- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Densus 88 Sebut Ledakan SMAN 72 Bukan Terorisme tapi Memetic Violence
TS
mabdulkarim
Densus 88 Sebut Ledakan SMAN 72 Bukan Terorisme tapi Memetic Violence
Densus 88 Sebut Ledakan SMAN 72 Bukan Terorisme tapi 'Memetic Violence', Apa Maksudnya?

Oleh
Syahidan
Selasa, 11 November 2025 - 19:47 WIB
Share
Suasana masjid yang menjadi tempat ledakan di SMAN 72 Jakarta, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Polda Metro Jaya menyebutkan sebanyak 55 orang mengalami luka-luka dalam ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat siang. (Foto: Antara/Ika Maryani/foc).
Suasana masjid yang menjadi tempat ledakan di SMAN 72 Jakarta, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Polda Metro Jaya menyebutkan sebanyak 55 orang mengalami luka-luka dalam ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat siang. (Foto: Antara/Ika Maryani/foc).
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Ukuran Font
Kecil
Besar
Densus 88 Antiteror Polri menyatakan tidak menemukan indikasi aktivitas terorisme dalam kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta. Aksi yang dilakukan siswa pelaku justru digolongkan sebagai bentuk "memetic violence daring" atau kekerasan yang terinspirasi dari konten daring.
"Sampai saat ini tidak ditemukan aktivitas terorisme yang dilakukan ABH (anak berhadapan dengan hukum), jadi murni tindakan yang dilakukan adalah tindakan kriminal umum, jadi kalau di komunitas kekerasan ini ada istilah memetic violence daring" ujar PPID Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Mayndra juga mengungkap temuan menarik terkait tulisan-tulisan yang terdapat pada senjata airsoft gun milik pelaku. Berbagai nama tokoh dan ideologi dari penjuru dunia tertera pada senjata mainan tersebut.
"Dalam senjata airsoft gun di atasnya ditulis berbagai macam nama tokoh, maupun ideologi yang berkembang hampir di beberapa benua, yaitu di Eropa dan Amerika, sekali lagi yang bersangkutan hanya melakukan peniruan saja karena itu sebagai inspirasi yang bersangkutan melakukan tindakan," tutur Mayndra.
Ia menegaskan kembali bahwa pelaku benar-benar bertindak sendiri tanpa ada koneksi dengan jaringan terorisme manapun. "Kejadian ini belum termasuk tindak pidana terorisme," sambungnya.
Sebelumnya, Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Henik Maryanto mengungkapkan modus operandi peledakan bom di masjid SMAN 72 Jakarta. Bom diduga diledakkan menggunakan sistem kendali jarak jauh, dengan pelaku tidak berada di dalam masjid saat kejadian.
"Kemudian switching-nya menggunakan receiver yang dikendalikan dengan remote, namun remot tidak kita temukan di dalam masjid. Casing-nya itu jeriken plastik 1 liter, kemudian strap mill paku," tutur dia.
Henik menjelaskan kesimpulan tim setelah menganalisis barang bukti di TKP. "Dapat disimpulkan untuk di TKP pertama di masjid bahwa dengan material yang ditemukan rangkaian tersebut adalah rangkaian bom aktif dengan menggunakan remot. Hal tersebut disesuaikan dengan ditemukannya 4 buah baterai transmiter dan bagian receiver yang menggunakan daya 6 volt, jadi antara power dengan receiver itu ada kesesuaian dayanya 6 volt," imbuhnya.
Polisi juga berhasil mengamankan barang bukti tambahan di dua lokasi lain di sekitar sekolah. Temuan bom juga dilaporkan di area taman baca dan bank sampah, termasuk remote kontrol yang diduga digunakan untuk meledakkan bom.
https://www.inilah.com/densus-88-teg...-apa-maksudnya
Bom di Masjid SMAN 72 Diledakkan Pelaku dari Jauh Pakai Remote
https://akcdn.detik.net.id/community...peg?w=700&q=90
Wildan Noviansah - detikNews
Selasa, 11 Nov 2025 17:46 WIB
Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Henik Maryanto (Wildan/detikcom)
Jakarta - Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Henik Maryanto mengatakan bom yang meledak di masjid SMAN 72 Jakarta diduga dikendalikan pakai remote. Henik mengatakan posisi pelaku saat meledakkan bom tersebut tidak berada di dalam masjid.
"Dari beberapa barang bukti kita analisis bahwa power yang digunakan oleh terduga itu dengan menggunakan 4 buah baterai AAAA kemudian initiator-nya adalah electric mass, kemudian explosive-nya mengandung potassium chloride," kata Henik dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Henik mengatakan remote yang digunakan pelaku untuk meledakkan bom di masjid tidak ditemukan di dalam masjid. Di lokasi ditemukan sisa material ledakan bom.
"Kemudian switching-nya menggunakan receiver yang dikendalikan dengan remote, namun remote tidak kita temukan di dalam masjid. Casing-nya itu jeriken plastik 1 liter, kemudian strap mill paku," tutur dia.
"Dapat disimpulkan untuk di TKP pertama di masjid bahwa dengan material yang ditemukan rangkaian tersebut adalah rangkaian bom aktif dengan menggunakan remote. Hal tersebut disesuaikan dengan ditemukannya 4 buah baterai transmiter dan bagian receiver yang menggunakan daya 6 volt, jadi antara power dengan receiver itu ada kesesuaian dayanya 6 volt," imbuhnya.
Henik mengatakan polisi juga menemukan barang bukti bom di taman baca dan bank sampah. Di taman baca juga ditemukan remote.
"TKP yang kedua posisi itu ada di bank sampah dan di taman baca. Di taman baca kami mendapatkan barang bukti dengan casing kaleng minuman dilengkapi dengan sumbu bakar dan di sebelahnya terdapat remote," jelas dia.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh polisi, pelaku diduga meledakkan bom menggunakan remote. Meski demikian, pelaku tidak berada di dalam masjid saat meledakkan bom di masjid SMAN 72.
"Jadi pada saat temuan tersebut analisa kami bahwa terduga pelaku meledakkan, posisi yang bersangkutan tidak di dalam masjid, karena remote kami temukan di taman baca," tutur dia.
https://news.detik.com/berita/d-8205...-pakai-remote.
Terungkap, Pelaku Ledakan SMAN 72 Terobsesi Konten Ekstrem

Gilang Faturahman - detikNews
Selasa, 11 Nov 2025 19:35 WIB
Jakarta - Kapolda Metro Jaya Asep Edi Suheri ungkap hasil penyidikan kasus ledakan SMAN 72, pelaku diketahui tertarik pada konten kekerasan dan hal-hal ekstrem.
PreviousNext
Kapolda Metro Jaya Asep Edi Suheri dan Diresrikum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra serta pimpinan lainnya memberikan keterangan pers terkait penanganan kasus ledakan di SMAN 72 di Gedung Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).

Dalam kasus ini, kepolisian turut berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) untuk melakukan pendampingan serta upaya pencegahan, termasuk memberikan konseling agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Hasil penyidikan, pelaku peledakan menyukai atau tertarik dengan konten-konten kekerasan dan hal-hal yang berbau ekstrim.

Akibat ledakan yang terjadi di sekolah tersebut, tercatat sebanyak 96 orang mengalami luka-luka, terdiri atas 67 orang dengan luka ringan, 26 orang luka sedang, dan tiga orang mengalami luka berat.

Terdapat tujuh peledak yang dibawa pelaku, 4 meledak di dua lokasi berbeda serta 3 lainnya belum digunakan.

Polisi juga menampilkan sejumlah barang bukti dalam konferensi pers ini dan pelaku masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.
https://news.detik.com/foto-news/d-8...onten-ekstrem.
Yang bersangkutan bakal kena pasal apa ya? Percobaan pembunuhan kah kalau bukan pasal terorisme?
itkgid dan variolikes memberi reputasi
2
365
22
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan