JAKARTA, suaramerdeka.com — Pernyataan blak-blakan Luhut Binsar Pandjaitan soal kondisi proyek kereta cepat Whoosh kembali memantik perbincangan publik.

Luhut mengaku proyek tersebut memang sudah bermasalah sejak awal dan kini tengah diupayakan restrukturisasi besar-besaran agar tidak membebani APBN.

“Barangnya memang sudah busuk sejak awal. Kita perbaiki, audit, lalu berunding lagi dengan China,” ujar Luhut dalam acara “1 Tahun Prabowo–Gibran” di Jakarta, Sabtu (18/10/2025).

Ia menjelaskan, pemerintah saat ini tengah menunggu terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) untuk mengesahkan tim restrukturisasi proyek yang melibatkan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Menurutnya, langkah ini menjadi solusi realistis tanpa perlu tambahan dana dari negara.

Isu proyek Whoosh kembali mencuat setelah muncul perbandingan dengan Saudi Land Bridge, proyek kereta sepanjang 1.500 kilometer di Arab Saudi.

Investasinya disebut hanya sekitar Rp116,3 triliun—lebih murah dari proyek Whoosh yang panjangnya 142 kilometer tapi menelan biaya hingga Rp120,6 triliun.

Publik pun mempertanyakan efisiensi dan transparansi proyek yang sejak awal dibiayai pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan bunga tetap 2 persen per tahun selama 40 tahun.

Bahkan setelah mengalami pembengkakan biaya hingga Rp19,9 triliun, pemerintah harus kembali mencari tambahan dana dari bank China dengan bunga lebih tinggi, mencapai 3 persen.

Mantan Menko Polhukam Mahfud MD turut menyoroti ketertutupan kontrak kerja sama Indonesia–China dalam proyek ini.

Ia mempertanyakan mengapa hingga kini isi kontrak tidak bisa diakses secara publik.

Sementara itu, PT KAI yang memimpin konsorsium BUMN diketahui masih menanggung utang sekitar Rp6,9 triliun kepada CDB.

https://www.suaramerdeka.com/ekonomi...suk-sejak-awal

Semuanya lepas tangan, jadi siapa yg bertanggung jawab?

Oleh sebab itulah danantara dibuat, untuk menggarong uang rakyat dan membayar utang proyek2 pemerintah yg bermasalah.

Sakit kan negara ini?