- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Alipia Yalak Kecam Aksi Bom Drone di Yahukimo : Jangan Bunuh Warga Sipil
TS
mabdulkarim
Alipia Yalak Kecam Aksi Bom Drone di Yahukimo : Jangan Bunuh Warga Sipil
Alipia Yalak Kecam Aksi Bom Drone di Yahukimo Papua Pegunungan: Jangan Bunuh Warga Sipil
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/ZAH-Warga-di-Kabupaten-Yahukimo-saat-berarak-ara.jpg)
Tayang: Kamis, 27 November 2025 18:38 WIT
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Paul Manahara Tambunan
zoom-inlihat fotoAlipia Yalak Kecam Aksi Bom Drone di Yahukimo Papua Pegunungan: Jangan Bunuh Warga Sipil
Tribunnews.com/Istimewa
JENAZAH - Warga di Kabupaten Yahukimo saat berarak-arakan memikul jenazah di pusat kota Kabupaten Yahukimo, Rabu (26/11/2025).
A-
A+
Laporan Wartawan Tribun-papua.com,Noel Iman Untung Wenda
TRIBUN-PAPUA.COM, DEKAI - Kepala Suku Kimyal, Alipia Yalak, mengecam keras insiden ledakan yang menewaskan seorang pelajar dan melukai satu warga lainnya di Jalan Gunung, Kota Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Selasa malam (25/11/2025) sekitar pukul 21.00 WITA.
Ledakan tersebut diduga berasal dari bom granat yang dijatuhkan menggunakan drone milik aparat keamanan.
Bersama masyarakat yang memikul jenazah di depan ruan mayat rumah sakit umum Yahukimo, Alipia Yalak menegaskan bahwa penggunaan bom di kawasan permukiman warga merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan tidak dapat diterima.
“Kami juga warga negara Indonesia. Jangan sembarang turunkan bom di atas masyarakat. Saya mengutuk keras tindakan itu. Tidak boleh ada bom dijatuhkan sembarang-sembarang,” tegasnya di hadapan masyarakat, Rabu, (26/11/2025).
Ia menyebut masyarakat Yahukimo, dari kota hingga kampung-kampung, merasa sangat terpukul atas peristiwa tersebut.
Sebagai pemimpin adat, ia menilai tindakan itu telah menciptakan ketakutan dan penderitaan mendalam bagi warga sipil.
Alipia juga mempertanyakan keberadaan pos-pos aparat di wilayah Jalan Gunung yang menurutnya hadir tanpa izin resmi seperti pos jalan Gunung, yakni Pos Brimob sekla jalan ke Bandara dan Pos jalan Gunung penggalian Kali Pontoh Baru.
“Pos yang ada di Jalan Gunung dan Bosko itu harus dicabut dan dikeluarkan. Izin mereka dari siapa?,” ujarnya.
Selain mengecam aparat keamanan, Alipia Yalak menuding Bupati Yahukimo telah memberikan informasi palsu terkait kondisi pengungsi dan situasi keamanan di daerah tersebut.
“Bupati bohong. Dia mengatakan pengungsi tidak ada, padahal semua ada di Rara. Bupati tidak pernah melihat masyarakat yang mengungsi, tidak pernah hadir,” katanya lantang.
Ia menyebut bahwa masyarakat sipil yang menjadi korban penembakan maupun serangan lain tidak pernah mendapatkan pendampingan atau perhatian dari pemerintah daerah.
“Masyarakat masih menangis. Tidak pernah Bupati datang pandu atau lihat kami. Kematian terjadi, tapi tidak ada kehadiran pemerintah,” katanya.
Alipia Yalak menegaskan bahwa sebagai Kepala Suku dan Dewan Adat Papua, ia memiliki tanggung jawab menyampaikan kebenaran kepada publik.
Ia menilai penderitaan warga Yahukimo selama ini sering kali ditutup-tutupi.
“Saya sampaikan di media: apa yang terjadi di Yahukimo itu benar. Bupati bohong. Masyarakat menderita, dan itu fakta,” ucapnya.
Di akhir pernyataannya, ia mengutuk keras tindakan aparat keamanan yang dinilai kerap menyebabkan korban di pihak warga sipil.
“Saya mengutuk TNI dan Polri yang setiap kali masyarakat sipil menjadi korban. Kami ini masyarakat kecil, tidak mampu membawa kasus ini ke hukum maupun HAM. Yang bisa saya lakukan hanyalah mengubur korban dan menyampaikan kepada dunia apa yang terjadi di sini,” tutupnya.
