Pengakuan di KTP Batang: 44 Penghayat Kepercayaan Kini Punya Status Resmi di Kolom Identitas

Muslihun

Kamis, 30 Oktober 2025 | 12:02 WIB



Wakil Bupati Batang Suyoni saat sambutan di Sosialisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang digelar di Hotel Dewi Ratih Batang, Kamis 30 Oktober 2025

BATANG, AYOBATANG.COM—Secarik kertas bernama Kartu Tanda Penduduk (KTP) seringkali hanya dianggap sebagai identitas administratif. Namun, bagi puluhan warga di Kabupaten Batang, KTP kini menyimpan makna yang jauh lebih dalam: pengakuan atas keyakinan yang diwariskan leluhur.

Sebanyak 44 kolom agama kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kini telah tertera di KTP warga Batang, tersebar dari delapan kelompok penghayat yang teridentifikasi.

Angka ini mungkin terbilang kecil, namun menjadi penanda penting bahwa payung negara telah terbuka lebar untuk melindungi keberagaman keyakinan di daerah tersebut.

Kisah pengakuan ini mengemuka dalam acara Sosialisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang digelar di Hotel Dewi Ratih Batang, Kamis 30 Oktober 2025. 

Acara yang dihadiri sekitar 50 peserta ini bukan sekadar pertemuan, melainkan penegasan akan pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya lokal yang masih hidup di tengah masyarakat.

Wakil Bupati Batang, Suyono, dalam kesempatan itu menegaskan bahwa kehadiran negara adalah sebuah keharusan.

Negarawan, menurutnya, memiliki kewajiban untuk melindungi seluruh warga negara, termasuk para penghayat kepercayaan.

“Negara hadir, artinya bahwa negara menjaga tentang penghayat kepercayaan, karena itu juga dikuatkan dengan Undang-Undang Dasar 1945, seperti Pasal 29 dan Pasal 28E yang mengatur tentang kebebasan beragama dan berkepercayaan,” jelas Suyono.

Menariknya, Suyono juga menyinggung bagaimana praktik kepercayaan sejatinya masih mengakar kuat, bahkan di kalangan umat beragama sekalipun.

“Saya Muslim, tapi ketika mau melakukan kegiatan besar, kadang masih bertanya pada orang yang bisa menghitung hari atau weton. Ini bagian dari kearifan lokal yang harus dirawat,” tegasnya, memberikan konteks bahwa kearifan lokal adalah bagian tak terpisahkan dari budaya bangsa.

Dukungan serupa datang dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang, Bambang Suryantoro Soedibyo.

Menurutnya, kepercayaan merupakan bagian integral dari kebudayaan yang tumbuh dan diwariskan oleh para leluhur.

“Kepercayaan adalah salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia. Perlu kita pertahankan karena melalui kepercayaan ini banyak hal dari leluhur yang masih kita ikuti sampai sekarang,” terangnya.

Bambang menyebutkan, di Batang saat ini ada delapan kelompok kepercayaan yang teridentifikasi, salah satunya adalah Saptodarmo. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa jumlah yang sudah mencantumkan di KTP lewat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) baru 44 orang.

“Saya yakin yang lain masih ada, tapi belum terdaftar,” ungkapnya optimistis.

Lebih lanjut, Bambang menegaskan bahwa para penghayat di Batang sama sekali tidak merasa terpinggirkan. Kehadiran pemerintah daerah, justru membuat mereka merasa diakui. “Teman-teman dari kepercayaan ini merasa senang. Mereka tahu bahwa pemerintah masih memperhatikan dan mendukung keberadaan mereka,” ujarnya.

Ia bahkan mengungkapkan fakta yang cukup unik: di antara para penghayat kepercayaan terdapat individu yang beragama Islam, bahkan sudah menunaikan ibadah haji.

“Ada yang Muslim, bahkan haji juga ada. Mereka tetap memiliki kepercayaan,” pungkas Bambang.

Melalui kegiatan sosialisasi ini, harapan terbesar adalah tumbuhnya pemahaman di masyarakat bahwa penghayat kepercayaan bukan sesuatu yang asing, melainkan bagian tak terpisahkan dari kekayaan dan keragaman budaya bangsa yang wajib untuk dilestarikan.

https://www.ayobatang.com/batang-ray...ZWM2ZFRFFsdg..

Bagus ini, wajib dilestarikan, semoga bisa ditiru di kota lainnya