
Badanku terasa berat, dan kelopak mataku terasa merekat kuat. Dada sebelah kananku terasa tak nyaman, dan kepalaku menyeruak pening yang berkesinambungan. Namun kelopak mata tetap ku paksa terbuka, sedikit silau oleh cahaya putih sang surya. Maka seketika itu kupalingkan wajah dan menegakkan bada...
Hujan masih mengguyur, namun sudah tak sederas beberapa menit yang lalu. Angin sudah mulai tenang, guntur pergi entah ke mana. Pengendara yang berteduh di emperan toko mulai beranjak, melanjutkan perjalanannya masing-masing. Aku, dengan baju yang basah mendingin masih duduk bersandar pada pohon a...
Hujan sudah turun sebegitu derasnya, namun aku masih saja tak bergeming, tetap di termenung di tepi sungai itu, enggan beranjak. Pandanganku sudah kabur sepenuhnya, sebab kacamataku yang kusimpan di saku jaket. Guntur semakin riuh bersahutan, kilatan petir memperindah suasana, angin bertiup kenca...
Di tepi sungai yang membelah kota, aku memikirkanmu. Di tengah gelayut mendung, guntur sahut menyahut siang ini, langit muram kelabu, angin semilir menyapu wajahku, harusnya menyapu wajahmu juga. Di alas air itu, rintik kecil mulai berjatuhan. Menampilkan lukisan fana muka airnya. Rintik kecil ju...