Berita ini mencerminkan jeritan masyarakat adat Yahukimo yang meminta negara hadir melindungi, bukan justru menimbulkan ketakutan dan korban jiwa. (*)
https://papua.tribunnews.com/news/12...ipil?page=all.
Kecaman kepada TNI dan Polri
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/ZAH-Warga-di-Kabupaten-Yahukimo-saat-berarak-ara.jpg)
Tayang: Kamis, 27 November 2025 18:38 WIT
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Paul Manahara Tambunan
zoom-inlihat fotoAlipia Yalak Kecam Aksi Bom Drone di Yahukimo Papua Pegunungan: Jangan Bunuh Warga Sipil
Tribunnews.com/Istimewa
JENAZAH - Warga di Kabupaten Yahukimo saat berarak-arakan memikul jenazah di pusat kota Kabupaten Yahukimo, Rabu (26/11/2025).
A-
A+
Laporan Wartawan Tribun-papua.com,Noel Iman Untung Wenda
TRIBUN-PAPUA.COM, DEKAI - Kepala Suku Kimyal, Alipia Yalak, mengecam keras insiden ledakan yang menewaskan seorang pelajar dan melukai satu warga lainnya di Jalan Gunung, Kota Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Selasa malam (25/11/2025) sekitar pukul 21.00 WITA.
Ledakan tersebut diduga berasal dari bom granat yang dijatuhkan menggunakan drone milik aparat keamanan.
Bersama masyarakat yang memikul jenazah di depan ruan mayat rumah sakit umum Yahukimo, Alipia Yalak menegaskan bahwa penggunaan bom di kawasan permukiman warga merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan tidak dapat diterima.
“Kami juga warga negara Indonesia. Jangan sembarang turunkan bom di atas masyarakat. Saya mengutuk keras tindakan itu. Tidak boleh ada bom dijatuhkan sembarang-sembarang,” tegasnya di hadapan masyarakat, Rabu, (26/11/2025).
Ia menyebut masyarakat Yahukimo, dari kota hingga kampung-kampung, merasa sangat terpukul atas peristiwa tersebut.
Sebagai pemimpin adat, ia menilai tindakan itu telah menciptakan ketakutan dan penderitaan mendalam bagi warga sipil.
Alipia juga mempertanyakan keberadaan pos-pos aparat di wilayah Jalan Gunung yang menurutnya hadir tanpa izin resmi seperti pos jalan Gunung, yakni Pos Brimob sekla jalan ke Bandara dan Pos jalan Gunung penggalian Kali Pontoh Baru.
“Pos yang ada di Jalan Gunung dan Bosko itu harus dicabut dan dikeluarkan. Izin mereka dari siapa?,” ujarnya.
Selain mengecam aparat keamanan, Alipia Yalak menuding Bupati Yahukimo telah memberikan informasi palsu terkait kondisi pengungsi dan situasi keamanan di daerah tersebut.
“Bupati bohong. Dia mengatakan pengungsi tidak ada, padahal semua ada di Rara. Bupati tidak pernah melihat masyarakat yang mengungsi, tidak pernah hadir,” katanya lantang.
Ia menyebut bahwa masyarakat sipil yang menjadi korban penembakan maupun serangan lain tidak pernah mendapatkan pendampingan atau perhatian dari pemerintah daerah.
“Masyarakat masih menangis. Tidak pernah Bupati datang pandu atau lihat kami. Kematian terjadi, tapi tidak ada kehadiran pemerintah,” katanya.
Alipia Yalak menegaskan bahwa sebagai Kepala Suku dan Dewan Adat Papua, ia memiliki tanggung jawab menyampaikan kebenaran kepada publik.
Ia menilai penderitaan warga Yahukimo selama ini sering kali ditutup-tutupi.
“Saya sampaikan di media: apa yang terjadi di Yahukimo itu benar. Bupati bohong. Masyarakat menderita, dan itu fakta,” ucapnya.
Di akhir pernyataannya, ia mengutuk keras tindakan aparat keamanan yang dinilai kerap menyebabkan korban di pihak warga sipil.
“Saya mengutuk TNI dan Polri yang setiap kali masyarakat sipil menjadi korban. Kami ini masyarakat kecil, tidak mampu membawa kasus ini ke hukum maupun HAM. Yang bisa saya lakukan hanyalah mengubur korban dan menyampaikan kepada dunia apa yang terjadi di sini,” tutupnya.
Berita ini mencerminkan jeritan masyarakat adat Yahukimo yang meminta negara hadir melindungi, bukan justru menimbulkan ketakutan dan korban jiwa. (*)
https://papua.tribunnews.com/news/12...ipil?page=all.
Kecaman kepada TNI dan Polri
0
109
9
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan