- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Makamnya di Karanganyar Ramai Peziarah
TS
mabdulkarim
Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Makamnya di Karanganyar Ramai Peziarah

Tayang: Kamis, 30 Oktober 2025 19:59 WIB | Diperbarui: Kamis, 30 Oktober 2025 21:44 WIB
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
zoom-inlihat fotoWacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Makamnya di Karanganyar Ramai Peziarah
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
MAKAM SOEHARTO. Astana Giribangun, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar ditengah wacana pengangkatan Presiden RI ke-2 Soeharto jadi pahlawan nasional, Kamis (30/10/2025).
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Wacana Presiden RI ke-2, Jenderal TNI (Purn) Soeharto, menjadi pahlawan nasional kembali mencuat pada tahun 2025.
Di balik wacana tersebut, suasana di makam Soeharto di Astana Giribangun, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, tetap ramai didatangi para peziarah.
Juru Kunci Astana Giribangun, Sukirno, mengungkapkan bahwa makam Soeharto hampir tidak pernah sepi dari pengunjung.
“Di sini setiap hari ada peziarah. Kalau hari biasa rata-rata sekitar 50 orang, akhir pekan bisa mencapai 100 orang. Saat musim hujan atau bukan masa liburan sekolah memang agak berkurang,” kata Sukirno, Kamis (30/10/2025).
Terkait wacana pengusulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, Sukirno menyebut hal itu sebenarnya sudah lama berhembus, bahkan berasal dari kalangan masyarakat bawah, termasuk para peziarah.
Ia mengaku terenyuh karena banyak masyarakat yang sudah menganggap Soeharto sebagai pahlawan, meski belum diakui secara resmi oleh negara.
“Kebanyakan yang datang ke sini berharap Pak Harto diangkat jadi pahlawan nasional. Mereka datang karena panggilan hati nurani, bukan karena disuruh siapa pun,” ujar Sukirno.
“Sering juga ada yang bertanya, ‘Kok Pak Harto belum jadi pahlawan nasional?’ Kami hanya bisa menjawab bahwa itu keputusan dari pihak atas. Mereka berharap semoga segera ditetapkan,” imbuh Sukirno.
Sejarah Astana Giribangun
Salah satu destinasi wisata religi di Karanganyar yang terkenal adalah Astana Giribangun.
Astana Giribangun yang berlokasi di Matesih Karanganyar ini merupakan kompleks makam keluarga Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.
Berlokasi di lereng Gunung Lawu pada ketinggian sekitar 660 mdpl, kompleks makam ini berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4,3 hektar di Bukit Ngaglik, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih.
Suasana sejuk khas pegunungan berpadu dengan pemandangan hijau yang indah membuat kawasan ini terasa damai dan khidmat.
Sebelum berdiri Astana Giribangun, area ini merupakan kompleks pemakaman keluarga Pura Mangkunegaran bernama Astana Mangadeg.
Pada tahun 1974, Presiden Soeharto memutuskan membangun Astana Giribangun sebagai tempat peristirahatan keluarga Cendana.
Keluarga Soeharto disebut Keluarga Cendana karena rumah kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi asal penamaan tersebut.
Pada Jumat Wage, 23 Juli 1976, kompleks makam keluarga Cendana ini diresmikan.

Suasana Astana Giribangun di hari tepat 14 tahun Presiden Soeharto wafat, Kamis (27/1/2022). (TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)
Astana Giribangun terdiri dari tiga cungkup utama:
Cungkup Argosari: cungkup paling utama, tempat dimakamkannya Presiden Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah (Tien Soeharto). Di sini pula dimakamkan orang tua Siti Hartinah, pasangan Soemarharjomo, keturunan Mangkunagoro III.
Cungkup Argokembang: diperuntukkan bagi para pengurus pleno dan seksi Yayasan Mangadeg.
Cungkup Argotuwuh: menjadi tempat peristirahatan bagi pengurus Yayasan Mangadeg maupun keluarga besar Mangkunegaran.
Kini, Astana Giribangun tidak hanya berfungsi sebagai makam keluarga Cendana, tetapi juga menjadi destinasi wisata religi.
Ribuan peziarah dari berbagai penjuru Indonesia datang setiap hari, baik untuk mendoakan maupun sekadar menelusuri jejak sejarah Soeharto, tokoh yang penuh kontroversi dalam perjalanan bangsa.
Akses menuju Astana Giribangun cukup mudah.
Pengunjung bisa menempuh jalur Solo–Tawangmangu dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Kompleks ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00. (*)
https://solo.tribunnews.com/solo-ray...arah?page=all.
Warga Kemusuk Dukung Soeharto Jadi Pahlawan: Harusnya dari Dulu

