- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pergantian Dirut KCI di Tengah Sorotan Kasus Tumbler Hilang di KRL
TS
mpat
Pergantian Dirut KCI di Tengah Sorotan Kasus Tumbler Hilang di KRL

Dirut KCI resmi diganti di tengah viralnya kasus tumbler hilang di KRL. Proses evaluasi, klarifikasi, dan dinamika SOP penanganan barang hilang jadi sorotan publik. (Foto: PT. KAI)
Keputusan pergantian pucuk pimpinan di PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) datang di tengah sorotan publik terhadap kasus kehilangan tumbler yang dialami seorang penumpang. Pada Kamis (27/11/2025), posisi Direktur Utama berpindah tangan dari Asdo Artriviyanto kepada Mochamad Purnomosidi. Perombakan direksi tersebut tidak lepas dari tekanan publik atas insiden kehilangan barang di layanan commuter rail.
Purnomosidi sebelumnya menjabat sebagai Executive Vice President di LRT Jabodebek, sehingga pengangkatannya ke posisi Dirut KCI sekaligus membuat posisi di LRT Jabodebek kosong.
Sementara itu, insiden kehilangan tumbler — milik merek lokal populer — kembali viral setelah pemilik membagikan pengalamannya di media sosial: tumbler yang semula lengkap dibawa pulang dengan cooler bag, saat diambil kembali hilang isi tumbler-nya. Kasus ini memicu diskusi luas seputar prosedur penanganan barang tertinggal di layanan KRL.
Evaluasi Prosedur dan Kritik Publik atas Kasus Tumbler Hilang
Menurut pengakuan penumpang, ia sempat meninggalkan cooler bag berisi tumbler di dalam rangkaian KRL saat turun di Stasiun Rawa Buntu. Barang tersebut kemudian diamankan oleh petugas satpam di stasiun lain, dan awalnya terdokumentasi dalam kondisi utuh. Namun ketika cooler bag dikembalikan di Stasiun Rangkasbitung keesokan harinya, tumbler di dalamnya sudah hilang.
Pemilik mengaku kaget dan kecewa karena dokumentasi awal menunjukkan kondisi lengkap. Ia juga mendapat penjelasan dari petugas bahwa pengecekan ulang isi tas tidak dilakukan. Hal tersebut dikarenakan situasi stasiun sedang ramai, sehingga cooler bag langsung disimpan tanpa pengecekan ulang.
Kejadian ini kemudian memantik reaksi dari warga net. Banyak yang menyatakan bahwa prosedur penanganan barang tertinggal perlu diperketat, terutama untuk pengecekan isi barang sebelum dikembalikan ke penumpang. Sebagian lainnya menyoroti bahwa petugas yang menangani seharusnya diberi hak pembelaan karena kemungkinan kesalahan terjadi akibat faktor human error, bukan semata kelalaian berat.
Dengan viralnya kasus ini, publik meminta agar aturan dan regulasi tentang lost and found di layanan kereta diperjelas: mulai dari dokumentasi awal, mekanisme penyimpanan, hingga verifikasi kondisi barang saat pengembalian.
Pergantian Dirut KCI dan Implikasi bagi Manajemen Layanan Commuter Rail
Di tengah sorotan prosedur layanan, KCI memutuskan untuk melakukan pergantian pucuk pimpinan. Mochamad Purnomosidi resmi diangkat sebagai Direktur Utama, membawa harapan adanya penyegaran manajemen, evaluasi internal, dan perbaikan SOP layanan — termasuk penanganan barang tertinggal.
Korporasi menyatakan bahwa sebelum penetapan Purnomosidi sebagai Dirut, manajemen melakukan serah terima jabatan sesuai regulasi internal. Pergantian ini juga bertepatan dengan meningkatnya tekanan publik atas kasus tumbler hilang, sehingga banyak pihak memandang ini sebagai langkah responsif terhadap kebutuhan transparansi dan akuntabilitas layanan.
Sebelum jabatan barunya di KCI, Purnomosidi dikenal memiliki pengalaman manajerial di LRT Jabodebek. Dengan latar belakang tersebut, diharapkan ia mampu menghadirkan perbaikan prosedur dan manajemen operasional — terutama di aspek layanan pelanggan, keamanan, dan lost and found. Jika SOP diperketat, insiden serupa bisa dicegah di masa depan.
Di sisi manajemen layanan, kasus tumbler ini mengingatkan bahwa layanan publik seperti KRL harus menjaga kepercayaan penumpang. Sistem administrasi barang hilang dan tertinggal harus transparan, terdokumentasi, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Referensi: TrenMedia
maniacok99 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
394
30
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan