Selamat siang, Agan. Berhubung novel ruang kosong ini tidak akan diteruskan sampai tamat. Bagi yang berminat untuk membacanya bisa langsung cek gramedia.com Dan kalau ada yg mau ikutan Pre order buku cetaknya bisa lgsg DM ke instagram @feymegaaa Terima kasih, thread ini akan dihapus. Sampai jumpa
Selamat siang agan semua, saya penulis dari karya ini memohon maaf sebesar-besarnya, sebab cerita tidak bisa diteruskan. Pihak penerbit sudah menerbitkan ceritanya, baik fisik maupun online. Terimakasih sebelumnya 🤗🥰
kayak pernah baca nih story, tapi dimana yah lupa ane wkwkwkw Wattpad? Ini cerita di upload di beberapa platform dan skrg harus stop soalnya udah terbit 🤗
Aku membuka mata, puing-puing rumah sakit menyapaku langsung. Dengan sedikit kesakitan, aku berusaha terbangun. Kemudian, terduduk sembari menatap ke arah jendela, cahaya-cahaya malam ibu kota, membuat kesunyianku semakin menyesakkan. Aku sangat terganggu dengan infusan yang masih tertancap pada ...
Ah, seharusnya aku memberitahukan Laras dan Toni soal ini. aku terlalu gegabah, jika saja aku lebih teliti, mungkin semuanya tak akan begini. Aku tak bisa menahan rasa penasaranku. Bahkan, aku luput dan mengeliminasi Danang.... Bagaimana ini? Bagaimana? Semoga saja, ada keajaiban yang datang, lay...
Aku berusaha membuka mataku, namun, sukar untuk dibuka. Terlalu berat. Aku berusaha terus menerus untuk membukanya. Pening diseluruh area kepalaku mulai menyerbak. Tak dapat menahannya lebih lama lagi, aku menggeram kesakitan, seraya memegang bagian dahiku, meremas-remasnya berulang kali. Sengaja,
Beberapa hari kemudian, bertepatan dengan pengintaian Diana di loker 24. Hari-hari berlalu dengan sangat lambat, tak pernah merasakan beban di pundakku yang semakin berat. Kali ini aku sedang berpura-pura berolah raga, alih-alih memata-matai Roy. Entah kenapa, fokusku adalah ia belakangan ini. Buk
Kalung berbentuk hati?! “Roy......” Ia mendekat kemudian berbisik ditelingaku. “Anggap saja hadiah kecil dan sekaligus permintaan maaf, karena, beberapa bulan yang lalu aku belum sempat memberikan hadiah ulang tahun padamu, Put. Semoga kamu suka.” Aku mengerutkan kening, walaupun perasaan...
Tersenyum kikuk, seraya menjulurkan tangan grogi. Ah! Bukan, bukan! Bukan itu.... Aku mengutuk diriku di cermin dengan suara yang lantang di dalam hati. Ah, sudahlah, lakukan dengan se-natural mungkin. Kamu sudah mengenalnya kurang lebih satu dekade! Bisa-bisanya masih terlihat kaku begitu. Payah...
Chapter 11 -Chaosmyth – Beberapa hari yang lalu, tepat saat Diana menginap di rumah Laudya. Ting. Bunyi ringtone sederhana dengan volume yang tak begitu keras, namun cukup bisa menyita perhatianku dari aktifitas berkaca ria, sembari mencoba beberapa produk make-up terbaru yang kemarin aku be...
“Ada barang yang harus kamu ambil, besok di resto kawangen. Jam 12.00 WIB. Sewaktu makan siang. Di loker belakang, nomor 24.” Kata-kata itu terus terngiang di sekitaran gendang telinga, memaksa otakku untuk bekerja lumayan keras. Aku memeriksa jam ditanganku. Beberapa menit lagi jam menunjukk...
Hari yang sama, malam harinya... Aku melenggang keluar pintu kamar, dengan piyama minion berlengan panjang dan celananya yang gombrang. Tengah malam begini, tenggorokanku terasa kering dan butuh diguyuri air dingin dari lemari es. Aku membuka pintunya dengan perlahan, takut membangunkan orang di ...
Toni menampar keras pria di depannya, matanya berapi-api. Dia melempar beberapa kertas di hadapannya. “Jadi, kamu yang sudah meneror Diana selama ini?!” Dia menamparnya sekali lagi, membuat pria di depannya tertunduk lesu. “Untuk siapa kamu bekerja! Katakan!” Dia menarik kerah baju pria d...
Karyawan itu berlalu, Roy dengan cekatan membuka pintu yang setengah lebih kecil dari pintu masuk yang telah berhasil membuatku melongo tadi. Aku masih tak kuasa menahan tawa, jika melihat langsung pada Roy dengan tampilan bagai seorang tante rakus harta. Secara bersamaan Roy dan Laudya mempering...
Masih beberapa hari yang lalu, pada malam harinya... “Seriusan nih, gue hijaban gini boleh masuk?” Kedua orang di depanku tertawa remeh-temeh, aku cemberut. Merasa bodoh dan malu. Aku menaikkan alis, menyilangkan kedua tanganku. “Idih, gausah ngambek gitu deh. Kita gak bakalan masuk tanpa m...
Beberapa hari yang lalu... Aku lebih suka berada dalam dunia yang kuciptakan sendiri, aku terlalu takut untuk keluar dari zona ini. Takut untuk menerima kenyataan. Dan sialnya, dia dapat masuk kedalamnya, secara gegap gempita. Meraba dalam gelapnya dunia yang kuciptakan. Menyelami kesedihanku. Ad...
Chapter 10 -Circle of phantom- “Arghhh... Sialan.” Aku mengucek-ngucek mataku, menekan keras tombol mouse-nya. Merasa begitu frustasi dengan semuanya. Perut sudah mulai keroncongan, ada beberapa cacing yang mendadak mengadakan konser di sana. Suaranya mulai mengganggu. Aku mengutuk keras, pad...
... Dalam menghadapi bahaya, rasanya cukup membantu jika kita merasa sudah melakukan semua yang bisa kita lakukan. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu hasilnya dengan tenang. Dalam hal ini, tidak ada tempat yang lebih aman dibandingkan dengan tempat di mana aku berada. Karena itu, ...
CHAPTER 9 -Stigma- “Jangan!” Aku terbangun dari mimpi itu lagi, makna yang begitu absurd. Bulir-bulir keringat segera bermunculan di seluruh wajah, napasku terengah-engah. Memincingkan mata setelah menyadari betapa gelap gulita kondisi ruangan ini. ada suara grasak-grusuk di sekitaran dapur....