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Kamis, 30 Okt 2025 17:04 WIB
Suasana Pedukuhan Kemusuk Kidul, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Kamis (30/10/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul - Presiden ke-2 RI Soeharto diusulkan sebagai pahlawan nasional. Warga di tanah kelahiran Soeharto yakni Kemusuk, Sedayu, Bantul sangat setuju.
Dukuh Kemusuk Kidul, Ngadiono, sangat mendukung jika Soeharto ditetapkan menjadi pahlawan nasional. Menurutnya, hal tersebut menjadi harapan warga Kemusuk Kidul.
"Ya jelas sangat senang sekali kalau Pak Soeharto jadi pahlawan nasional. Itu sudah diharapkan sekali dari warga Kemusuk," katanya kepada detikJogja, Kamis (30/10/2025).
Ngadiono menilai seharusnya penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional sudah berlangsung sejak lama. Ngadiono juga berencana mengajak warganya syukuran jika Soeharto jadi ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
"Pak Soeharto seharusnya sudah jadi pahlawan nasional dari dulu," ujarnya.
"Ya kalau secara pribadi saya akan mengajak masyarakat untuk bersyukur kepada Allah (terkait penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional)," ucapnya.
Sementara itu Dukuh Kemusuk Lor, Andri Parjiyanto, mengatakan Soeharto memang pantas ditetapkan sebagai pahlawan. Andri menilai Soeharto merupakan pejuang yang ikut andil dalam kemerdekaan.
"Jadi warga betul-betul setuju, karena terbukti Pak Harto ikut berperang dan turut andil dalam kemerdekaan Indonesia. Ya, jadi memang sangat pantas kalau Pak Soeharto itu jadi pahlawan nasional," katanya kepada detikJogja hari ini.
Terkait apakah akan ada perayaan jika Soeharto nantinya ditetapkan sebagai pahlawan nasional, Andri mengaku belum ada. Pasalnya, Andri belum mengetahui kapan penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
"Kalau perayaan kita tidak tahu penetapannya kapan. Jadi untuk sementara belum ada rencana untuk perayaan terkait itu," ujarnya.
Hal senada disampaikan Kepala Museum Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto, Gatot Nugroho. Gatot berharap Soeharto bisa ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
"Semoga dinobatkan tanggal 10 November 2025, rencananya seperti itu," kata Gatot kepada detikJogja.
Rencananya, pihak museum bakal menggelar tasyakuran sederhana jika Soeharto menjadi pahlawan nasional. Nantinya pihaknya bakal mengundang tokoh masyarakat setempat.
"Setelah doa bersama Barahmus (Badan Musyawarah Musea) DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) ada rencana kuliah umum soal pak Harto secara daring dan luring di Museum. Tapi tanggalnya belum tahu, yang jelas kalau sudah ditetapkan," ucapnya.
Oleh karena itu, Gatot sangat berharap usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional disetujui oleh pemerintah.
"Saat ini berdoa saja mudah-mudahan pemerintah menetapkan Pak Harto sebagai pahlawan nasional," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyerahkan 40 nama tokoh yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional. Usulan itu diserahkan kepada Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon.
Beberapa tokoh yang diusulkan di antaranya Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Marsinah.
"Usulan ini berupa nama-nama yang telah dibahas selama beberapa tahun terakhir ini. Jadi ada yang mungkin sudah memenuhi syarat sejak lima tahun lalu, enam tahun lalu, atau baru tahun ini. Di antaranya Presiden Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid, dan Marsinah," ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Selasa (21/10/2025).
https://www.detik.com/jogja/berita/d...nya-dari-dulu.
Puluhan Ribu Orang Tanda Tangan Petisi Tolak Soeharto Digelar Pahlawan Karena Tak Pantas

Koma.id- Penolakan publik terhadap wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada mantan Presiden Soeharto terus bergema di ruang publik. Gerakan Masyarakat Sipil Adili Soeharto mencatat, hingga Senin (28/10), lebih dari 10.500 tanda tangan terverifikasi telah terkumpul dalam petisi di platform Change.org.
Silakan gulirkan ke bawah
Petisi tersebut menegaskan bahwa Soeharto tidak layak menerima gelar pahlawan karena dinilai memiliki rekam jejak kelam selama 32 tahun kekuasaannya, meliputi pelanggaran hak asasi manusia (HAM), korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta penyalahgunaan wewenang.
Dalam keterangan tertulisnya, gerakan tersebut menguraikan sembilan kasus pelanggaran berat HAM yang terjadi di masa Orde Baru, mulai dari peristiwa 1965-1966 hingga tragedi Semanggi dan pembunuhan dukun santet.
Selain itu, Kejaksaan Agung pada 1998 juga menemukan penyalahgunaan dana di berbagai yayasan yang diketuai Soeharto, sementara laporan Bank Dunia dan UNODC pada 2007 menempatkannya sebagai pemimpin paling korup abad ke-20 dengan dugaan korupsi senilai hingga 35 miliar dolar AS.
Karena itu, mereka menyerukan penolakan luas terhadap pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto dengan menggaungkan tagar #TolakGelarPahlawanSoeharto dan #SoehartoBukanPahlawan, demi menghormati korban pelanggaran HAM dan menjaga moralitas sejarah bangsa.
https://koma.id/2025/10/28/puluhan-r...na-tak-pantas/
Banyak sekali orang yang menolak Presiden Suharto jadi pahlawan nasional dari aktivis, penyintas, PDIP, dan warganet.
Tapi banyak juga pendukungnya. Makamnya pun ramai terus dikunjungi masyarakat layaknya makam Presiden Sukarno dan Gus Dur. Kalau makam Habibie di Taman Makan Pahlawan Kalibata agak susah.
nadiahumairo dan mokorevolusi memberi reputasi
2
189
10
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan