Kaskus

Entertainment

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Eksekutor Tak Tega Tembak Kepala Sang Istri, Kopda Muslimin Pilih Bunuh Diri
Quote:



Kopral Dua (Kopda) Muslimin merupakan personel TNI AD yang bertugas di Batalyon Artileri Pertahanan Udara 15/Dahana Bhaladika Yudha, yang bermarkas di Jatingaleh, Semarang, Jawa Tengah. Batalyon ini merupakan Satuan Bantuan Tempur di lingkungan Kodam IV/Diponegoro dalam kecabangan artileri pertahanan udara. Alutsista yang dioperasikan batalyon ini berupa senjata keramat meriam artileri pertahanan udara kaliber 57 mm alias S-60 serta rudal Starstreak.

Kopda Muslimin yang berasal dari kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kemudian menikah dengan Rina Wulandari. Mereka berdua kemudian tinggal di Jalan Cemara III, Banyumanik, Kota Semarang. Mereka dikaruniai dua anak. Anak kedua lahir pada awal Februari 2022.

Pernikahan mereka bisa dibilang harmonis dan nyaris tidak pernah terjadi cekcok, menurut Rina sang istri, suaminya senang saat anak kedua mereka lahir. Suaminya juga disebut sering meluangkan waktu untuk berjalan-jalan bersama keluarga.

Quote:


Namun, tanpa sepengetahuan Rina, Kopda Muslimin ternyata telah menjalin asmara dengan wanita berinisial W. Kopda Muslimin juga menyewakan rumah kontrakan untuk selingkuhannya tersebut. Di sana mereka sering bertemu dan melakukan hubungan seks.

Nafsu membutakan mata sang prajurit, dia pun merencanakan aksi keji, yakni melenyapkan sang istri. Pria itu kemudian berkonsultasi dengan beberapa rekannya untuk melenyapkan nyawa sang istri.


Rencana Pembunuhan


Suatu hari pada bulan Juni 2022, ketika sang istri sedang tidak berada di rumah, dia mengundang salah satu temannya bernama Sugiyono alias Babi. Dia ini teman nongkrong dan teman minum minuman keras. Kopda Muslimin ingin meminta saran, kira-kira bagaimana cara untuk menghabisi nyawa istrinya.

"Saya terkekang oleh istri, sudah nggak betah. Saya berencana menghabisinya, kamu punya rencana ?" ujar Kopda Muslimin.

"Bagaimana kalau diracun ?" ucap Sugiyono alias Babi.

"Sebenarnya saya punya ide lain, kamu pura-pura merampok rumahku, kemudian bunuh istriku," kata Kopda Muslimin.

"Kalau begitu, tunggu sebentar, saya akan diskusikan dengan teman," ujar Babi.

Babi kemudian meluncur menuju kabupaten Magetan, Jawa Timur, untuk menemui Agus Santoso alias Gondrong. Dia bilang sama Gondrong, ada orang yang ingin menghabisi istrinya sendiri. Gondrong kemudian menyarankan diracun pakai kecubung.

Quote:


Beberapa hari kemudian, Babi mengajak Gondrong ke Semarang untuk bertemu dengan Kopda Muslimin di daerah Padasan. Di sana sang prajurit menceritakan keluh kesahnya.

"Saya terkekang dan merasa tertekan, ingin memberi istri pelajaran," kata Kopda Muslimin.

"Saya sudah dengar ceritanya dari Babi. Saran saya, jangan langsung dibunuh Bang. Buat pelajaran, racun saja pakai kecubung, ini saya sudah bawakan," kata Gondrong sambil menyerahkan kecubung.

Namun, selama dua hari Kopda Muslimin tidak berani memberikan racun kecubung itu. Dia kemudian minta bertemu lagi dengan Babi dan Gondrong,

"Saya tak berani meracun istri. Kalian eksekusi saja dengan cara ditembak. Senjata akan saya carikan," kata Kopda Muslimin.

"Upahnya berapa ?" tanya Babi.

"Saya akan berikan Rp 200 juta," jawab Kopda Muslimin, "kalian boleh ambil barang di rumahku sebagai tambahan," sambung pria itu.

"Kalau Rp 200 juta tidak cukup, Bang," Gondrong menimpali.

"Lalu berapa ?" tanya Kopda Muslimin.

"Rp 200 juta dan Toyota Yaris," jawab Gondrong.

"Baik, saya akan siapkan uang untuk membeli senjata. Kalian bisa ambil DP-nya pagi hari tanggal 18 Juli."

Setelah kesepakatan tercapai, Babi dan Gondrong mencari anggota tambahan untuk membantu eksekusi. Dua orang itu adalah Ponco Aji Nugroho dan Supriyono. Mereka kini tinggal menunggu kapan hari eksekusi dilakukan.


Hari Eksekusi



Senin pagi, tanggal 18 Juli 2022, Babi pergi menemui Kopda Muslimin untuk mengambil DP yang dijanjikan. Saat bertemu Kopda Muslimin, Babi tidak mendapatkan DP, dia justru diminta melakukan eksekusi hari itu juga. Sang tentara bilang, dia akan memberi uang setelah eksekusi selesai.

Babi kemudian pergi menemui tiga rekannya yang menunggu di sebuah gapura. Setelah mendapat informasi dari Babi, bahwa eksekusi akan dilakuakan hari itu; mereka mulai membagi tugas.

Babi dan Ponco Aji Nugroho akan bertindak sebagai eksekutor mengendarai Kawasaki Ninja 2-tak, sementara Supriyono dan Gondrong naik Honda Beat warna hitam akan bertindak sebagai pengawas. Tiga hari sebelumnya, Gondrong telah mendapat pistol rakitan lengkap dengan empat butir peluru kaliber 9 mm dari Dwi Sulistiono dengan harga Rp 3 juta.

Quote:


Sementara itu, Kopda Muslimin akan memandu eksekutor untuk menlenyapkan sang istri, dia memantau aksi 4 orang pembunuh bayaran melalui kamera CCTV yang tersambung ke dalam rumah. Sang Kopda juga berpesan agar tembakan jangan sampai mengenai anaknya.

Pukul 11:35, empat pelaku membuntuti Rina Wulandari yang baru saja menjemput anak perempuannya dari sekolah. Ponco Aji Nugroho membonceng Babi dengan Kawasaki Ninja 2-tak, sementara Supriyono membonceng Gondrong dengan Honda Beat.

Sekitar pukul 11:47 Rina Wulandari, 34 tahun, baru saja pulang dari menjemput anaknya sekolah. Dia tidak menyadari sudah dibuntuti oleh 4 orang. Tiba-tiba dia dipepet oleh sepeda motor Kawasaki Ninja yang ditumpangi dua orang pria.

Pria yang membonceng Kawasaki Ninja lalu mengeluarkan pistol dan menembak ke bagian perut Rina dari sisi kiri. Namun, wanita itu tidak ambruk dan masih kuat berdiri. Sementara sang penembak langsung kabur.

Kopda Muslimin melihat secara lagsung aksi penembakan itu melalui CCTV, dia mengira tembakan itu gagal. Padahal peluru sudah berhasil mengenai perut sang istri. Kopda Muslimin lalu menghubungi Babi lewat telepon dan meminta menembak lagi.

"Tembakannya nggak kena ! Tembak lagi pas di kepalanya !"

Ucapan Kopda Muslimin kepada Babi itu membuatnya bimbang, dia merasa takut dan tak berani menembak kepala Rina Wulandari. Alasannya karena dia sudah sangat mengenal wanita itu. Namun, tugas harus dilakukan.

Babi meminta Supriyono mengarahkan motornya kembali ke arah depan rumah Rina, karena tak tega menembak di kepala, Babi arahkan tembakan kedua ke perut wanita itu dari sisi kanan. Meski Rina sempat mencoba mencegah dengan mengayunkan tas, peluru tetap bersarang di perutnya.

Quote:


Setelah tembakan kedua, Babi dan ketiga rekannya kabur. Kopda Muslimin yang pura-pura panik, kemudian membawa sang istri ke Rumah Sakit Hermina di Banyumanik. Dia juga sempat ikut menunggu sang istri saat dirawat.

Sekitar pukul 15.00, Kopda Muslimin bertemu dengan Babi dan Gondrong di samping Indomaret, yang tak jauh dari Rumah Sakit Hermina. Di sana, sang tentara menyerahkan uang Rp 120 juta.

"Saya kasih kalian uang Rp 120 juta untuk kabur," ujar Kopda Muslimin.

Kedua pembunuh bayaran itu kemudian membagi uang itu dengan dua teman lainnya, mereka kemudian merubah warna kendaraan yang dipakai dalam aksi penembakan serta berpencar ke berbagai daerah untuk bersembunyi. Sementara Kopda Muslimin pergi ke rumah orang tua di Kendal.


Kopda Muslimin Pilih Bunuh Diri



Aksi penembakan terhadap Rina Wulandari kemudian diselidiki oleh pihak Polres Semarang, karena korban istri tentara, penyelidikan juga melibatkan Polisi Militer Angkatan Darat. Pada 18 Juli 2022, Kopda Muslimin tiba-tiba menghilang, hal ini menimbulkan kecurigaan. Polisi dan Polisi Militer kemudian memburu Kopda Muslimin beserta pelaku penembakan.

Di sisi lain, meski dua peluru sempat bersarang di perutnya, wanita ini berhasil selamat. Setelah dirawat di RS Hermina, dia lalu dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi. Tuhan maha adil, dan Rina Wulandari selamat dari rencana jahat sang suami.

Tak butuh waktu lama bagi polisi untuk menangkap pelaku, pada 21 Juli 2022, pukul 20L00, Babi ditangkap. Pada 22 Juli pukul 13:00, giliran gondrong diciduk. Pada 23 Juli, dua orang lain ditangkap bersama penyedia senjata.

Sepeda motor Kawasaki Ninja yang dipakai pelaku ditemukan di rumah yang ada di daerah Mijen, Semarang. Serta Honda Beat ditemukan di sebuh rumah di daerah Sayung, Demak.

Quote:


Sekitar 10 hari setelah penembakan terhadap sang istri, Polisi Militer akhirnya berhasil melacak keberadaan Kopda Muslimin. Dia bersembunyi di rumah orang tuanya di kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Saat sampai lokasi, Kopda muslimin telah mati.

Kopda Muslimin mati karena menenggak racun, berdasarkan hasil autopsi waktu itu, pria itu bunuh diri dengan racun sianida. Menurut keterangan kedua orang tuanya, dia sempat minta maaf dan menceritakan aksi percobaan pembunuhan terhadap sang istri.

Pak Mustakim, ayah dari Kopda Muslimi kemudian menasihati anaknya untuk segera menyerahkan diri. Tetapi pukul 05:30 pagi pada tanggal 28 Juli, pria itu muntah-muntah, dan tepat pukul 07:00 meninggal dunia. Polisi Militer juga menemukan 6 surat wasita yang ditulis Kopda Muslimin untuk anak dan istrinya.

Kopda Muslimin tidak dimakamkan secara militer dan dipecat secara tidak hormat. Jenazahnya dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum Trompo, Kendal, Jawa Tengah, yang berjarak hanya 500 meter dari rumah orang tuanya.



Kesaksian Sang Istri dan Misteri Sosok W



Pada 14 Desember 2022, Rina Wulandari dihadirkan di Pengadilan Negeri Semarang sebagai saksi. Dia hadir memakai kursi roda, karena kondisinya belum pulih. Wanita ini bertatap muka dengan para pelaku penembakan dirinya.

Selama kesaksiannya, Rina mengatakan jika hubungan dengan suaminya baik-baik saja, tidak pernah cekcok. Dia juga tidak menyangka sang suami adalah dalang dibalik rencana percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Rina bahkan tidak tahu, kalau suaminya punya selingkuhan

Dari empat pelaku, dia mengenali sosok Babi dan Gondrong yang sempat bertamu ke rumahnya. Masih menurut Rina, suaminya punya bisnis lain, yakni ternak burung murai batu. Dari usaha itu, setiap transaksi, suaminya untung sebesar Rp 30 juta. Jauh dari gaji sebagai anggota TNI senilai Rp 4,5 juta per bulan. Suaminya juga punya penghasilan lain dengan menjadi keamanan parkir di sekitar tempat perbelanjaan di Semarang.

Quote:


Soal kasus perselingkuhan, Rina juga tidak menyadarinya, karena selama ini ponsel sang suami selalu diletakkan di sembarang tempat dan tidak pernah dikunci. Dia baru tahu jika suaminya puya dua ponsel saat di persidangan. Di mana ponsel satunya dipakai menghubungi selingkuhannya.

Rina mengatakan, pada 2014 suaminya memang ketahuan selingkuh. Hal itu dilaporkan ke komandan, Kopda Muslimin kemudian dapat peringatan dan sanksi. Setelah kasus itu, hubungan keduanya kembali harmonis.

Quote:


Menurut keterangan Babi, rencana pembunuhan terhadap Rina sudah direncanakan beberapa kali oleh Kopda Muslimin. Mulai dari percobaan memakai racun bahkan santet, dan terakhir ditembak dengan pistol.

Dalam persidangan juga terungkap, jika uang yang diberikan kepada para pelaku merupakan uang yang dipinjam dari mertua Kopda Muslimin. Saat istrinya dirawat, Muslimin minta uang Rp 120 juta kepada sang mertua untuk membayar biaya rumah sakit. Uang itu lalu diserahkan kepada 4 pelaku penembakan.

Kemudian, Muslimin kembali meminta uang Rp 90 juta kepada sang mertua. Alasannya masih ada kekurangan pembayaran biaya rumah sakit. Uang itu lalu digunakan untuk kabur dari Semarang.

Quote:


Yang masih menjadi misteri adalah sosok wanita berinisial W yang merupakan selingkuhan Kopda Muslimin. Menurut polisi, mereka telah memeriksa wanita tersebut dan mengatakan bahwa W tidak tahu aski penembakan terhadap Rina Wulandari.

W mengatakan dirinya mulai menjaga jarak setelah tahu Kopda Muslimin sudah memiliki istri, dia mengatakan, sang Kopda sempat mengajaknya kabur setelah penembakan sang istri terjadi. Tapi, W menolak ajakan Kopda Muslimin.

Menurut polisi, W adalah pekerja di konter HP dan menjual kartu seluler. Maka dari itu, Kopda Muslimim sering gonta-ganti nomor HP. Identitas W sendiri tidak dipublikasikan. Dan bagaimana ceritanya tentara bisa kepincut pegawai konter HP ? Ini yang masih misteri, karen polisi tak mau mempublikasikannya.

Sementara itu, dulu ada postingan di Facebook dari sebuah akun bernama Putri Bungsu, yang menyebut sosok W sebagai pemandu lagu. Disertai dengan foto wanita berambut panjang yang. Sampai sekarang, infromasi itu belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.

Quote:


Pada 4 April 2023, hakim menjatuhkan vonis kepada tersangka Babi, Gondrong, Supriyono dan Ponco Aji Nugroho dengan hukuman penjara 15 tahun, lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum, yakni 18 tahun penjara.

Perbuatan empat tersangka telah melanggar pasal 340 jo pasal 53 ayat (1) Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sementara Dwi Sulistiono selaku penjual pistol rakitan juga diganjar 15 tahun penjara. Atas putusan itu, kelima tersangka menerima.


Kesetiaan berarti ketulusan untuk menyimpan satu hati di dalam hati dan berjanji untuk tidak akan mengkhianati.



Sekian dan terima kasih, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian ini.




Referensi: 1| 2 | 3 | 4
bonek.kamarAvatar border
ami23164Avatar border
bundafarah70Avatar border
bundafarah70 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.7K
51
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan