Kaskus

News

medievalistAvatar border
TS
medievalist
Warga Sekitar Pabrik Aqua di Subang Keluhkan Kesulitan Air Bersih
Warga Sekitar Pabrik Aqua di Subang Keluhkan Kesulitan Air Bersih

Senin, 27 Oktober 2025 19:35 PM

Warga Sekitar Pabrik Aqua di Subang Keluhkan Kesulitan Air Bersih
Dedi Mulyadi Sentil Pabrik Aqua di Subang (tangkapan layar)


FAJAR.CO.ID, SUBANG – Sejumlah warga yang tinggal di sekitar pabrik Danone-Aqua di Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengeluhkan kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau.
Keluhan tersebut bahkan disampaikan langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat melakukan inspeksi mendadak ke lokasi pabrik beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungannya, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa dirinya menerima banyak laporan dari masyarakat terkait keterbatasan akses air bersih di sekitar area pabrik. “Jangan sampai kejadian begini. Air yang dari sini diangkut dan dijual dengan harga mahal, orang di sekitar gunung enggak mandi karena tidak punya air bersih,” ujarnya.
Dedi menegaskan pentingnya keseimbangan antara aktivitas industri dan pemenuhan kebutuhan air masyarakat sekitar. Ia meminta perusahaan untuk memastikan bahwa kegiatan operasional tidak mengganggu ketersediaan air bagi warga.
Sementara itu, dalam dialog di lokasi, perwakilan warga menyampaikan bahwa belum ada program penyaluran air bersih yang secara langsung mereka rasakan. Hal ini berbeda dengan pernyataan pihak perusahaan yang sebelumnya mengklaim telah menjalankan program tanggung jawab sosial (CSR) di bidang air bersih.
Di hadapan Gubernur, seorang ketua RW mengeluhkan kondisi kekeringan yang dialami sehari-hari dan tidak ada bantuan yang diberikan oleh Perusahaan. “Enggak ada, Pak. Saya sebagai RW-nya, saya juga belum pernah minum dari Aqua, enggak ada,” katanya.
Fenomena kekeringan serupa juga dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah lain yang menjadi lokasi pabrik Danone-Aqua. Penelitian yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada 2021 menunjukkan adanya penurunan debit air irigasi hingga 76% di Desa Kepanjen, Klaten, Jawa Tengah, setelah pabrik beroperasi. Kondisi tersebut berdampak pada meningkatnya biaya produksi pertanian hingga 62%.
Laporan kesulitan air juga datang dari warga di Cigombong, Bogor, serta Pasuruan, Jawa Timur. Mereka menyebutkan bahwa sumur-sumur mengering saat musim kemarau, sehingga harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagai respons, pihak perusahaan diketahui menjalankan program bantuan air melalui tangki, namun sebagian warga menilai langkah tersebut belum menjadi solusi jangka panjang.
Sejumlah pengamat menilai, situasi ini menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan sumber daya air di sekitar kawasan industri, agar keberadaan perusahaan dapat berjalan seimbang dengan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. (fajar)

https://fajar.co.id/2025/10/27/warga...rsih/?page=all
Diubah oleh medievalist 27-10-2025 19:16
MemoryExpressAvatar border
MemoryExpress memberi reputasi
1
361
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan